Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Akuntansi di Indonesia
28 Mei 2021 10:18 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menyadur Jurnal Riset Akuntansi & Komputerisasi Akuntansi Volume 2 Tahun 2010 oleh Anisa Putri, berikut adalah sejarah akuntansi Indonesia sebagaimana menurut ahli.
Sejarah Penemuan Akuntansi Dunia
Ahli sejarah mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada pada peradaban kurang lebih 3000 M. Bentuk pembukuan pada peradaban itu berkaitan dengan faktor-faktor, antara lain sistem penulisan, pengenalan angka arab dan desimal, aljabar, bahan-bahan penulisan yang murah, meningkatnya literasi, dan adanya medium pertukaran yang baku.
Orang pertama yang dikenal mengkodifikasikan akuntansi dengan mengulas tata buku berpasangan yang disebut Particularis de Computis et Scripturis adalah Luca Pacioli. Sebab, tulisan inilah yang pertama kali diterbitkan dan dipublikasikan dan masih relevan sampai sekarang.
Penemuan akuntansi pertama kali juga tidak terlepas dari peran para pedagang, khususnya pedagang dari bangsa Arabia dan Mesir. Hal ini terbukti dengan adanya praktik sistem buku berpasangan oleh pemerintahan Islam pada abad ke-10.
ADVERTISEMENT
Sejarah Akuntansi di Indonesia
Akuntansi tidak sama dengan tata buku meskipun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, di antaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (anglo-saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia . Sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia pun berubah dari sistem Eropa (continental) ke sistem Amerika (anglo-saxon).
Pada dekade zaman penjajahan sampai 1955, cara untuk memperoleh gelar akuntan melalui pendidikan formal dan nonformal (kursus-kursus). Pada dekade 1955 sampai dengan 1979 gelar akuntan mulai diberikan.
Berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 1954, diawali dengan pembukaan jurusan akuntansi di UI Tahun 1955 lulusan akuntansi pertama pada Tahun 1957. Akan tetapi, UU tersebut ternyata mengandung kontroversi-kontroversi, yaitu bahwa:
ADVERTISEMENT
1. Yang diperbolehkan mendidik calon akuntan adalah universitas negeri di fakultas ekonominya, akibatnya mempunyai konsekuensi bahwa universitas swasta tidak dibenarkan menghasilkan akuntan;
2. Pendidikan mengarah ke pendidikan akuntan publik.
Pada dekade 1980 sampai dengan 2000 pintu bagi lulusan PTS untuk memperoleh sebutan akuntan mulai dibuka melalui mekanisme Ujian Negara Akuntansi (UNA).
Selain itu berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 1989 seseorang dapat memperoleh gelar akuntan yang selanjutnya diubah menjadi sebutan akuntan dengan syarat seseorang itu telah bergelar Sarjana Ekonomi. Pada tahun 1997 izin praktik akuntan hanya diberikan bagi yang telah menempuh USAP setelah itu baru bisa mendapatkan BAP.
Pada akhir dekade 2001 sampai dengan sekarang, lahirlah mekanisme baru seiring dengan terbitnya SK Mendikbud No. 056/U/1999. Mulai September 2002, gelar akuntan bukan monopoli PTN bahkan. Sejak berlakunya SK Mendiknas 179/U/2001 mahasiswa S1 jurusan akuntansi PTN harus menempuh pendidikan di PPA paling lama 2 tahun barulah bisa menghasilkan gelar dan register akuntan.
ADVERTISEMENT
Sejak berlakunya SK tersebut PTN penghasil akuntan dibatasi sampai 31 Agustus 2004. Akhirnya PPA bisa diselenggarakan oleh semua perguruan tinggi yang memenuhi syarat yang direkomendasikan IAI melalui panitia Ahli. Guna mendukung kelancaran penyelenggaraan PPA, Mendiknas mengeluarkan SK Mendiknas No. 180/P/2001 tentang pengangkatan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan.
(AMP)