Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kumpulan Kisah Pengusaha Sukses di Indonesia yang Inspiratif
27 Januari 2023 14:28 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 22 November 2023 11:15 WIB
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Untuk menjadi pengusaha sukses tentunya tidak bisa dicapai dalam waktu sekejap. Banyak sekali tantangan dari berbagai sisi untuk bisa meraih kesuksesan dalam berbisnis.
ADVERTISEMENT
Karenanya, tidak aneh jika menganggap pengusaha yang sukses dari nol adalah orang hebat dan sangat tangguh. Di Indonesia sendiri, ada banyak pengusaha yang memulai usahanya dari nol.
Dengan semangat pantang menyerah dan izin dari Tuhan Yang Maha Esa, para pengusaha ini berhasil menjadi sukses di negaranya bahkan hingga mancanegara.
Penasaran dengan para pengusaha sukses di Indonesia ? Simak uraian di bawah ini untuk mengetahui berbagai kisah pengusaha sukses di Indonesia.
Kisah Pengusaha Sukses di Indonesia
1. Ciputra – Pemilik Perumahan Citraland
Ciputra merupakan pengusaha di bidang properti yang memulai usahanya dari nol. Masa kecil pria kelahiran 24 Agustus 1931 ini selalu dipenuhi kesulitan, mulai dari sekolah yang jauh dari daerah kelahiran, hingga rela bekerja keras demi mendapatkan uang.
ADVERTISEMENT
Saat beranjak dewasa, Ciputra diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan arsitektur. Sebelumnya, ia pernah mendirikan PT Perentjana Dana bersama temannya, Budi Brasali dan Ismail Sofyan. Karena tidak puas dengan kinerjanya, ia pun mendirikan PT Pembangunan Jaya yang bekerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta.
Pada 1960, Jaya Group berdiri lalu dilanjutkan pada tahun berikutnya, Ciputra bersama kawan-kawan dari ITB mendirikan Metropolitan Group. Pada tahun 1980, Ciputra bersama anak-anaknya membangun Ciputra Group.
Pada saat krisis 1998, Ciputra mengalami kerugian yang sangat besar di ketiga perusahaannya. Namun berkat kegigihannya, ia berhasil mengembalikan kejayaan perusahaannya.
Bahkan, Ciputra pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia ke-11 pada tahun 2017 versi Forbes dengan harta kekayaan mencapai Rp 20,8 triliun.
ADVERTISEMENT
2. Naomi Susilowati – Pengusaha Batik Lasem
Batik Lasem merupakan salah satu jenis kerajinan batik tulis yang berasal dari daerah Lasem, kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Batik Lasem pernah mengalami mati suri dalam sejarahnya, hingga hadirlah Naomi Susilowati Setiono.
Naomi merupakan wanita keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di kota kecil Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pada awalnya, ia merupakan anak dari keluarga yang cukup terpandang. Namun, pada 1980, terjadilah masalah dalam keluarganya.
Naomi merasa sedih dan sakit hati terhadap sikap keluarganya, namun ia tidak menyerah pada hidup. Ia memutuskan untuk pindah ke Kabupaten Kudus dan menata kembali hidupnya.
Hidupnya yang semula serba cukup pun berubah 180 derajat. Himpitan ekonomi memaksa dirinya untuk menjadi sosok pekerja keras. Naomi rela melakoni berbagai profesi demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Mulanya Naomi bekerja sebagai buruh cuci, penghasilan yang ia dapat dari pekerjaan ini tak seberapa. Lantas, ia memutuskan untuk beralih profesi menjadi buruh pemotong batang rokok di Pabrik Djarum Kudus.
Karena kurang cekatan, ia hanya mendapatkan penghasilan yang sedikit, yakni sekitar Rp 375 per hari. Sadar jika profesi pemotong batang rokok bukanlah keahliannya, Naomi memutuskan untuk berhenti dan beralih menjadi kernet bus Semarang-Lasem.
Di tahun 1990, Naomi mendapatkan perintah dari orang tuanya untuk meneruskan bisnis keluarga yang sudah mati. Namun, ada beberapa anggota keluarga yang menerimanya dengan tidak baik. Kendati begitu, Naomi tetap sabar dan menerima semuanya dengan lapang dada.
Naomi mulai mempelajari berbagai hal mengenai Batik Lasem. Ia bahkan memanggil kembali para pengrajin batik terbaik yang pernah bekerja di pabrik milik keluarganya. Ia juga memperbaiki sistem dan skema dalam bekerja.
ADVERTISEMENT
Perlahan namun pasti, bisnis Batik Tulis Maranatha milik Naomi mulai berkembang dan kembali dikenal masyarakat. Meski masih menggunakan peralatan tradisional, Batik Lasem Naomi memiliki kualitas yang unggul yang menjadikannya terkenal di antara produksi Batik Lasem yang ada.
Naomi memiliki 30 orang perajin guna membantu dan mendukung usahanya. Naomi menganggap 30 perajin tersebut sebagai keluarga dan rekannya, bukan karyawan semata.
Kini, penjualan Batik Tulis Maranatha sudah sampai ke beberapa negara bahkan sampai ke benua Eropa. Karyanya digemari oleh para kolektor batik tanah air hingga mancanegara. Dalam sebulan, ia mampu menghasilkan 150 kain Batik Lasem. Omzet yang dihasilkan kini mencapai ratusan juta dalam sebulan.
3. Hendra dan Herliyanty Hawidjaja – Bisnis Roti Unyil
Bagi para pelancong atau siapa saja yang sedang berkelana di Kota Bogor, pasti tidak asing dengan roti unyil. Bisnis roti Unyil dikembangkan oleh kakak beradik, Hendra Saputra Hawidjaja dan Herliyanty Hawidjaja.
ADVERTISEMENT
Awal mula kemunculan Roti Unyil didasari oleh inisiasi sang kakak, Herlianty, saat harus membiayai keenam adiknya sepeninggal ayah dan ibundanya. Herlianty yang masih berstatus pelajar SMU harus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga.
Ia berinisiatif untuk mencoba berjualan roti keliling. Hal itu dikarenakan sang adik bungsu, Hendra, memiliki hobi membuat kue dan roti. Pria kelahiran Sukabumi tahun 1959 tersebut juga sempat mengikuti kursus membuat kue dan roti sebelumnya. Herliyanty pun mengajak Hendra untuk bersama-sama berjualan roti.
Bisnis roti keliling tersebut dirintisnya pada tahun 1992. Di awal kemunculannya, roti yang diproduksi hanya sebatas roti isi dengan 10 macam rasa dan roti tawar.
Setelah berjualan roti tersebut, muncul ide baru untuk membuat roti dengan ukuran yang kecil, agar dapat mudah dikonsumsi oleh anak-anak. Setelah mereka mengeksekusi roti kecil tersebut, justru antusias dari para konsumen, baik anak-anak maupun dewasa, tertuju pada roti berukuran kecil tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Hendra dan Herliyanty berfokus pada produksi roti dengan ukuran yang kecil. Selain keunikan dari ukurannya, nama roti unyil pun tidak serta merta muncul dari ide mereka berdua. Saat itu, nama merek produk roti yang dipasarkan ialah Roti Venus.
Namun, dikarenakan pada zaman itu tayangan film boneka si Unyil sedang populer di masyarakat, maka konsumen Hendra juga turut menyebut roti tersebut sebagai Roti Unyil. Tidak ada yang mengetahui siapa yang mempopulerkan nama tersebut pertama kali, namun dengan nama Roti Unyil, justru bisnisnya jadi semakin berkembang pesat.
Pada 2004, toko Venus Bakery pindah lokasi ke Ruko V Point, Jalan Padjajaran setelah sebelumnya berada di Jalan Sukasari, Bogor. Kesuksesan Venus Bakery mengembangkan bisnis roti Unyil membuat mereka berkembang menjadi sebuah perseroan terbatas (PT) dengan nama PT Venus Prima Sentosa pada 2012.
ADVERTISEMENT
Varian produk dari Roti Unyil kini sudah berkembang pesat, dari yang awalnya hanya 25 rasa, kini sudah mencapai 53 rasa. Roti Unyil juga diminati karena Hendra mengedepankan kualitas bahan baku yang telah memiliki standar dan tidak menggunakan pengawet, sehingga rasa dari roti tersebut tetap terjaga dan juga hanya bertahan selama 2 hari.
(NDA)