Tema Presidensi G20 2022 Beserta Makna Logonya

Logo Presidensi G20 2022. Foto: g20.org

Terhitung sejak 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022 mendatang, Indonesia memegang Presidensi G20 Tahun 2022. Tema Presidensi G20 2022 yang diusung ialah “Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama, Bangkit Perkasa”.

Melansir laman g20.org, G20 merupakan sebuah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Negara-negara tersebut mempunyai kelas pendapatan yang beragam, mulai dari menengah hingga tinggi. Berikut rincian negara yang tergabung dalam G20:

Indonesia memegang Presidensi G20 sejak melakukan serah terima dari Italia pada 31 Oktober 2021 di Kota Roma, Italia. Presidensi G20 Indonesia berakhir pada serah terima presidensi berikutnya, yakni pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) akhir 2022.

Adapun KTT G20 akan dilaksanakan di Bali dengan dihadiri oleh kepala negara atau kepala pemerintahan dari negara-negara anggota dan negara undangan.

Makna Logo dan Tema Presidensi G20 2022

Menkeu RI Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Menkeu Australia Josh Frydenberg. Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO

Logo G20 Indonesia terdiri dari bermacam-macam elemen grafis dengan makna sebagai berikut:

Menurut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam keterangan persnya yang disadur dari laman Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui logo tersebut Indonesia berkomitmen bahwa Presidensi ini akan memberikan dampak positif bagi dunia.

Sementara itu, tema Presidensi G20 2022 adalah “Recover Together, Recover Stronger” yang berarti “Pulih Bersama, Bangkit Perkasa”. Hal tersebut dinilai sejalan dengan menurunnya perekonomian akibat wabah virus korona.

Makna tema Presidensi G20 2022, yaitu Indonesia ingin mengajak seluruh negara yang ada di dunia untuk bahu-membahu dan saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat maupun berkelanjutan.

Bahasan dalam Forum G20

Forum G20 membahas dua permasalahan yang berbeda, yaitu Finance Track dan Sherpa Track. Topik pertama tersebut akan membahas isu keuangan seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan riil, investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.

Adapun Sherpa Track akan membahas isu yang lebih luas dan detail seperti antikorupsi, ekonomi digital, lapangan pekerjaan, pertanian, pendidikan, kesehatan, budaya, pembangunan, lingkungan, pariwisata, energi berkelanjutan, pemberdayaan perempuan, dan urusan luar negeri.

Pertemuan saat membahas Finance Track dihadiri oleh Menteri Keuangan hingga Gubernur Bank Sentral dari tiap-tiap negara anggota. Sedangkan pertemuan Sherpa Track dihadiri oleh delegasi-delegasi dari tiap negara anggota dalam tiga jenis pertemuan, yaitu pertemuan working group, engagement group, dan pertemuan tingkat menteri.

(ZHR)