news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Proses Manajemen Risiko dan Pengertiannya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
17 Juni 2021 5:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi manajemen risiko. Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manajemen risiko. Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam setiap pilihan tentu ada risiko di baliknya, terutama dalam sebuah bisnis. Risiko merupakan sesuatu yang ingin dihindari karena dapat menyebabkan suatu kerugian atau semacamnya.
ADVERTISEMENT
Namun, risiko juga dapat dikelola agar nantinya dapat diperoleh hasil yang paling optimal. Proses mengelola risiko dapat disebut juga sebagai manajemen risiko. Sebelum mencari tahu bagaimana cara-cara dalam manajemen risiko, alangkah baiknya untuk mengenali secara rinci definisi dari risiko.

Pengertian Risiko

Berdasarkan modul berjudul Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management yang ditulis oleh Mamduh M. Hanafi, disebutkan bahwa risiko merupakan kejadian yang merugikan. Risiko bisa dikelompokkan ke dalam tipe-tipe berikut ini.
1. Risiko Murni dan Risiko Spekulatif
Risiko murni adalah risiko ketika kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran, banjir, dan semacamnya.
Risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe risiko ini adalah dalam usaha bisnis. Contoh lain adalah investasi saham.
ADVERTISEMENT
2. Risiko yang Dinamis dan Risiko yang Statis
Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh, risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu.
Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru.
3. Risiko Subjektif dan Risiko Objektif
Risiko objektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang objektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi.
Risiko subjektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu.
Ilustrasi manajemen risiko. Sumber: Pixabay

Proses Manajemen Risiko

Dalam modul yang ditulis oleh Mamduh M. Hanafi juga dijelaskan mengenai proses-proses dalam manajemen risiko, antara lain identifikasi risiko, evaluasi dan pengukuran risiko, serta pengelolaan risiko.
ADVERTISEMENT
Proses pengelolaan risiko terdiri dari beberapa cara berikut ini.
a. Penghindaran
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah penghindaran. Tetapi, cara semacam ini barangkali tidak optimal. Sebagai contoh, jika kita ingin memperoleh keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau kita harus keluar dan menghadapi risiko tersebut. Kemudian kita akan mengelola risiko tersebut.
b. Ditahan (Retention)
Contoh dalam cara ini misalkan seseorang akan keluar rumah membeli sesuatu dari supermarket terdekat, dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan tersebut tidak diasuransikan. Orang tersebut merasa asuransi terlalu repot, mahal, sementara dia akan mengendarai kendaraan tersebut dengan hati-hati. Dalam contoh tersebut, orang tersebut memutuskan untuk menanggung sendiri (menahan, retention) risiko kecelakaan.
c. Diversifikasi
Diversifikasi memiliki maksud menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. Sebagai contoh, kita barangkali akan memegang aset tidak hanya satu, tetapi pada beberapa aset, misal saham A, saham B, obligasi C, properti, dan sebagainya. Jika terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut diharapkan bisa dikompensasi oleh keuntungan dari aset lainnya.
ADVERTISEMENT
d. Transfer Risiko
Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita bisa mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut. Sebagai contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
e. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan. Sebagai contoh, untuk mencegah terjadinya kebakaran, kita memasang alarm asap di bangunan kita. Alarm tersebut merupakan salah satu cara kita mengendalikan risiko kebakaran.
f. Pendanaan Risiko
Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana ‘mendanai’ kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul. Sebagai contoh, jika terjadi kebakaran, bagaimana jika menanggung kerugian akibat kebakaran tersebut? Apakah dari asuransi? Atau menggunakan dana cadangan? Isu semacam itu masuk dalam wilayah pendanaan risiko.
ADVERTISEMENT
Itulah ulasan singkat mengenai manajemen risiko, semoga bermanfaat!
(AAG)