Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kilang Balongan Indramayu, Intip Sejarahnya hingga Mengalami Kebakaran Hebat
5 Juli 2022 14:06 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Refinery Unit VI kilang Balongan merupakan salah satu dari tujuh kilang minyak yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero) yang secara resmi mulai beroperasi sejak tahun 1994.
ADVERTISEMENT
Pengertian kilang minyak menurut buku Ensiklopedia Bahan Bakar Minyak (2020) oleh Puja Laksana, adalah fasilitas produksi (pabrik) yang mengelola minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa digunakan secara langsung maupun produk lain sebagai bahan baku petrokimia. Produk yang dihasilkan dalam kilang minyak antara lain gasoline (minyak bensin), minyak diesel, dan kerosene (minyak tanah).
Dikutip dari laman Pertamina, kegiatan bisnis utama kilang minyak Balongan yakni mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk Bahan Bakar Minyak, Non BBM, dan Petrokimia.
Sedangkan produk yang dihasilkan pada kilang minyak RU VI Balongan yaitu Premium, Pertamax, Pertamax Turbo, Decant Oil, High Octane Mogas Component (HOMC), Solar, Avtur, LPG, dan Propylene.
Seperti yang diketahui, kilang Refinery Unit VI memiliki nilai strategis bagi Indonesia. Sebab, turut menjaga kestabilan pasokan BBM yang disalurkan ke sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia khususnya di DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat.
Sekilas Sejarah Kilang Balongan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1990, Kilang Refinery Unit VI dibangun melalui proyek export oriented refinery I (EXOR-I), yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi negara melalui ekspor sektor migas dan non-migas sesuai dengan kebijakan Pemerintah.
Secara resmi Refinery Unit VI dioperasikan pada tahun 1994 dengan wilayah kerja meliputi Balongan, Salam Darma yang terletak di Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lokasinya berada kurang lebih sekitar 200 km dari arah timur Jakarta.
Tahun 2003, terjadi revamping tahap I untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 130 MBSD dengan rasio 50% crude oil Duri dan 50% crude oil Minas.
Lalu, ekspansi mendirikan Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) pada tahun 2005 dengan kapasitas desain sebesar 52 MBSD yang selaras dengan Program Indonesian Mogas Unleaded. KLBB sebagai satu-satunya produsen produk ramah lingkungan High Octane Mogas Component (HOMC) di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dilakukan juga revamping tahap II pada 2008 guna meningkatkan produksi Propylene. Pada tahap ini dilakukan penggantian tipe catalyst cooler RCC dari type backmix menjadi flow through sehingga RCC dapat mengolah feed dengan kandungan MCRT lebih tinggi.
Tahun 2021, kilang minyak Balongan ini mengalami peristiwa kebakaran yang cukup berdampak karena kilang minyak Balongan yang terbakar ini mempunyai kontribusi besar dalam menghasilkan pendapatan bagi PT Pertamina maupun bagi negara.
Mempunyai visi menjadi kilang minyak yang terkemuka di Asia pada tahun 2025, berbagai inisiatif kreatif terus diupayakan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VI Balongan dalam mewujudkan misi menjadi kilang Refinery berkelas Asia.
Kapasitas Kilang Balongan yang saat ini sebesar 125.000 barel per hari. Dan akan meningkat menjadi 240.000-250.000 barel per hari setelah dimodifikasi untuk mewujudkan visi bersaing di Asia.
ADVERTISEMENT
Refinery Unit VI bertekad untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan bisnis operasi pengolahan yang profitable namun tetap berkelanjutan dengan teknologi maju dan terpadu secara aman, andal, efisien, dan berwawasan lingkungan berdasarkan semangat kebersamaan, keterbukaan, dan prinsip saling menguntungkan.
(SRS)