Proses Bisnis di Bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga

Ilustrasi Proses Bisnis di Bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Foto: Pexels.com/olia danilevich

Proses bisnis di bidang akuntansi dan keuangan lembaga terdiri atas tujuh tahapan, mulai dari menganalisis hingga menutup neraca saldo. Proses bisnis yang tepat mampu menghasilkan hasil atau output yang konsisten dan mencapai tujuan perusahaan.

Lalu, apa saja tahapan dasar proses bisnis di bidang akuntansi dan keuangan lembaga? Simak jawaban dan informasi lainnya di artikel Berita Bisnis berikut ini.

Pengertian Proses Bisnis

Ilustrasi Proses Bisnis di Bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Foto: Pexels.com/Tima Miroshnichenko

Mengutip www.techtarget.com, proses bisnis adalah aktivitas atau serangkaian aktivitas yang mencapai tujuan perusahaan tertentu. Proses bisnis harus memiliki tujuan terarah, spesifik, dan menghasilkan hasil konsisten.

Jika sebuah perusahaan tak dapat memproses bisnis tertentu secara internal karena keterbatasan biaya atau sumber daya, perusahaan dapat menggunakan outsourcing proses bisnis.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, outsourcing adalah penyerahan sebagian pekerjaan ke perusahaan lain.

Dalam mengukur keberhasilan proses bisnis, perusahaan mengevaluasi kualitas titik akhir dari proses bisnis yang diterapkannya.

Ketika sebuah perusahaan menentukan bahwa proses bisnis tak mencapai hasil yang diinginkan, perusahaan dapat memetakan proses bisnis untuk membantu meningkatkan efektivitas operasi bisnisnya.

Proses Bisnis di Bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga

Ilustrasi Proses Bisnis di Bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Foto: Pexels.com/olia danilevich

Mengutip smallbusiness.chron.com, berikut proses bisnis yang umumnya dilakukan di bidang akuntansi dan keuangan suatu lembaga:

1. Menganalisis, Menjurnal, dan Memublikasikan

Akuntansi diperlukan dalam operasi bisnis sehari-hari untuk membuat proyeksi, menilai peluang, dan mengamankan pembiayaan bisnis.

Bagian pertama dari siklus transaksi akuntansi melibatkan analisis transaksi dan dokumen sumbernya yang berhubungan dengan proses bisnis.

Selanjutnya, penjurnalan transaksi menciptakan catatan semua transaksi perusahaan dalam satu dokumen. Hal ini dapat mencegah kesalahan dan menghubungkan entri debit dan kredit untuk setiap transaksi.

2. Mempersiapkan Neraca Saldo Awal yang Belum Disesuaikan

Setelah transaksi mengenai semua proses bisnis untuk periode tersebut dijurnal dan dipublikasikan, menyiapkan neraca saldo yang belum disesuaikan membantu memastikan bahwa tak ada kesalahan yang terjadi. Caranya dengan menunjukkan bahwa jumlah total debit sama dengan jumlah total kredit.

3. Menyesuaikan dan Menyiapkan Neraca Saldo yang Disesuaikan

Mempersiapkan neraca saldo yang disesuaikan melibatkan pencatatan semua transaksi internal dan eksternal dan memverifikasi ulang bahwa semua saldo kredit dan debit sama.

4. Mempersiapkan Laporan Keuangan

Neraca saldo yang telah disesuaikan menjabarkan semua informasi yang diperlukan untuk membuat laporan keuangan bisnis, termasuk laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, dan neraca.

Bisnis dapat memilih untuk menggunakan informasi ini untuk membuat laporan keuangan, ringkasan, atau spreadsheet lainnya, seperti laporan arus kas.

5. Menutup Neraca Saldo

Untuk mempersiapkan proses bisnis periode berikutnya, akun-akun periode saat ini harus ditutup. Setiap akun sementara ditutup dan akun permanen memiliki saldo yang dibawa ke periode berikutnya.

Pada penutupan neraca saldo, total debit dan total kredit harus sama satu sama lain untuk memastikan bahwa semua akun sementara telah ditutup dengan benar dan semua akun permanen telah seimbang.

(MQ)