Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Aspek Keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis
29 Oktober 2024 13:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam merancang suatu bisnis atau proyek baru, studi kelayakan menjadi alat penting untuk mengukur apakah ide bisnis tersebut layak dijalankan atau tidak.
ADVERTISEMENT
Salah satu bagian penting dalam studi kelayakan adalah aspek keuangan. Memahami aspek keuangan dengan baik dapat membantu investor atau pemilik bisnis mengambil keputusan yang lebih tepat.
Namun, apa itu aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis? Untuk mengetahui penjelasan lengkapnya, simak artikel di bawah ini hingga tuntas.
Apa Itu Aspek Keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis?
Mengutip buku Pengantar Bisnis karya Roni Angger Aditama dan Mohammad Rofiudin, aspek keuangan dalam studi kelayanan bisnis adalah penelitian keuangan bisnis, mulai dari modal, proyeksi penjualan, harga produk, biaya pemasaran, dan lain-lain.
Aspek keuangan memberikan gambaran terkait potensi keuntungan yang bisa diperoleh dan risiko finansial yang mungkin dihadapi pengusaha atau pemilik bisnis.
Tanpa analisis keuangan yang komprehensif, sulit bagi investor untuk menilai apakah investasi yang akan dilakukan dapat menghasilkan imbal hasil yang sepadan.
ADVERTISEMENT
Perencanaan keuangan yang matang juga membantu perusahaan dalam mengelola dana, meminimalkan risiko kebangkrutan, dan mampu bertahan dalam jangka panjang.
Komponen Aspek Keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis
Merujuk buku Studi Kelayakan Bisnis susunan Nanik Ermawati, SE, M.Si dan Alfiyani Nur Hidayanti, S.E., M.Si., Akt, berikut komponen-komponen dari aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis.
1. Estimasi Modal Awal dan Biaya Operasional
Modal awal merupakan dana yang dibutuhkan untuk memulai suatu proyek atau bisnis, misalnya, biaya pembelian peralatan, biaya sewa, pengembangan produk, serta biaya promosi awal.
Biaya operasional adalah pengeluaran rutin yang harus ditanggung perusahaan agar tetap beroperasi, seperti gaji karyawan, biaya listrik, air, bahan baku, dan sejenisnya. Estimasi yang akurat atas modal dan biaya ini akan membantu dalam menentukan kebutuhan dana.
ADVERTISEMENT
2. Proyeksi Pendapatan
Proyeksi pendapatan adalah perkiraan penerimaan yang dihasilkan dari penjualan produk atau layanan. Proyeksi ini dapat didasarkan pada analisis pasar, tren konsumen, serta tingkat permintaan. Proyeksi pendapatan yang realistis membantu dalam menilai apakah bisnis mampu mencakup semua biaya dan menghasilkan keuntungan.
3. Analisis Arus Kas
Arus kas adalah perputaran uang masuk dan keluar dalam bisnis. Dalam aspek keuangan studi kelayakan, arus kas menjadi indikator penting yang menunjukkan kemampuan bisnis dalam menjaga likuiditas dan mengatasi kebutuhan operasional sehari-hari. Analisis arus kas yang sehat memastikan bahwa bisnis tidak mengalami kekurangan dana di tengah jalan.
4. Perhitungan Laba Rugi
Perhitungan laba rugi melibatkan analisis antara pendapatan dan semua biaya yang dikeluarkan. Dalam studi kelayakan, aspek ini menunjukkan apakah bisnis memiliki potensi menghasilkan keuntungan. Perusahaan harus memiliki rasio laba yang cukup untuk menarik minat investor.
ADVERTISEMENT
5. Break Even Point (BEP)
BEP adalah titik saat total pendapatan sama dengan total biaya, artinya bisnis belum mendapatkan keuntungan tetapi juga tidak merugi. Mengetahui BEP membantu perusahaan mengetahui berapa banyak unit produk yang harus terjual agar dapat menutupi semua biaya. Hal ini penting untuk pengambilan keputusan strategis.
6. Analisis Pengembalian Investasi (ROI)
Return on Investment (ROI) adalah perhitungan yang digunakan untuk mengukur efektivitas investasi. ROI yang tinggi menunjukkan bahwa investasi menghasilkan keuntungan yang sepadan. Analisis ROI penting bagi investor untuk menilai apakah investasi dalam bisnis tersebut layak dilakukan.
7. Tingkat Pengembalian Internal (IRR) dan Nilai Bersih Sekarang (NPV)
IRR adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi dalam proyek atau bisnis, sedangkan NPV menunjukkan nilai bersih dari aliran kas masa depan yang didiskontokan ke saat ini. Kedua komponen bertujuan untuk mengukur potensi keuntungan dan risiko.
ADVERTISEMENT
(NDA)