Pengertian Apa Itu Investasi dan Cara Berinvestasi untuk Pemula

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
4 Februari 2021 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengertian apa itu investasi dan cara berinvestasi untuk pemula. Foto: dok Investopedia
zoom-in-whitePerbesar
Pengertian apa itu investasi dan cara berinvestasi untuk pemula. Foto: dok Investopedia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perencanaan finansial merupakan metode yang telah dijalankan banyak orang untuk mencapai tujuan hidupnya melalui pengelolaan keuangan secara terencana. Dengan adanya hal ini, tujuan kita lebih terarah dalam menyimpan penghasilan untuk beberapa tujuan, seperti menikah, beli rumah, pendidikan anak, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Mengingat, semua kebutuhan kita di zaman sekarang sudah serba mahal. Hal inilah yang membuat banyak orang mulai melakukan perencanaan finansial agar tidak menyesal di kemudian hari.
Tujuan tersebut mendorong setiap orang menyisihkan penghasilannya dalam beberapa cara. Banyak karyawan yang menyisihkan penghasilan bulanan mereka ke dalam bentuk tabungan dan juga investasi.
Seperti yang kita tahu, tabungan meruapakan cara yang mudah dan paling banyak dilakukan oleh orang untuk menyimpan uangnya. Dengan menaruh uang kita di bank, uang yang kita miliki akan tersimpan dengan aman.
Tak hanya menabung, investasi sudah mulai dilirik dan digemari banyak orang. Hal tersebut disebabkan adanya pernyataan bahwa investasi merupakan cara yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan masa depan. Pernyataan ini tentunya dilatarbelakangi dari pengertian dan penjelasan yang mendalam tentang investasi.
ADVERTISEMENT

Contoh Investasi Aset Riil

- Emas
Untuk berinvestasi emas, disarankan dalam bentuk logam mulia (batangan) bukan perhiasan. Mengapa demikian? Jika kamu berinvestasi emas berbentuk perhiasan, nilai penjualannya akan menurun karena telah melewati berbagai proses pembentukan, bukan emas murni.
Sedangkan, untuk berinvestasi emas dalam bentuk logam mulia tidak tercampur oleh komponen lain sehingga dinyatakan emas murni. Nilai logam mulia cenderung berfluktuasi, tapi secara umum, harganya setiap tahunnya masih terus naik.
- Properti
Investasi properti bisa banyak bentuknya, misalnya bangunan atau tanah. Properti bisa dibilang investasi jangka panjang dan dijadikan pilihan untuk kebutuhan di masa depan. Nilai investasi ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk peningkatan nilainya cukup bervariasi tergantung dari lokasi properti tersebut. Adapun disebabkan dari beberapa faktor, misalnya lokasi yang strategis, dekat dengan pusat industri, fasilitas umum, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT

Contoh Investasi Aset Finansial

- Saham
Saham merupakan investasi yang dilakukan dalam menyertakan modal secara perorangan atau pihak (badan usaha) ke dalam suatu perusahaan. Ketika menanamkan modal itu, maka investor atau pemodal memiliki hak atas pendapatan perusahaan dan aset perusahaan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi. Hal tersebut dipengaruhi dari permintaan dan juga penawaran dari saham terkait. Adapun faktor yang memperngaruhi bermacam-macam, misalnya kinerja perusahaan tersebut, tingkat suku bunga, inflasi, dan juga disebabkan adanya kondisi sosial politik.
- Reksa dana
Reksa dana merupakan investasi yang dilakukan oleh pemodal kecil yang di mana mereka tidak punya waktu dan masih minim pengetahuan untuk menghitung risiko dari investasi yang mereka lakukan.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, reksa dana dijadikan wadah untuk menghimpun dana dari para pemodal yang kemudiaan diinvestasikan ke dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Dana yang berada dalam reksa dana merupakan milik pemodal, sedangkan manajer investasi yang dipercaya dalam mengelolanya.

3 Profil Risiko dalam Berinvestasi

Setiap orang yang terjun ke dunia investasi tentunya memiliki profil risiko yang berbeda-beda dalam menoleransi sejauh mana ia bisa mengelola ancaman yang akan terjadi. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya pengetahuan, usia, dan lainnya. Nah, berikut ini ada tiga jenis investor dilihat dari profil risiko dalam berinvestasi.
1. Konservatif
Investor yang tergolong dalam profil konservatif biasanya mereka yang menghindari risiko yang tinggi atau bisa dibilang, bermain secara aman. Mereka lebih memilih investasi yang kenaikannya stabil, tidak fluktuatif, tapi bisa terjamin. Instrumen yang cocok untuk mereka misalnya reksa dana.
ADVERTISEMENT
2. Moderat
Profil selanjutnya adalah para investor yang sudah cenderung berani mengambil risiko agak besar. Tapi, mereka masih berhati-hati dalam mengelola jumlah instrumen investasi yang mereka miliki. Profil moderat bisa dikatakan berada di tengah-tengah, karena mereka sudah bisa menolerir penurunan nilai investasi yang mereka terima di tingkat tertentu. Investasi yang mereka gunakan lebih bernilai tinggi dari profil konservatif, tapi cendurung aman.
3. Agresif
Yang terakhir adalah profil agresif. Para investor ini lebih berani mengambil risiko yang tinggi daripada dua profil sebelumnya. Mereka lebih berani menaruh dananya melalui instrumen yang lebih berisiko. Profil ini bisa menoleransi penurunan nilai investasi dengan jumlah yang besar, misalnya saham.

Tips untuk Memulai Investasi

Sebelum memulai berinvestasi, ada baiknya kamu telah memiliki uang simpanan terlebih dulu atau yang lebih dikenal sebagai dana darurat. Setelah memiliki dana darurat, barulah kamu bisa mulai melakukan investasi untuk tujuan kebutuhan keuangan kamu di masa yang akan datang, seperti menyiapkan dana pendidikan buat anak, dana pensiun, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, buat kamu yang baru mulai terjun ke dunia investasi, sebaiknya sudah mempertimbangkan dalam segala aspek. Kamu bisa menyiapkan diri dengan menyimak tips berinvestasi di bawah ini.
1. Tentukan Tujuan
Untuk melakukan investasi, kamu harus memiliki tujuan keuangan yang akan kamu raih setelah beberapa bulan ke depan, misalnya 3, 6, bahkan sampai 10 tahun ke depan. Selain itu, jangan lupa tentukan tujuan kamu berinvestasi buat apa agar saat kamu tidak goyah di tengah jalan saat mendapatkan hambatan.
2. Ukur Kapasitas
Setiap orang tentunya memiliki kapasitas terhadap keuangannya masing-masing. Maka dari itu, kamu bisa memperhitungkan seberapa banyak uang yang akan digunakan untuk berinvestasi. Jangan lupa untuk berkomitmen dalam menyisihkan uang karena investasi harus dilakukan secara konsisten.
ADVERTISEMENT
3. Mencari Instrumen yang Rendah Risiko
Sebagai pemula, kamu bisa memulai berinvestasi dalam mencari instrumen yang minim risiko terlebih dulu, hal ini dilakukan agar kamu tidak mengalami kerugian yang berarti. Investasi yang rendah risiko adalah investasi yang nilainya tidak terlalu fluktuatif (naik-turun secara siginifikan). Untuk tahap awal, kamu bisa membeli reksa dana yang pendapatannya tetap dan memiliki risiko kecil. Selain itu, reksa dana juga mengalami kenaikan nilai yang cenderung stabil dan dikelola oleh manajer investasi sehingga kamu tidak perlu repot-repot mengelolanya secara mandiri.
4. Mengenal Risko Investasi
Selanjutnya adalah pahami risiko setiap instrumen investasi. High risk, high return, potensi keuntungan yang kamu dapatkan berbanding lurus dengan risiko yang tinggi juga. Jika kamu sudah siap dengan risiko investasi yang fluktuasinya tinggi, kamu bisa naik ke tingkat insrumen yang lebih tinggi dari reksa dana, misalnya saham.
ADVERTISEMENT
5. Berhati-hati dengan Tawaran Investasi
Di zaman sekarang, sudah banyak beredar tawaran investasi dengan embel-embel yang menggiurkan. Jangan sampai kamu tertipu dengan investasi bodong, kamu bisa memulai investasi melalui sekuritas yang sudah tepercaya.