Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Hiperinflasi: Pengertian, Tahap, dan Penyebabnya
13 April 2023 15:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski begitu, hiperinflasi merupakan peristiwa yang sangat langka terjadi, khususnya bagi negara maju. Namun, negara seperti Cina, Jerman, Rusia, Hungaria, dan Georgia mengalami hiperinflasi berkali-kali di sepanjang sejarah negara tersebut.
Lantas, apa yang dimaksud hiperinflasi? Berikut Berita Bisnis jabarkan pengertian hiperinflasi, tahap terjadinya, dan berbagai penyebabnya di bawah ini.
Pengertian Hiperinflasi
Mengutip investopedia.com, hiperinflasi adalah istilah untuk menggambarkan kenaikan harga umum yang cepat, berlebihan, dan tidak terkendali dalam suatu perekonomian.
Hiperinflasi terjadi ketika inflasi benar-benar di luar kendali. Tak ada tindakan yang dapat diambil otoritas moneter sebagai pengendali harga untuk mengatasi peristiwa ini.
Tingkat hiperinflasi dapat mencapai 50 persen setiap bulannya. Jenis ini adalah tahap terakhir dan tahap terburuk dari inflasi. Contoh nyatanya adalah Zimbabwe dengan tingkat inflasi 280 persen year-on-year (yoy) atau dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
4 Tahap Menjelang Hiperinflasi
Mengutip laman www.netsuite.com, umumnya terdapat empat tahap menjelang hiperinflasi, yakni:
1. Utang yang Besar
Negara memiliki utang dalam jumlah besar, baik utang swasta, publik, maupun keduanya. Sebagian atau sebagian besar utang tersebut didenominasikan dalam mata uang asing yang mungkin disebabkan oleh adanya defisit perdagangan jangka panjang atau membiayai perang.
2. Krisis dalam Negeri
Terjadi krisis ekonomi, politik atau keuangan yang merusak kapasitas produktif negara sehingga pendapatan pajak pemerintah turun dan defisit fiskal melebar tajam.
Hal tersebut pada akhirnya mengakibatkan nilai tukar mata uang negara menjadi turun relatif terhadap mata uang negara lain (USD) dan inflasi mulai meningkat.
ADVERTISEMENT
3. Banyak Uang yang Beredar
Pemerintah mencetak uang melalui bank sentral untuk mengatasi krisis ekonomi yang ada dan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
4. Nilai Mata Uang Hancur
Ketika pencetakan uang menjadi dikenal luas, sisa-sisa kepercayaan terakhir ke pemerintah hancur. Nilai tukar mata uang runtuh dan hiperinflasi mulai terjadi.
Penyebab Hiperinflasi
Merujuk laman investopedia.com, berikut penyebab hiperinflasi yang paling umum:
1. Jumlah Uang Beredar yang Berlebihan
Hiperinflasi terjadi karena peningkatan jumlah uang beredar yang tidak didukung pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB).
Jika PDB tidak tumbuh, perusahaan akan menaikkan harga untuk meningkatkan keuntungan dan tetap bertahan. Di sisi lain, karena konsumen memiliki lebih banyak uang akibat peningkatan jumlah uang yang beredar, mereka rela membayar dengan harga lebih tinggi dan akibatnya akan mendorong inflasi.
ADVERTISEMENT
2. Inflasi Tarikan-Permintaan (Demand-Pull Inflation)
Inflasi tarikan-permintaan adalah skenario ketika permintaan agregat menjadi terlalu tinggi untuk penawaran agregat. Hal ini meningkatkan harga dengan cepat karena tidak ada cukup barang dan jasa yang tersedia untuk memenuhi peningkatan permintaan secara keseluruhan dari konsumen dan bisnis.
Demikian pengertian hiperinflasi adalah apa, tanda-tanda, dan berbagai penyebabnya yang dapat disimak. Semoga bermanfaat.
(MQ)