Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Bank Indonesia dari Penjajahan Belanda hingga Sekarang
28 April 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Mei 2022 15:51 WIB
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Bank Indonesia memiliki cikal bakal yang berasal dari masa penjajahan. Digunakannya mata uang sebagai transaksi melatarbelakangi hadirnya bank untuk mengatur peredaran uang.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia merupakan bank sentral milik negara Indonesia. Pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia diresmikan pada tahun 1999 melalui UU No 23/1999 tentang Bank Indonesia. Lalu pada tahun 2006, undang-undang tersebut diganti menjadi Undang-Undang Republik Indonesia No 6/2009.
Sebagai bank sentral , Bank Indonesia diberikan otonomi untuk melaksanakan tugas dan kewenangannya. Adapun tugas utama Bank Indonesia yaitu untuk menjaga kestabilan nilai rupiah, baik itu terhadap barang dan jasa maupun terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan utamanya, Bank Indonesia memiliki tiga pilar yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan. Ketiganya saling terintegrasi agar kestabilan rupiah dapat tercapai dengan efektif.
ADVERTISEMENT
Hadirnya Bank Indonesia berperan penting dalam peredaran uang serta nilai mata uang rupiah. Kehadiran bank sentral di Indonesia tidak semata-mata dibuat begitu saja, tetapi sudah menempuh proses perjalanan yang cukup lama.
Perkembangan bank sendiri sudah dimulai sejak masa penjajahan. Mengutip dari laman resmi bi.go.id, berikut sejarah perkembangan Bank Indonesia dari masa penjajahan hingga saat ini.
Sejarah Bank Indonesia Masa Penjajahan
Sejarah Bank Indonesia tidak terlepas dari latar belakang penggunaan mata uang dalam transaksi saat masa penjajahan. Bangsa Eropa mulai mendatangi Asia di tahun 1600 di mana Nusantara sendiri sudah memiliki mata uang di masing-masing kerajaan. Terdapat juga mata uang Picis dari Tiongkok yang dominan di peredaran uang Nusantara.
Kedatangan yang diawali oleh Portugis pun berguling menjadi penjajahan oleh maskapai dagang Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Untuk mendukung kegiatan perdagangan, VOC membentuk sebuah bank bernama De Bank van Courant en Bank van Leening di tahun 1752. Tugas utama bank tersebut yaitu untuk memberi pinjaman pada pegawai VOC dengan iming bunga untuk memutarkan uang di VOC.
ADVERTISEMENT
Karena mengalami krisis keuangan, di tahun 1818 Bank van Courant pun bangkrut. Akhirnya Kerajaan Belanda mendirikan De Javasche Bank (DJB) dan memberi hak oktroi sebagai bank sirkulasi. Bank inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Bank Indonesia.
Hingga tahun 1870, Hindia Belanda mengalami ekspansi ekonomi. Hal ini juga mempengaruhi De Javasche Bank di mana sudah terdapat 15 cabang di daerah strategis Hindia Belanda. Pada akhirnya, De Javasche Bank dilikuidasi oleh Jepang dan berganti nama menjadi Nanpo Kaihatsu Ginko saat pemerintahan Jepang.
Sejarah Bank Indonesia Masa Awal Kemerdekaan
Saat Belanda kembali menguasai, De Javasche Bank kembali beroperasi. Dengan hak oktroi yang dimiliki, De Javasche Bank dapat mencetak mata uang Gulden di Hindia Belanda.
ADVERTISEMENT
Setelah Indonesia melaksanakan proklamasi kemerdekaan, Belanda kembali ke Indonesia lewat Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Berusaha kembali merebut Indonesia, di sini NICA mengoperasikan DJB untuk mengedarkan uang NICA agar ekonomi Indonesia kacau.
Karena tindakan Belanda yang berusaha mengacaukan ekonomi Indonesia, pemerintah pun berusaha untuk menegakkan kedaulatan ekonomi negara. Hal ini dilakukan dengan membangun bank sirkulasi bernama Bank Negara Indonesia (BNI) dan mencetak Oeang Republik Indonesia (ORI). Terdapat dua bank sirkulasi membentuk adanya peperangan mata uang di mana uang DJB disebut uang merah dan ORI disebut uang putih.
Di tahun 1949, Indonesia berganti menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) di mana kedudukannya berada di bawah Kerajaan Belanda dan Republik Indonesia tergabung di dalamnya. Adanya RIS membuat DJB sebagai bank sirkulasi utama.
ADVERTISEMENT
Sejarah Berdirinya Bank Indonesia
Untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi Republik Indonesia, pemerintah membeli saham DJB sebesar 97% dan melakukan nasionalisasi terhadap DJB. Akhirnya terbitlah UU No 11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia (BI) yang memulai resminya Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Tidak hanya sebagai bank sirkulasi, Bank Indonesia juga bertugas sebagai bank komersial dengan pemberian kredit. Lalu di tahun 1968, BI tidak lagi memberi kredit namun beralih tugas menjadi agen pembangunan dan pemegang kas negara.
Dua puluh tahun berlalu, BI melakukan deregulasi perbankan yaitu Paket Kebijaksanaan 27 Oktober 1988 untuk mendorong pertumbuhan industri perbankan. Setelah itu, terjadi krisis moneter di Asia, di mana BI perlu mengambil tindakan seperti kebijakan penanggulangan krisis, kebijakan floating exchange, penutupan bank, dan restrukturisasi bank yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Di tahun 1999, terbit UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang menetapkan BI sebagai bank sentral dan bersifat independen. Tujuan utamanya yaitu untuk mencapai dan menjaga kestabilan nilai Rupiah.