Sejarah Mata Uang Rupiah, Diterbitkan oleh Dua Institusi

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
28 April 2022 14:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mata Uang Rupiah. Foto: Bank Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mata Uang Rupiah. Foto: Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejarah mata uang Rupiah milik Republik Indonesia terbilang cukup panjang. Perkembangan mata uang Rupiah dimulai sejak masa penjajahan.
ADVERTISEMENT
Mata uang sendiri penting bagi suatu negara untuk bertransaksi. Setiap negara memiliki mata uang yang berbeda dengan nilai yang berbeda juga. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan ekonomi serta bidang lain di negara tersebut.
Masyarakat di wilayah Indonesia sendiri sudah melakukan transaksi sejak masa kerajaan. Mulanya memiliki mata uang yang berbeda di setiap kerajaan namun sejak kedatangan VOC di Nusantara mata uang yang digunakan berasal dari maskapai dagang tersebut.
Lalu seperti apa perjalanan perkembangan mata uang Rupiah? Mengutip dari laman idxchannel.com, berikut penjelasannya.

Sejarah Mata Uang Rupiah di Awal Kemerdekaan

Ilustrasi Mata Uang Rupiah. Foto: Bank Indonesia.
Saat pemerintahan Belanda, masyarakat Indonesia menggunakan mata uang Gulden. Mata uang tersebut berubah menjadi Gun Pyo ketika Jepang menduduki di tahun 1942.
ADVERTISEMENT
Saat awal kemerdekaan Indonesia dan kedatangan Belanda melalui NICA, uang Gun Pyo ditarik kembali dan menggunakan mata uang NICA. Terdapat empat mata uang sah pada masa itu yaitu De Javasche Bank, De Japansche Regering, Dai Nippon, dan Dai Nippon Teikoku Seibu.

1. ORI dan ORIDA

Oeang Republik Indonesia (ORI) merupakan mata uang pertama Indonesia pada tahun 1946 dan mulai diedarkan pada tanggal 30 Oktober di tahun itu. ORI dicetak setiap hari mulai jam 7 pagi hingga 10 malam.
Setelah cukup banyak, cetakan ORI dikirim ke seluruh Jawa dan Madura yang menyebabkan persaingan mata uang. Hal ini dikarenakan NICA masih menduduki beberapa wilayah Indonesia.
Setelah menerbitkan ORI, pemerintah setuju untuk menerbitkan ORIDA (ORI Daerah) untuk membantu penyebaran mata uang ORI. Sehingga di tahun 1947 terdapat 21 jenis mata uang dan 27 jenis ORIDA.
ADVERTISEMENT

2. Uang Republik Indonesia Serikat

Pada saat masa Republik Indonesia Serikat, Belanda berhasil membuat NICA sebagai satu-satunya mata uang resmi di Indonesia. Hal ini dilakukan melalui Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Karena penolakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono, Belanda mengadakan survei penggunaan mata uang oleh masyarakat Indonesia dengan hasil ORI sebagai pilihan alat pembayaran resmi.
Akhirnya pemerintah memberlakukan uang Republik Indonesia Serikat di tahun 1950 yang diterbitkan oleh De Javasche Bank. Beredarnya uang RIS tidak berlangsung lama karena di tanggal 17 Agustus 1950, Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri kembali.

3. Rupiah

Dengan berakhirnya RIS yang membuka perekonomian Indonesia pada tahun 1950, situasi domestik sedikit terpengaruh oleh gejolak ekonomi dunia. Oleh karena itu, pemerintah memberlakukan kebijakan gunting Sjafruddin dengan tujuan untuk mengurangi peredaran uang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terutama saat BI meninggalkan DeJavasche Bank pada tahun 1953. Terdapat dua jenis mata uang rupiah yang dianggap sah yaitu mata uang Rupiah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia (Kemenkeu) dan BI dalam bentuk uang kertas dan uang logam.
Pada tahun 1953, pemerintah menerbitkan uang kertas pecahan di bawah Rp 5 dan BI menerbitkan uang kertas di atas Rp 5.

(NDA)