news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisaran Biaya hingga Tempat yang Dibutuhkan Sebelum Memasang PLTS Atap

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
2 Juni 2021 14:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemasangan PLTS Atap/dunia.tempo.co
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemasangan PLTS Atap/dunia.tempo.co
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan bauran energi baru, salah satunya adalah melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau dikenal dengan panel surya.
ADVERTISEMENT
PLTS Atap merupakan pembangkitan tenaga listrik menggunakan modul fotovoltaik yang dipasang dan diletakkan pada atap, dinding atau bagian lain dari bangunan milik konsumen PLN, serta menyalurkan listrik melalui sistem sambungan listrik konsumen PLN.
Komponen PLTS Atap itu sendiri meliputi modul surya, inverter, sambungan listrik, sistem pengaman dan meter kWh ekspor-impor.
Baru-baru ini Pemerintah mengumumkan akan merilis program ‘Energi Surya Nusantara’ dengan target pemasangan ratusan ribu PLTS Atap di pelanggan rumah tangga.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa mengatakan bahwa masyarakat memerlukan sejumlah pertimbangan sebelum memasang pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS Atap.
Pertimbangan itu meliputi kebutuhan listrik yang akan disubstitusi ke tenaga surya, biaya pemasangan, hingga kondisi atap yang diperlukan untuk tempat solar panel.
ADVERTISEMENT
Fabby mengatakan bahwa harus dihitung kebutuhan listrik di rumah dan berapa besar ingin digantikan dengan surya. Apakah sebagian atau mau digantikan seluruhnya. Fabby mencontohkan pemasangan PLTS Atap di rumahnya. Total konsumsi listrik sebesar 700-800 kWh setiap bulan saat dihitung memerlukan 12 kWp untuk mengganti energi listrik dengan surya.
Namun, jika menggunakan 12 kWp dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Ia memperkirakan setidaknya mengeluarkan anggaran sebesar Rp 200 juta.
Harris selaku Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM mengatakan bahwa program ini nantinya akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu atau bagi pelanggan PLN yang mendapat subsidi dari pemerintah.
Program ini disebut sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam memanfaatkan energi sinar matahari sekaligus stimulus pemulihan ekonomi (green economy) pasca pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Menurut Harris, program Energi Surya Nusantara akan sangat menguntungkan, salah satu keuntungan yang akan didapat adalah beban subsidi listrik akan berkurang sekitar Rp 800 miliar hingga Rp 1,3 triliun dengan tarif yang berlaku saat ini.
Adapun untuk kisaran besaran harga pemasangan panel surya, Fabby mengatakan bahwa hal itu tergantung dari merek komponen yang dibutuhkan, seperti inverter. Inverter buatan China cenderung lebih murah dibanding buatan Australia tuturnya.
Selain itu, masyarakat juga perlu memperkirakan kapasitas maksimal pemasangan PLTS yang telah diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Meski membutuhkan banyak pertimbangan, tetapi pemasangan PLTS ini juga memberikan banyak keuntungan.