Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Penilaian Kinerja Karyawan: Pengertian dan Tahapannya
15 Juli 2021 7:11 WIB
·
waktu baca 1 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penilaian kinerja karyawan sangat penting dilakukan perusahaan. Sebab, dengan penilaian ini perusahaan dapat melihat prestasi kerja dari setiap karyawannya.
ADVERTISEMENT
Dalam Journal of Applied Business and Economics Volume 3 Nomor 3 oleh Eko Setiobudi dijelaskan bahwa penilaian kinerja atau performance appraisal (PA) dapat berfungsi untuk mengidentifikasi, mengobservasi, mengukur, mendata, dan melihat kekuatan dan kelemahan dari karyawan dalam melakukan pekerjaan.
Penilaian kinerja karyawan didesain sedemikian rupa untuk membantu perusahaan mencapai tujuan organisasi dan bisa juga berguna dalam memotivasi performa karyawan.
Hal Penting dalam Penilaian Kinerja Karyawan
Menurut Cascio dalam bukunya yang berjudul Managing Human Resources, agar penilaian kinerja karyawan dapat berjalan secara baik, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain yaitu:
a. Relevance, yaitu harus ada keterkaitan atau hubungan yang jelas antar standar kinerja dengan tujuan organisasi. Selain itu, perlu juga adanya hubungan yang jelas antara unsur-unsur pekerjaan kritis yang diidentifikasi melalui analisis pekerjaan dengan dimensi yang akan dinilai pada formulir penilaian.
ADVERTISEMENT
b. Sensitivity, yaitu bahwa sistem penilaian kinerja mampu membedakan mana karyawan yang efektif dan mana yang tidak.
c. Reliability, yaitu untuk menghasilkan data yang dapat diandalkan, maka masing-masing penilai harus memiliki kesempatan yang cukup untuk mengamati apa saja yang telah dilakukan oleh karyawan. Apabila tidak, maka seorang peneliti akan bingung dalam memberikan nilai karena tidak biasa dengan keadaan tersebut.
d. Acceptability, yaitu program sumber daya manusia harus mendapatkan persetujuan dari orang-orang yang menggunakannya. Apabila tidak, maka dapat terjadi kecerdikan manusia akan digunakan untuk menggagalkan mereka.
e. Practicality, yaitu instrumen dalam penilaian kinerja harus mudah untuk dipahami baik bagi manajer maupun bagi karyawan.
Tahapan Penilaian Kinerja Karyawan
Mengutip buku The Performance Appraisal Question & Answer Book karya Dick Grote, perusahaan yang memiliki sistem penilaian kinerja yang baik akan menggunakannya sebagai proses yang berkelanjutan. Proses tersebut terbagi ke dalam empat fase, antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Perencanaan
Dalam fase ini, atasan dan bawahan mengadakan pertemuan untukmembahas dan menetapkan tujuan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan seperti kompetensi, perilaku, dan tanggung jawab kerja yang harus dimiliki.
2. Pelaksanaan
Pada fase ini, karyawan bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peran atasan sebagai pembimbing dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka, sehingga tujuan dapat tercapai.
3. Pengukuran
Pada fase ini, atasan memberikan refleksi terhadap tugas-tugas yang telah dikerjakan karyawan dan hasil dari fase ini dapat mempengaruhi karyawan tersebut baik dalam kompensasi atau bentuk penghargaan-penghargaan lainnya.
4. Peninjauan
Fase ini merupakan fase review, yaitu mempertemukan kembali atasan dan bawahan untuk memberikan dan membahas hasil kinerja karyawan secara mendalam. Di akhir pertemuan, keduanya kembali membuat dan menetapkan tujuan serta tugas-tugas untuk masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
(AMP)