Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Rasio Keuangan Solvabilitas: Pengertian, Rumus, dan Manfaatnya
3 Juni 2021 5:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Rasio solvabilitas merupakan salah satu jenis rasio keuangan yang dipakai untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Akselaran, terdapat tiga jenis rasio solvabilitas, antara lain:
1. Debt Ratio
Debt ratio (rasio utang) merupakan jenis rasio yang digunakan untuk mengevaluasi besaran perusahaan sesuai jumlah utang untuk dapat membiayai aset. Dengan rasio ini, jumlah keseluruhan aset dan uang diperbandingkan. Rasio ini pun mampu menunjukkan kapasitas perusahaan dalam memperoleh pinjaman baru yang berjaminan aktiva tetap untuk menambah modal.
Jika tingkat rasio jenis ini kian meningkat, jaminan dari kreditur untuk jangka panjang pun kian terjamin. Hanya saja, pada umumnya, para kreditur cenderung memilih perusahaan dengan rasio utang rendah karena kemungkinan besar kondisi keuangan perusahaan masih aman dan tidak mudah bangkrut.
2. Debt-to-Equity Ratio
Jenis rasio ini merupakan rasio utang atas ekuitas (kepemilikan dalam bentuk nilai uang). Rasio ini biasanya diterapkan untuk membandingkan antara ekuitas dan liabilitas (penghambat). Itu artinya, utang jangan sampai lebih besar daripada modal sehingga beban yang ditanggung perusahaan pun tidak bertambah. Semakin kecil rasio berarti kondisi perusahaan sedang membaik karena modal guna menjamin utang terbilang besar.
ADVERTISEMENT
3. Times Interest-Earned Ratio
Disebut juga interest coverage ratio, times interest-earned ratio merupakan rasio yang mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga di masa depan. Rasio ini membandingkan antara laba (keuntungan) sebelum pembayaran pajak dan bunga atas biaya bunga. Semakin tinggi nilai rasio jenis ini, kemampuan perusahaan agar dapat membayar bunga dari utang pun semakin besar.
Namun, sebaliknya, bila nilai times interest-earned ratio ini semakin rendah, kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya pun kian rendah. Faktor ini dapat menjadi tolak ukur bagi pihak kreditur sebelum memberikan pinjaman tambahan.
Rumus Rasio Solvabilitas
Mengutip buku Manajemen Keuangan dan Bisnis: Teori dan Aplikasi karya Dr. Agus S. Irfani, MBA, terdapat beberapa elemen penting yang perlu diperhatikan dalam rasio solvabilitas.
ADVERTISEMENT
1. Asset to Dept Ratio (ADR)
ADR menggambarkan kemampuan total aset perusahaan untuk menjamin seluruh kewajiban (utang) perusahaan.
Rumus = Total Aset : Total kewajiban
2. Equity to Dept Ratio (EDR)
EDR merefleksikan kemampuan total modal sendiri (Ekuitas) perusahaan untuk menutupi seluruh kewajiban (utang) perusahaan.
Rumus = Modal Sendiri : Total Kewajiban
3. Equity to Lt-Dept Ratio (ELDR)
ELDR memanifestasikan kemampuan total modal sendiri (Ekuitas) perusahaan untuk menutupi seluruh kerajiban (utang) jangka panjang/obligasi perusahaan.
Rumus = Modal Sendiri : Kewajiban Jangka Panjang
ADVERTISEMENT
4. Time interest Earned (TIE)
TIE merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menutupi seluruh beban utang dengan jaminan laba operasi (EBIT/Earning Before Interest and Tax) yang diperoleh perusahaan pada periode yang sama. Di beberapa literatur manajemen keuangan, rasio ini juga diistilahkan dengan interest coverage (IC) yang berarti kemampuan perusahaan untuk menutupi beban utang yang ditanggungnya.
Rumus = EBIT : Beban Bunga
Kinerja solvabilitas keuangan suatu perusahaan dinyatakan dalam keadaan solvable adalah ketika ADR, EDR, ELDR, dan TIE pada tahun tersebut secara komprehensif historis meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Manfaat rasio solvabilitas
ADVERTISEMENT
Itulah ulasan singkat mengenai rasio solvabilitas. Semoga bermanfaat!
(AAG)