Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Bisnis Mobil Timor yang Bikin Tommy Soeharto Nunggak BLBI Rp 2,6 T
29 Agustus 2021 19:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nama PT Timor Putra Nasional (TPN) baru-baru ini menjadi sorotan setelah sang pemilik, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, mendapatkan surat penggilan dari Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI).
ADVERTISEMENT
Penyebabnya, putra mantan Presiden Soeharto ini dipanggil Satgas BLBI atas penagihan utang sebesar Rp 2,6 triliun yang harus dibayar ke kas negara.
Satgas BLBI memanggil Tommy Soeharto dalam kaitannya sebagai pengurus PT Timor Putra Nasional (TPN). Perusahaan ini merupakan perusahaan yang dibentuk dalam rangka proyek mobil nasional (mobnas).
Mungkin banyak yang belum tahu mengenai PT Timor Putra Nasional ini. TPN merupakan perusahaan produsen mobil Indonesia yang beroperasi pada 1996 hingga 2000.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, TPN ditunjuk sebagai satu-satunya pionir mobil nasional untuk mengembangkan industri mobil dalam negeri.
TPN pertama kali dibentuk melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional. Inpres ini meminta Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk secepatnya mewujudkan industri mobil nasional.
ADVERTISEMENT
Menanggapi instruksi tersebut, pemerintah pusat akhirnya menunjuk PT Timor Putra Nasional sebagai pionir mobil nasional saat itu.
Saat pertama beroperasi, Timor menjalin kerja sama dengan Kia Motors untuk mengimpor sepenuhnya mobil-mobil Kia yang dirakit di Korea Selatan.
Saat itu Timor hanya bisa mengimpor mobil secara utuh dari Kia karena memang fasilitas perakitan di Indonesia yang belum memadai. Mobil pertama yang dibuat saat itu adalah Timor S515 yang diluncurkan pada 8 Juli 1996 di Jakarta. Mobil ini merupakan versi rebadge dari Kia Sephia.
Namun kehadiran Timor ini sempat menimbulkan protes dari kalangan industriawan Jepang karena pemerintah Indonesia dinilai tidak adil dengan produsen mobil asing di Indonesia.
Pasalnya, saat itu, Presiden Soeharto mengeluarkan kebijakan yang menuntut produsen mobil asing untuk menggunakan 60 persen kandungan lokal jika ingin dibebaskan dari pajak impor. Padahal Timor sendiri mengimpor mobil secara utuh dari Korea Selatan dan mendapatkan hak istimewa berupa pembebasan pajak impor.
ADVERTISEMENT
Protes hak istimewa ini pun di bawa ke World Trade Organization (WTO) oleh Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa. Alhasil, WTO pun meminta Indonesia untuk mencabut keputusan penghapusan bea masuk dan pajak barang mewah mobil Timor.
Perusahaan besutan Tommy Soeharto ini kabarnya mampu menjual mobil dengan merek Timor, dengan harga separuh dari harga jual mobil Jepang sekelasnya yang berkisar antara Rp 70 sampai Rp 80 juta.
Pada 1997, Timor bahkan telah menguasai 26 persen pangsa pasar mobil sedan. Hal ini membuat Ford dan Chrysler menarik investasi mereka dari Indonesia karena merasa produknya tidak mampu bersaing dengan mobil Timor yang disubsidi pemerintah.
Di tahun pertamanya, Timor berhasil menduduki peringkat 6 besar penjualan mobil di Indonesia periode 1997. Timor berhasil menjual sebanyak 19.417 unit, lebih besar dari Nissan yang hanya menjual 9.037 unit.
ADVERTISEMENT
Sepanjang beroperasi, Timor sudah memiliki sejumlah produk mobil nasional yang pada saat itu sangat laris di pasaran. Misalnya Timor S515, S515i, S516i LE edisi terbatas, SW516i, dan prototipe Timor S2.