Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Rumus Current Ratio, Begini Cara Menghitungnya
7 Juli 2022 15:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengetahui rumus current ratio merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan, baik kecil maupun besar. Hal ini karena, setiap perusahaan atau jenis usaha pasti mempunyai kewajiban atau beban tanggungan jangka pendek yang perlu dilunasi dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Umumnya, kewajiban atau tanggungan ini harus dilunasi kurang dari 1 tahun atau 12 bulan. Agar bisa menghitung atau memperkirakan, apakah suatu perusahaan mampu atau tidak untuk membayar tanggungan, di sini letak pentingnya mengetahui current ratio.
Current ratio atau rasio lancar adalah bentuk perhitungan perusahaan guna mengevaluasi keadaan finansialnya mampu mengatasi kewajiban lancar, seperti utang dan gaji pegawai.
Perhitungan ini tidak hanya berguna bagi perusahaan besar saja, tetapi juga penting bagi usaha kecil. Begitu pula penting bagi investor untuk bisa mengetahui perusahaan mana yang situasi keuangannya lancar, agar nantinya investor bisa memilih dengan cermat saham yang akan menguntungkan.
Pengertian Current Ratio
Mengutip buku Menyusun Laporan Keuangan untuk UKM dengan Microsoft Excel, penggunaan current ratio ialah untuk mengukur kemampuan perusahaan terhadap kewajiban yang harus segera dibayar dengan aktiva lancar yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa current ratio atau rasio lancar merupakan salah satu jenis dari rasio likuiditas. Seperti yang sebelumnya dikatakan, rasio lancar digunakan untuk menimbang situasi likuiditas sebuah perusahaan melalui aktiva lancar dengan liabilitas lancarnya.
Secara sederhana, current ratio ini ialah cara atau metode yang diperlukan perusahaan untuk mengetahui apakah aset lancar miliknya dapat membayar semua kewajiban lancarnya pada kurun waktu kurang dari satu tahun.
Dengan melakukan perhitungan melalui current ratio, perusahaan jadi tahu perihal posisi likuiditas usaha mereka. Secara implisit posisi likuiditas itu nampak berdasarkan hasil dari perhitungan current ratio.
Angka likuiditas yang aman, ialah berada di atas 1. Sedangkan jika angka itu berada di bawah 1, maka diketahui bahwa posisi likuiditas suatu perusahaan sedang tidak baik.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Manajemen Aktiva Pasiva Bank Nondevisa, William M Galvin mengungkapkan bahwa likuiditas memiliki arti, bahwa perusahaan mempunyai sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban.
Cara Menghitung dengan Rumus Current Ratio
Untuk menghitung menggunakan rumus current ratio tidak begitu sulit. Adapun caranya ialah semua aset lancar dibagi dengan tanggungan atau kewajiban lancar.
Aset lancar sendiri terdiri dari kas, persediaan, piutang, dan jenis aset lancar lainnya. Sementara kewajiban lancar meliputi utang, akrual, utang bunga adan kewajiban lancar lain.
Perlu kiranya memberikan contoh kasus agar dapat memahami dengan lebih baik perihal current ratio. Berikut contoh perhitungan current ratio pada suatu perusahaan:
Aset lancar:
ADVERTISEMENT
Kewajiban Lancar:
Maka, total aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan adalah Rp390.000.000. sementara untuk total kewajiban lancarnya sebesar Rp315.000.000. adapun untuk rumusnya ialah:
Rasio Lancar = Aset Lancar : Kewajiban Lancar
Rasio Lancar = 390.000.000 : 315.000.000
Rasio Lancar = 1,2
Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan angka 1,2. Ini berarti bahwa likuiditas suatu perusahaan masih berada di angka yang sehat. Sebab, hasil perhitungannya berada di atas angka 1.
(NNR)