Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Contoh Supply Chain Management Berdasarkan Kegiatan Utamanya
9 Januari 2023 7:41 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 26 September 2024 9:03 WIB
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Supply chain management (SCM) adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan aliran produksi barang atau jasa yang paling efisien. Meski sudah sering diperdengarkan, masih banyak orang yang belum paham mengenai contoh supply chain management.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Green Supply Chain Management dan Studi Kasus di Dunia Industri oleh Rahmi Yuniarti, dkk, supply chain management dapat didefinisikan sebagai sebuah rantai pengawas yang menghubungkan suatu perusahaan dengan supplier mulai dari bahan material, pembayaran, informasi dari pemasok ke produsen, pedagang grosir pengecek sampai dengan konsumen.
Sedangkan menurut buku Supply Chain Management karangan Muhammad Arif, supply chain management adalah proses memproduksi dan menghantarkan aliran barang atau jasa dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada pelanggan.
Adapun tugas utama supply chain management adalah memastikan semua kebutuhan tercukupi dan mengeluarkan biaya seminim mungkin tanpa mengurangi kualitas produksi . Agar lebih paham, simak contoh supply chain management di bawah ini.
Contoh Supply Chain Management
Pujawan dan Mahendrawathi menerangkan dalam buku Green Supply Chain Management dan Studi Kasus di Dunia Industri oleh Rahmi Yuniarti, dkk, contoh supply chain management dapat dilihat dari pola kegiatannya. Berikut kegiatan utama supply chain management:
ADVERTISEMENT
1. Merancang Produk Baru (Product Development)
Perusahaan akan melakukan riset pasar, merancang produk baru, hingga melibatkan supplier dalam melakukan proses perancangan produk baru.
2. Memperoleh Material (Procurement)
Proses kegiatannya meliputi pemilihan supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, mengevaluasi kinerja supplier, memonitor risiko pasok, membina dan memelihara hubungan supplier, memilih teknologi yang sesuai untuk mendukung aktivitas pengadaan, menyimpan data-data yang terkait supplier dalam aktivitas pengadaan.
3. Merencanakan Proses Produksi dan Persediaan (Planning and Control)
Pada kegiatan ini, perusahaan akan merencanakan permintaan, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produk dan persediaan, serta mengendalikan produksi dan persediaan.
4. Proses Pengiriman (Distribution)
Perusahaan harus menyerahkan produk ke tangan pelanggan dengan melakukan proses distribusi logistik menggunakan jasa pengiriman tepercaya untuk memastikan pengiriman produk yang tepat waktu, aman, dan murah.
5. Menangani Pengembalian (Return)
Jika barang yang sampai di tangan konsumen merupakan produk yang cacat, produk kedaluwarsa, atau barang yang tidak sesuai, maka perusahaan harus memastikan menerima produk yang dikembalikan, menetapkan pengembalian uang, atau melakukan melakukan penarikan produk jika bermasalah dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT
Tujuan dan Manfaat Supply Chain Management
Menurut Miranda dalam buku Green Supply Chain Management dan Studi Kasus di Dunia Industri oleh Rahmi Yuniarti, dkk, tujuan dari SCM adalah memaksimalkan usaha untuk memenangkan persaingan dan meningkatkan keuntungan perusahaan sepanjang supply chain.
Selain untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, tujuannya juga untuk mengurangi biaya secara keseluruhan seperti biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya persediaan, serta biaya transportasi.
Adapun manfaat dari penerapan konsep SCM dalam perusahaan, di antaranya seperti yang dikutip dalam buku Green Supply Chain Management dan Studi Kasus di Dunia Industri oleh Rahmi Yuniarti, dkk:
1. Memberikan kepuasan kepada konsumen
Konsumen dari produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang.
ADVERTISEMENT
2. Peningkatan pendapatan
Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan 'terbuang' percuma, karena diminati konsumen.
3. Penurunan biaya
Pengintegrasian aliran produk dari perusahaan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan aset semakin tinggi
Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. . Peningkatan laba
Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar
Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh menjadi lebih kuat.
(NDA)