Konten dari Pengguna

Lean Startup: Pengertian dan Alurnya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
7 Oktober 2021 14:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi startup. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi startup. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Istilah lean startup mungkin tidak asing bagi pegiat bisnis atau seorang entrepreneur. Seperti namanya, lean startup merupakan suatu metode dalam membangun perusahaan rintisan atau startup. Metode ini berfokus pada kecepatan dan memungkinkan startup untuk dapat berdiri dalam waktu yang lebih singkat.
ADVERTISEMENT
Untuk penjelasan lebih lengkap lagi, simak uraian berikut ini.

Pengertian Lean Startup

Dalam Jurnal Automata Volume 1 Nomor 2 oleh Mutia Mernisiola Zipa dkk. dijelaskan bahwa lean startup merupakan metode yang berfokus pada kecepatan proses dalam membangun suatu startup. Metode ini dipopulerkan dalam buku yang berjudul The Lean Startup yang ditulis oleh Erric Ries.
Ada beberapa keuntungan yang didapat dalam menggunakan metode ini. Misalnya dalam upaya proses mematenkan suatu produk. Dengan metode lean startup, risiko kegagalan suatu produk sebelum produk tersebut akan dipasarkan dapat diminimalisasi. Selain itu, waktu yang diperlukan dalam pembangunan produk relatif akan lebih cepat.
Ilustrasi startup. Foto: Shutter Stock

Alur Lean Startup

Dalam menggunakan lean startup terdapat 3 alur yang akan dilalui, yaitu build, measure, dan learn. Berikut selengkapnya
ADVERTISEMENT
1. Build
Alur pertama dalam metode lean startup adalah build atau pembangunan. Tahap pembangunan perusahaan dimulai dengan membuat dan mengembangkan produk sederhana atau Minimum Viable Product (MVP).
MVP yang dibuat nantinya akan diuji langsung ke pasar untuk dapat menentukan apakah produk tersebut diinginkan oleh konsumen atau tidak. MVP tidak boleh diberikan ke seluruh customer. Kamu perlu memberikannya pada kelompok kecil dari berbagai demografi.
Dengan merilis MVP ini juga dapat mempermudah perusahaan dalam mengetahui respons dari para customer terhadap produk yang dibuat. Sehingga, ketika nantinya versi final produk dirilis, customer sudah memiliki gambaran yang jelas terhadap produk tersebut.
2. Measure
Selanjutnya adalah alur measures. Pada alur kedua ini perusahaan harus memperhatikan feedback dari para customer ketika menggunakan produk MVP. Setiap respons dari customer akan sangat berguna untuk proses penyempurnaan produk. Sehingga, produk kamu nantinya dapat memenuhi segala kebutuhan dari orang-orang.
ADVERTISEMENT
Apabila respons dari orang-orang mengenai produk MVP tidak baik atau sangat buruk, pilihannya bisa dengan membuat produk yang lain atau bahkan mengganti jenis produk yang akan diproduksi. Hal ini lebih baik dilakukan ketimbang memaksakan suatu produk untuk tetap diproduksi, padahal customer atau target market tidak menginginkan produk itu.
3. Learn
Alur yang terakhir adalah learn. Pada alur terakhir, setiap data yang didapatkan dari proses measurement sebelumnya dianalisa lebih lanjut dan dibuat kesimpulan. Sehingga, nantinya akan lebih mudah dalam menentukan langkah yang akan dilakukan selanjutnya.
Hasil dari alur ini akan digunakan sebagai landasan terkait perlu tidaknya perusahaan melakukan perbaikan pada produk atau lanjut untuk mengembangkan produk tersebut. Dalam fase ini juga akan ditentukan apakah perusahaan akan melakukan perubahan strategi bisnis (pivoting) atau tidak.
ADVERTISEMENT
(AMP)