Pengertian Open PO dalam Jual-Beli Online

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
1 Juli 2022 17:22 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jualan daring, Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jualan daring, Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Penasaran open PO artinya apa dalam dunia perdagangan atau jual-beli barang secara online? Maknanya bisa banyak. Istilah ini muncul akibat berkembangnya teknologi di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi memicu banyak aktivitas berubah, salah satunya dalam menjual dan membeli suatu barang. Saat ini, kegiatan tersebut bisa dilakukan secara daring ataupun online, melalui berbagai macam aplikasi ataupun situs-situs tertentu.
Adanya aktivitas yang baru di masyarakat, selaras dengan munculnya beragam istilah baru yang dapat menunjang kegiatan tersebut. Adapun beberapa istilah tersebut ialah open PO, COD, ready stock, WTS, preloved, ongkir dan beragam istilah lainnya.
Artikel ini akan membahas mengenai artinya open PO, kegunaannya, dan bagaimana cara memaksimalkannya pada kegiatan berbisnis online Anda.

Pengertian Open PO

Ilustrasi belanja online dengan sistem PO. Foto: Pexels
Jika melihat KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, PO atau pre-order adalah gabungan kata pre, yang berarti sebelum, dan order yang memiliki arti pesanan. Maka, jika digabungkan akan menjadi "sebelum pesanan" atau "sebelum pemesanan".
ADVERTISEMENT
Namun, jika mengartikannya secara sederhana, open PO atau open pre-order ialah dibukanya pesanan sebelum barang yang dijual selesai diproduksi atau bahkan baru akan diproduksi.
Anda juga bisa mengartikan bahwa open PO ialah istilah yang digunakan antara penjual dan pembeli terkait barang yang diperdagangkan. Kesepakatan ini merujuk pada pemesanan barang yang akan atau sedang diproduksi.
Ada dua kategori pengerjaan PO atau pre-order, yang pertama ialah pemesanan barang berdasarkan jumlah atau kuota minimal barang yang hendak diproduksi penjual.
Sementara yang kedua ialah pemesanan barang berdasarkan deadline atau batas waktu yang ditentukan penjual, misalnya pada akhir bulan atau lainnya.
Selain produksi barang, PO juga memiliki dua mekanisme pembayaran. Namun, keduanya sama-sama dilakukan di awal, atau ketika barang dipesan.
ADVERTISEMENT
Mekanisme pembayaran pertama ialah dengan membayar penuh barang yang hendak dibeli. Sementara yang kedua ialah dengan membayar setengah dari harga jualnya.
Perlu diingat bahwa kedua pembayaran tersebut dilakukan ketika barang belum jadi, dan masih pada tahap produksi atau baru akan diproduksi.

Tips Memaksimalkan Pre Order dalam Berjualan Online

Ilustrasi berjualan online. Foto: Pexels
Bagi Anda sebagai penjual atau pedagang online di marketplace dan berbagai situs web lainnya, berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan guna memaksimalkan penjualan secara pre order.

1. Perhatikan Jumlah Pesanan

Hal pertama yang perlu diperhatikan ketika melakukan pre order ialah memperhatikan jumlah pesanan. Kalian perlu menentukan jumlah minimal pesanan agar ongkos produksi yang kalian keluarkan tidak sia-sia dan sebanding dengan yang akan didapatkan.
Namun, memperhatikan jumlah maksimal juga jadi hal yang penting. Sebab, jika kalian baru memulai berjualan dengan sistem pre order, perlu mengetahui berapa barang yang bisa kalian produksi.
ADVERTISEMENT
Hal ini agar tidak mengecewakan pembeli ketika, ternyata Anda malah tidak sanggup untuk mengerjakannya dan membuat jadwal pesanan kacau.

2. Catat Pesanan Barang

Mencatat dalam berdagang itu penting. Tidak terkecuali dalam berdagang online. Ini menjadi penting karena bisa membuat Anda teratur terhadap pesanan pelanggan.
Pesanan pelanggan akan sesuai dengan apa yang dia beli, jika Anda mencatatnya secara teliti. Selain itu juga bisa membantu Anda mengetahui barang yang diproduksi, pembiayaan atau ongkos produksi, serta keuntungan.

3. Tentukan Jadwal

Menentukan jadwal ialah salah satu bagian yang perlu dilakukan dalam berjualan dengan sistem pre order. Ini dapat membantu Anda untuk mengetahui tenggat waktu yang diperlukan dalam membuat suatu barang.

4. Buat Alur Pemesanan

Alur pesanan yang teratur mungkin akan menyenangkan pelanggan. Sebab, pelanggan bisa dengan mudah melakukan pembelian tanpa perlu bertanya lagi kepada penjual.
ADVERTISEMENT

5. Ketahui Sumber Daya Manusia

Langkah terakhir ialah mengetahui sumber daya yang Anda miliki. Dengan mengetahuinya, Anda bisa mengukur seberapa mampu Anda dalam memproduksi suatu barang yang dipesan oleh pelanggan atau kata lainnya ialah mengetahui batasan Anda sendiri.

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Ikut Open PO

Ilustrasi konsumen perlu memperhatikan beberapa hal saat ikut open PO. Foto: Pexels
Melalui open PO, konsumen dapat memesan produk sebelum produk tersebut tersedia di pasaran. Namun, jika Anda ingin ikut open PO, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pengalaman belanja Anda lancar, yaitu:

1. Estimasi Waktu Produksi dan Pengiriman

Salah satu hal yang perlu Anda perhatikan adalah estimasi waktu produksi dan pengiriman produk. Biasanya, saat melakukan open PO, penjual akan memberikan perkiraan waktu produksi dan pengiriman.
Namun, perlu diingat bahwa estimasi tersebut dapat berubah dan produk bisa tiba lebih cepat atau lebih lambat dari perkiraan. Pastikan Anda tidak masalah jika terjadi perubahan jadwal.
ADVERTISEMENT

2. Prioritas Pengiriman untuk Konsumen yang Membayar DP

Dalam beberapa kasus, penjual menerapkan kebijakan memberikan prioritas pengiriman kepada konsumen yang membayar uang muka atau DP terlebih dahulu.
Jadi, jika ingin memastikan produk dikirim lebih awal, bayar DP sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh penjual.

3. Tahapan Proses Produksi dan Pengiriman

Setelah membayar SP, penting untuk memahami tahapan proses produksi dan pengiriman yang akan dilakukan oleh penjual. Proses ini mencakup quality control, packing, dan pengiriman ke alamat konsumen.
Pastikan Anda memiliki pemahaman yang jelas tentang proses ini agar dapat mengikuti perkembangan pesanan dan mengetahui kapan produk akan dikirim.
Jika ada hal-hal yang tidak jelas terkait pesanan Anda, jangan ragu untuk menghubungi penjual dan meminta informasi lebih lanjut.

4. Simpan Bukti Pemesanan

Saat ikut open PO, simpanlah bukti pemesanan dan semua komunikasi yang terjadi antara Anda dan penjual. Ini termasuk bukti pembayaran, email, atau chat melalui platform yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Simpan semua bukti pemesanan ini sebagai referensi jika terjadi masalah atau pesanan Anda yang datang tidak sesuai. Bukti-bukti ini dapat membantu Anda jika perlu mengajukan keluhan atau pengembalian produk.

Kelebihan Sistem Pre Order

Ilustrasi membeli pesanan melalui sistem pre order. Foto: Pexels
Sistem pre-order memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya makin diminati penjual maupun pembeli. Dikutip dari laman Shopify, adapun beberapa kelebihan sistem pre-order, yaitu:
ADVERTISEMENT

Kekurangan Sistem Pre Order

Ilustrasi konsumen yang mengajukan keluhan karena barang yang diterima tidak sesuai. Foto: Pexels
Selain kelebihan, sistem pre-order juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Adapun beberapa kekurangan utama dari sistem pre-order, antara lain:
ADVERTISEMENT

Tips Pre Order yang Aman

Ilustrasi belanja online yang aman. Foto: Pexels
Hingga kini, tidak sedikit kasus penipuan online yang dilakukan dengan sistem pre-order. Karenanya, sangat penting bagi pembeli untuk mengetahui langkah-langkah yang aman dalam melakukan pre-order.
Dikutip dari laman Janbox, adapun beberapa tips pre-order yang aman, yaitu:

1. Pilih Penjual yang Tepercaya

Langkah pertama dalam melakukan pre-order yang aman adalah memilih toko online atau penjual yang tepercaya. Baca ulasan pelanggan sebelumnya, periksa reputasi penjual di situs e-commerce, atau minta rekomendasi dari orang-orang tepercaya.
Memilih penjual yang telah terbukti dapat dipercaya dapat mengurangi risiko penipuan atau pengiriman produk yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

2. Batasi Jumlah Pesanan

Ketika melakukan pre-order, sangat disarankan untuk membatasi jumlah pesanan yang dilakukan. Hal ini akan membantu menghindari kerugian besar jika terjadi masalah dengan penjual atau produk yang dipesan.
ADVERTISEMENT
Dengan membatasi jumlah pesanan, Anda dapat menilai dengan cermat penjual dan kualitas produk sebelum melakukan pemesanan dalam jumlah besar.

3. Catat Seluruh Data Pesanan

Pastikan untuk mencatat seluruh data pesanan yang relevan. Ini termasuk informasi kontak penjual, tanggal pemesanan, jumlah pesanan, rincian produk, dan informasi pembayaran.
Mencatat data pesanan dapat membantu Anda memiliki bukti transaksi yang jelas dan memudahkan komunikasi dengan pembeli jika terjadi masalah.

4. Kabari Proses Produksi kepada Pemesan

Sebagai penjual, penting untuk berkomunikasi dengan konsumen secara teratur mengenai proses produksi. Informasikan tentang tahapan produksi, perkiraan waktu pengiriman, dan setiap perubahan atau keterlambatan yang mungkin terjadi.
Komunikasi yang transparan dan jelas akan membantu membangun kepercayaan antara penjual dan pelanggan. Jika ada kendala atau perubahan dalam proses produksi, segera kabari pelanggan agar mereka mengetahui situasi dengan baik.
ADVERTISEMENT

5. Gunakan Metode Pembayaran yang Aman

Pastikan untuk mematuhi kebijakan dan menggunakan metode pembayaran saat melakukan pre-order. Jangan memberikan informasi kartu kredit atau data pembayaran lainnya melalui platform yang tidak aman.
Gunakan metode pembayaran yang tepercaya, seperti transfer bank atau platform pembayaran yang sudah terdaftar dengan pihak keuangan resmi, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
(NNR & SFR)