Prinsip Dasar Akuntansi dan Jenis-Jenisnya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
15 Juni 2021 6:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi akuntansi. Dok: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi akuntansi. Dok: Pixabay
ADVERTISEMENT
Prinsip dasar akuntansi digunakan sebagai acuan dalam proses pembuatan laporan keuangan agar perhitungannya menjadi akurat. Selain itu, prinsip dasar akuntansi juga digunakan untuk menciptakan kesesuaian antar pelaku akuntansi.
ADVERTISEMENT
Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip dasar yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses akuntansi sebagaimana pengertian di atas.

Prinsip Dasar Akuntansi

Berikut penulis rangkum dari beberapa sumber mengenai beberapa prinsip dasar akuntansi yang ada.
1. Prinsip Entitas Ekonomi
Prinsip ini membicarakan bahwa sebuah perusahaan diartikan sebagai sebuah kesatuan usaha, baik berdiri sendiri maupun terpisah dari entitas ekonomi. Aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus dipisah dengan aset milik pribadi. Dengan begitu, pencatatan transaksi keuangan juga harus dibedakan antara pencatatan milik pribadi dan perusahaan.
2. Prinsip Satuan Moneter
Dalam prinsip ini pencatatan transaksi keuangan hanya dinyatakan dan diukur dalam bentuk mata uang. Prinsip dasar ini tidak melibatkan faktor kualitatif seperti mutu, kinerja, prestasi, dan lain-lain karena tidak dapat diukur dalam bentuk uang.
ADVERTISEMENT
3. Prinsip Periode Akuntansi
Prinsip dasar akuntansi ini bisa disebut juga dengan prinsip kurun waktu. Penilaian dan pelaporan keuangan sebuah perusahaan dibatasi oleh periode waktu tertentu. Hal ini bertujuan agar laporan keuangan yang dihasilkan mudah untuk diketahui dan terukur dengan lebih baik.
4. Prinsip Kesinambungan Usaha
Maksud dari prinsip ini adalah sebuah usaha akan berjalan secara konsisten dan berkesinambungan tanpa adanya pemberhentian usaha, kecuali bila usaha atau bisnis tersebut mempunyai masalah yang bisa menyebabkan pemberhentian bisnis.
Ilustrasi ekonomi. Dok: Pixabay
5. Prinsip Biaya Historis
Pengertian dari prinsip dasar ini adalah jika pencatatan transaksi keuangan atas sebuah barang sudah didapatkan oleh sebuah perusahaan, maka pencatatan keuangannya berdasarkan pada berbagai biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang tersebut. Apabila ada proses tawar menawar, maka harga yang dicatat adalah harga yang menjadi kesepakatan kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Laporan keuangan harus mempunyai prinsip pengungkapan informasi secara penuh. Jika terdapat informasi yang tidak dapat dimuat di laporan keuangan, maka bisa dengan menuliskan keterangan tambahan informasi, berupa catatan kaki atau lampiran. Hal inilah yang kurang lebih dimaksud dalam prinsip pengungkapan penuh.
7. Prinsip Mempertemukan
Apa yang dimaksud dari prinsip ini adalah biaya yang dipertemukan dengan pendapatan yang sudah diterima perusahaan. Hal ini memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil mengenai besar atau kecilnya laba bersih yang diperoleh.
8. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan muncul karena adanya kenaikan keuangan yang diperoleh dari sebuah aktivitas usaha seperti penjualan. Pendapatan diakui ketika adanya kepastian mengenai kenaikan volume pemasukan yang diperoleh dari transaksi penjualan.
ADVERTISEMENT
9. Prinsip Konsistensi
Menyajikan laporan keuangan harus secara konsisten. Artinya, laporan tersebut tidak berubah dalam prosedur, metode, ataupun kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini memudahkan pihak perusahaan melihat dan membandingkan laporan keuangan yang dihasilkan pada beberapa periode sebelumnya.
10. Prinsip Materialitas
Dalam prinsip ini, pencatatan dan pengukuran informasi dapat dilakukan secara material atau bernilai nominal. Prinsip ini juga menentukan apakah sebuah laporan keuangan perlu ditulis ulang atau hanya dikoreksi saja.
(AMP)