Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Mengenal Segitiga Penipuan dan Komponen-komponennya
15 Agustus 2024 18:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penipuan ini merupakan kejahatan yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau manajemen untuk meraup keuntungan pribadi. Dengan kata lain, penipuan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan uang atau barang secara ilegal.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai apa itu segitiga penipuan dan komponen-komponennya, simak informasi selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Segitiga Penipuan?
Teori segitiga penipuan dipopulerkan oleh Donald R Cressey. Dalam konsep tersebut, ia menjelaskan bahwa seseorang melakukan tindakan kecurangan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu tekanan, kesempatan atau peluang, dan rasionalitas.
Berikut penjelasan tentang unsur-unsur yang terlibat dalam segitiga penipuan seperti yang dikutip dari buku Kumpulan Kasus-kasus Audit Perusahaan oleh Tanggor Sihombing, dkk.
1. Tekanan (Pressure)
Tekanan adalah situasi ketika menajemen atau karyawan lain merasakan dorongan atau tekanan untuk melakukan kecurangan.
ADVERTISEMENT
Tekanan dapat berupa tekanan buruk terkait pekerjaan, kurangnya kepuasan kerja yang diterima karyawan, maupun tekanan lainnya di perusahaan. Hal tersebut dapat menyebabkan karyawan melakukan kecurangan untuk mendapatkan imbalan atas kerja kerasnya.
Adapun tekanan dapat datang dari berbagai sumber, misalnya, tekanan di tempat kerja yang tinggi, sehingga menjadi pemicu untuk mencari jalan pintas melalui penipuan.
Selain itu, keinginan untuk hidup mewah atau memenuhi kebutuhan pribadi juga bisa menjadi tekanan bagi seseorang untuk melakukan penipuan.
2. Peluang (Oppurtunity)
Peluang merupakan elemen kedua dalam segitiga penipuan. Tersedianya peluang muncul ketika individu atau manajemen menemukan kelemahan dalam sistem yang memungkinkan mereka untuk melakukan penipuan tanpa terdeteksi.
ADVERTISEMENT
Kesempatan tersebut biasanya terjadi karena pengendalian internal yang lemah, pengendalian manajemen yang tidak memadai, dan kebijakan akuntansi yang tidak jelas.
Kontrol internal yang lemah seperti kurangnya pengawasan atau audit dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk menyalahgunakan kekuasaan mereka. Laporan keuangan yang dicatat dapat memberikan peluang bagi karyawan untuk memanipulasi angka.
3. Rasionalisasi (Rationalization)
Faktor ketiga yang termasuk dalam segitiga penipuan adalah rasionalisasi. Unsur ini diartikan sebagai ide atau pemikiran yang membenarkan penipuan yang akan atau telah terjadi.
Rasionalisasi membuat seseorang yang semula tak ingin melakukan kecurangan akhirnya melakukannya. Mereka menganggap tindakannya sebagai hal yang wajar meski sebenarnya perbuatan yang dilakukan adalah hal yang salah.
(SA)