Pengertian Kebijakan Fiskal Kontraktif dan Contohnya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
11 Juli 2023 11:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membahas kebijakan fiskal kontraktif. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membahas kebijakan fiskal kontraktif. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kebijakan fiskal adalah segala jenis peraturan dan keputusan yang diambil pemerintah demi menjaga stabilitas perekonomian makro. Berdasarkan penerapannya, kebijakan fiskal dibedakan menjadi kebijakan fiskal kontraktif dan ekspansif.
ADVERTISEMENT
Bagi yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut seputar kebijakan fiskal kontraktif dan perbedaannya dengan kebijakan fiskal ekspansif, simak ulasan artikel Berita Bisnis di bawah ini hingga tuntas.

Pengertian Kebijakan Fiskal Kontraktif

Ilustrasi penerapan kebijakan fiskal kontraktif. Foto: Pixabay
Mengutip buku Membuka Cakrawala Ekonomi yang ditulis oleh Imamul Arifin, kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi.
Kebijakan ini memiliki tujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat, dengan cara membuat pemasukan menjadi lebih besar daripada pengeluarannya.
Oleh karena itu, kebijakan fiskal kontraktif biasanya dikeluarkan ketika perekonomian negara berada pada kondisi yang ekspansi dan mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
ADVERTISEMENT
Contoh Kebijakan Fiskal Kontraktif Ada beragam tindakan yang bisa dilakukan pemerintah dalam menjalankan kebijakan fiskal kontraktif. Dikutip dari buku Keuangan Publik oleh Mail Hilian Batin, berikut beberapa contohnya yang pernah diterapkan pemerintah.

1. Menaikan Tarif Pajak

Tarif pajak yang tinggi dapat memberikan dampak berupa penurunan daya beli masyarakat. Di samping itu, nilai pendapatan pemerintah dari pajak negara pun akan semakin tinggi.
Salah satu contohnya adalah ketika Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan tarif PPh wajib pajak (WP) pribadi menjadi sebesar 35% bagi mereka yang berpenghasilan tinggi.

2. Program Tax Amnesty

Pada 2017 lalu, banyak laporan mengenai kasus penunggakan pajak serta tidak ada laporan mengenai harta kekayaan. Oleh karena itu, pemerintah pun mengeluarkan kebijakan Tax Amnesty dengan penghapusan sanksi administrasi, sanksi pidana, hingga denda keterlambatan.
ADVERTISEMENT

3. Pengurangan Subsidi BBM

Contoh lain dari penerapan kebijakan fiskal kontraktif yang dilakukan pemerintah adalah pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Walaupun harga BBM melonjak cukup tajam, namun pemerintah akan mengalokasikan anggaran subsidi tersebut ke kebutuhan lain yang perlu diprioritaskan.

Perbedaan Kebijakan Fiskal Kontraktif dan Ekspansif

Ilustrasi membahas kebijakan fiskal kontraktif. Foto: Pixabay
Rasdiana Mudatsir, S.P., M.Si menerangkan dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi, kebijakan fiskal ekspansif diterapkan pada saat perekonomian sedang melemah, misalnya seperti meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.
Tindakan yang dilakukan pemerintah dalam hal ini adalah dengan memperbesar angka pengeluaran, serta menurunkan atau meniadakan pajak bagi sektor tertentu.
Fungsi kebijakan fiskal ekspansif adalah untuk meningkatkan daya beli barang, sehingga perusahaan tetap bisa melakukan produksi, tanpa harus memecat para pekerjanya.
(NDA)
ADVERTISEMENT