Jenis Inflasi berdasarkan Tingkat Keparahannya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
22 Maret 2023 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya. Foto: Unsplash.com/Imelda
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya. Foto: Unsplash.com/Imelda
ADVERTISEMENT
Indonesia mengalami inflasi terakhir pada September 2022 dan pemerintah terus berupaya mencegah inflasi di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Inflasi umumnya disebabkan oleh biaya produksi yang tinggi karena keterbatasan sumber daya yang diperlukan. Lantas apa yang dimaksud dengan inflasi? Simak penjelasan selengkapnya di artikel Berita Bisnis ini.

Pengertian Inflasi

Ilustrasi Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya. Foto: Unsplash.com/engin akyurt
Mengutip laman www.mckinsey.com, inflasi mengacu pada kenaikan harga barang dan jasa secara luas dan mengikis daya beli konsumen dan bisnis. Sederhananya, uang yang kamu miliki tak akan memiliki nilai yang sama seperti kemarin.
Hilangnya daya beli ini dapat berdampak pada biaya hidup masyarakat umum yang pada akhirnya akan menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Tingkat keparahan inflasi dalam suatu negara dikelompokan menjadi beberapa jenis dengan persentase inflasi yang berbeda-beda. Berikut penjabarannya.

Jenis Inflasi berdasarkan Tingkat Keparahannya

Ilustrasi Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya. Foto: Unsplash.com/engin akyurt
Berikut klasifikasi inflasi dalam perekonomian suatu negara di dunia yang dikutip dari laman www.toppr.com dan jurnal Perbandingan Teori Inflansi dalam Perspektif Islam oleh Fadilla.
ADVERTISEMENT

1. Inflasi Ringan atau Inflasi Merayap

Inflasi merayap juga dikenal sebagai inflasi ringan, yakni inflasi yang mengalami kenaikan harga barang dan jasa sangat lambat. Inflasi ini terjadi jika harga-harga naik sebesar tiga persen atau kurang per tahunnya.
Inflasi seperti ini tidak berbahaya bagi perekonomian. Faktanya, tingkat inflasi dua persen adalah hal yang diinginkan untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2. Inflasi Sedang atau Inflasi Berjalan

Dalam hal ini, tingkat inflasi turun tiga persen hingga 10 persen. Inflasi seperti ini dapat membahayakan perekonomian.
Masyarakat mulai menimbun barang karena khawatir harga akan naik lebih lanjut. Hal ini menyebabkan kelebihan permintaan dan harga semakin meningkat.

3. Inflasi Berat atau Inflasi Melesat

Ketika inflasi merayap dan inflasi berjalan dibiarkan begitu saja, tingkat inflasi akan naik di atas 10 persen atau disebut inflasi melesat.
ADVERTISEMENT
Mata uang negara akan kehilangan nilainya dalam ekonomi global. Gaji dan pendapatan masyarakat umum tak akan mampu mengimbangi harga komoditas yang terus meningkat dan akan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi negara secara keseluruhan.

4. Hiperinflasi

Hiperinflasi terjadi ketika inflasi benar-benar di luar kendali. Tak ada tindakan yang dapat diambil otoritas moneter sebagai pengendali harga.
Tingkat inflasi ini dapat mencapai 50 persen setiap bulannya. Ini adalah tahap terakhir dan tahap terburuk dari inflasi. Contoh nyatanya adalah Zimbabwe dengan tingkat inflasi 280 persen year-on-year (yoy) atau dari tahun ke tahun.
Demikian jenis inflansi berdasarkan tingkat keparahannya dan penjelasannya masing-masing. Semoga bermanfaat.
(MQ)