Konten dari Pengguna

Perbedaan Pendekatan Kardinal dan Ordinal dalam Teori Konsumsi

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
16 Desember 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pendekatan kardinal dan ordinal. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pendekatan kardinal dan ordinal. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Pendekatan kardinal dan ordinal terdapat dalam teori konsumsi, yakni ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana individu membuat keputusan terkait konsumsi barang dan jasa.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, kedua pendekatan ini memiliki perbedaan dalam cara mengukur dan menganalisis utilitas atau kepuasan konsumen.
Artikel ini akan menjelaskan perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal secara lebih rinci, termasuk definisi, asumsi, dan penerapannya dalam teori konsumsi.

Mengenal Pendekatan Kardinal

Ilustrasi pendekatan kardinal dan ordinal. Foto: Unsplash
Mengutip buku EKONOMI: - Jilid 1 oleh Alam S., pendekatan kardinal adalah metode yang mengasumsikan bahwa utilitas konsumen dapat diukur secara kuantitatif dan dinyatakan dalam angka.
Dengan kata lain, konsumen dapat memberikan nilai numerik tertentu pada tingkat kepuasan yang mereka peroleh dari mengonsumsi suatu barang.
Contohnya, seseorang mengatakan bahwa meminum secangkir kopi memberikan utilitas sebesar 10, sementara memakan kue memberikan utilitas sebesar 8.
ADVERTISEMENT

Mengenal Pendekatan Ordinal

Ilustrasi pendekatan kardinal dan ordinal. Foto: Unsplash
Di sisi lain, pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen hanya perlu mengurutkan preferensi mereka berdasarkan tingkat kepuasan relatif tanpa memberikan nilai kuantitatif.
Mengutip buku Ekonomi Mikro karya Partini, dalam pendekatan ordinal, konsumen hanya menyatakan preferensi mereka terhadap satu barang dibandingkan dengan barang lain.
Misalnya, seseorang dapat mengatakan bahwa mereka lebih menyukai kopi dibandingkan teh, tanpa perlu menentukan seberapa besar perbedaan utilitasnya.

Perbedaan Pendekatan Kardinal dan Ordinal

Ilustrasi pendekatan kardinal dan ordinal. Foto: Unsplash
Berdasarkan penjabaran di atas, berikut perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal yang umum.

1. Cara Mengukur dan Menganalisis Utilitas Konsumen

Dalam mengukur dan menganalisis utilitas konsumen, pendekatan kardinal dan ordinal memiliki perbedaan sebagai berikut.
Pendekatan Kardinal
ADVERTISEMENT
Pendekatan Ordinal

2. Penerapan dalam Teori Konsumsi

Pendekatan kardinal dan ordinal juga memiliki perbedaan dalam teori konsumsi, di antaranya sebagai berikut.
Pendekatan Kardinal
Pendekatan kardinal sering digunakan untuk menjelaskan marginal utility atau kepuasan tambahan yang diperoleh dari konsumsi satu unit barang tambahan. Hukum utilitas marjinal yang menurun menjadi dasar penting dalam pendekatan ini.
Contohnya, ketika seseorang meminum gelas pertama air saat haus, utilitas yang diperoleh sangat tinggi. Namun, gelas kedua dan seterusnya memberikan kepuasan yang semakin berkurang.
Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal lebih relevan dalam teori modern dengan menggunakan konsep kurva indiferen dan garis anggaran. Dalam analisis ini, konsumen memilih kombinasi barang yang memberikan kepuasan maksimal di bawah batas anggaran tertentu.
ADVERTISEMENT
Misalnya, seseorang mungkin lebih memilih kombinasi kopi dan roti dibandingkan teh dan kue, meskipun tidak dapat memberikan nilai numerik utilitas untuk tiap barang.

3. Kelebihan dan Kekurangan

Adapun kelebihan dan kekurangan dari kedua pendekatan ini, yakni sebagai berikut.
Pendekatan Kardinal
Pendekatan Ordinal
(NDA)