Konten dari Pengguna

Definisi Barang Normal, Contoh, dan Perbedaannya dengan Barang Inferior

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
30 Maret 2023 15:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi barang normal. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi barang normal. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam ilmu ekonomi, barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan bertambah ketika pendapatan masyarakat bertambah. Bisa dibilang, barang normal juga berarti bahwa barang tersebut memiliki elastisitas permintaan positif.
ADVERTISEMENT
Istilah normal pun tidak merujuk pada kualitas barang tersebut. Menurut kurva indiferensi, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap ketika pendapatan masyarakat bertambah.
Sebuah barang (i) disebut normal pada harga dan anggaran tertentu, jika permintaan barang itu (x j) meningkat sejalan dengan peningkatan anggaran (b j). Agar semakin paham mengenai barang normal, simak penjelasannya dalam uraian berikut.

Mengenal Barang Normal dalam Ilmu Ekonomi

Ilustrasi barang normal. Foto: Pixabay
Merujuk buku Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro oleh Dr. Busra, S.E., M.Si, Yuli Anisah, S.E., M.M., Zulkarnaini, S.E., M.Si., Ak., CA, barang normal adalah barang yang apabila pendapatan naik, maka permintaan terhadap barang tersebut juga akan naik.
Kebanyakan barang yang ada dalam masyarakat adalah barang normal. Sebab, naiknya permintaan terjadi akibat naiknya pendapatan. Pada saat pendapatan naik, maka kemampuan membeli masyarakat akan meningkat pula.
ADVERTISEMENT
Pendapatan yang meningkat, memungkinkan penduduk mengganti konsumsi dari barang normal yang mutunya lebih baik. Bagi barang normal, efek pendapatan dan substitusi bekerja dalam arah yang sama.
Pada umumnya, barang-barang yang masuk ke dalam kategori ini merupakan berbagai barang yang termasuk kebutuhan. Menurut laman Cermati, barang kebutuhan pastinya akan memiliki tingkat elastisitas pendapatan yang lebih besar dari nol, namun kurang dari satu (0 < IE < 1)
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa permintaan barang normal tidak elastis jika dihubungkan dengan pendapatan. Jika pendapatan meningkat 5%, maka jumlah permintaan barang ini meningkat kurang dari 5%, namun nilainya masih positif.

Perbedaan Barang Normal dengan Barang Inferior

Ilustrasi barang normal. Foto: Pixabay
Dikutip dari buku Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro oleh Akbar Jaya, Jana Siti Nor Khasanah, barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sebuah barang (i) disebut inferior pada harga dan anggaran tertentu, jika permintaan untuk barang itu (x j) , menurun dengan meningkatnya anggaran (b j). Beberapa contoh barang inferior adalah sandal jepit, mobil bekas, barang imitasi, dan lain sebagainya.
Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal. Adapun perbedaan antara barang normal dan barang inferior, yakni:
ADVERTISEMENT
(NDA)