Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Karakteristik yang terdapat dalam Ekonomi Syariah
22 Agustus 2023 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu karakteristik yang terdapat dalam ekonomi syariah adalah berakhlah mulia yang memprioritaskan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui karakteristik yang terdapat dalam ekonomi syariah lebih lanjut, simak pembahasannya di artikel Berita Bisnis berikut ini.
Karakteristik yang terdapat dalam Ekonomi Syariah
Berdasarkan buku Pengayaan Pembelajaran Ekonomi Syariah untuk Sekolah Menegah Atas Kelas X oleh Bank Indonesia, ekonomi syariah adalah cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan cara-cara sesuai prinsip syariat Islam.
Adapun karakteristik dari ekonomi syariah, yakni adil, tumbuh sepadan, bermoral, dan beradab. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, simak informasinya di bawah ini:
ADVERTISEMENT
1. Adil
Adil adalah istilah yang menggambarkan keseimbangan atau proporsional di antara semua penyusun sistem perekonomian, perlakuan terhadap individu secara setara (non-diskriminatif).
Setara dalam hal kompensasi, hak hidup layak dan hak menikmati pembangunan, serta pengalokasian hak, penghargaan, dan keringanan berdasarkan kontribusi yang diberikan.
Baca Juga: Ekonomi Maritim: Pengertian dan Tantangannya
2. Tumbuh Sepadan
Ekonomi yang tumbuh sepadan mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang setara dengan fundamental ekonomi negara, yaitu pertumbuhan yang seimbang antara sektor keuangan dan sektor riil, serta sesuai kemampuan produksi dan daya beli masyarakat.
Pertumbuhan disebut ekonomi tak harus tinggi atau cepat, tetapi stabil dan berkesinambungan. Eksploitasi sumber daya secara berlebihan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi dalam jangka pendek, tetapi tak berkesinambungan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi harus memperhatikan keseimbangan alam dan lingkungan serta keberlanjutan pembangunan antargenerasi.
3. Bermoral
Bermoral atau berakhlak mulia ditunjukkan dengan adanya kesadaran dan pemahaman setiap anggota masyarakat terhadap kepentingan bersama dan kepentingan jangka panjang yang lebih penting daripada kepentingan individu.
Moral ekonomi syariah sendiri bersumber dari ajaran agama Islam dan merupakan petunjuk Allah SWT. Hal ini pada hakikatnya akan membawa diri sendiri pada kesuksesan yang hakiki, yaitu kesuksesan dunia dan akhirat.
4. Beradab
Perekonomian syariah merupakan perekonomian yang beradab, yaitu perekonomian yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, seperti tradisi dan budaya yang diwariskan nenek moyang selama tak bertentangan dengan moralitas Islam.
Perbedaan Ekonomi Syariah dengan Ekonomi Konvensional
Mengutip repo.uinsatu.ac.id, berikut beberapa perbedaan antara ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional:
ADVERTISEMENT
1. Keuntungan
Sistem ekonomi syariah mengedepankan prinsip kerja sama dan saling berbagi. Sedangkan ekonomi konvensional cenderung mengutamakan bunga (riba) dalam usahanya mendapatkan keuntungan.
2. Sumber Daya
Sistem ekonomi syariah menganggap sumber daya alam yang ada merupakan pemberian Allah sehingga wajib digunakan dengan hati-hati dan bertanggung jawab.
Sementara itu, ekonomi konvensional cenderung menganggap sumber daya alam sebagai komoditas ekonomi yang dapat menghasilkan keuntungan.
3. Sumber Pendapatan
Sistem ekonomi syariah menganggap pendapatan yang diperoleh secara tak sah dan tak jelas hukum atau asalanya menjadi pendapatan yang tak diakui. Sedangkan sistem ekonomi konvensional cenderung berorientasi pada pencapaian laba.
4. Kesetaraan
Sistem ekonomi syariah menghendaki harta kekayaan yang dimiliki orang yang berkecukupan dan tak boleh hanya berputar pada golongan tersebut. Namun, hal itu juga harus berputar pada golongan yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Adapun sistem ekonomi konvensional cenderung menganggap harta kekayaan seseorang adalah sesuatu yang mutlak dimiliki orang tersebut dan tak harus dibagikan ke orang lain.
(MQ)