Konten dari Pengguna

Rasio Profitabilitas Apa Saja? Ini Jenis-jenisnya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
14 Oktober 2024 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rasio profitabilitas. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rasio profitabilitas. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua sumber daya yang dimilikanya, baik itu dari kegiatan penjualan, penggunaan aset, hingga modal.
ADVERTISEMENT
Hasil dari pengukuran rasio profitabilitas dapat dijadikan informasi berharga untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan dan membantu mengevaluasi kinerja keuangan secara menyeluruh.
Terdapat beberapa indikator yang kerap digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini mengenaj jenis-jenis rasio profitabilitas.

Rasio Profitabilitas Apa Saja?

Ilustrasi rasio profitabilitas. Foto: Pexels
Mengutip dari buku Analisis Fundamental (Trading dan Investasi Saham) oleh Alexander Hery, berikut jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam praktik untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

1. Gross Profit Margin (GPM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih. Marjin laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan penjualan bersih.
Laba kotor sendiri diperoleh dari hasil pengurangan antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Semakin tinggi margin laba kotor berarti semakin tinggi pula laba kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih.
ADVERTISEMENT
Rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba kotor adalah sebagai berikut.

2. Operating Profit Margin (OPM)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar biaya yang dikeluarkan dalam penjualan. Nilai OPM yang lebih tinggi mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan yang lebih baik. Indikator ini dapat diukur dengan menggunakan rumus:

3. Net Profit Margin (NPM)

Net profit magin atau marjin laba bersih merupakan rasio untuk mengukur persentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih.
Sementara, laba bersih diperoleh sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak penghasilkan dengan beban pajak penghasilan. Semakin tinggi nilai NPM, semakin besar bagian pendapatan yang menjadi laba bersih.
ADVERTISEMENT
Indikator ini dapat diukur menggunakan rumus:

4. Return on Assets (ROA)

Hasil pengembalian atas aset atau return on asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Nilai yang lebih tinggi menunjukkan penggunaan aset yang lebih efisien.
Rumus yang dipakai untuk menghitung pengembalian atas aset adalah sebagai berikut.

5. Return on Equity (ROE)

Return on equity atau hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Nilai dari ROE yang lebih tinggi mencerminkan bahwa perusahaan berhasil menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
ADVERTISEMENT
Berikut rumus untuk menghitung hasil pengembalian atas ekuitas:
(SA)