Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Teori-teori Manajemen yang Bisa Diterapkan di Tempat Kerja
13 Januari 2023 13:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teori-teori manajemen terus dikembangkan agar dapat mengikuti praktik bisnis saat ini. Karena sebagaimana kita tahu, manajemen sudah menjadi bagian yang diperlukan dalam segala aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, manajemen bahkan menjadi pemegang kendali paling besar dalam mewujudkan visi dan misi. Dengan manajemen yang tepat, sudah pasti dapat menuntun organisasi atau perusahaan menuju keberhasilan.
Secara etimologi, manajemen berasal dari Bahasa Prancis kuno, ménagement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Namun ada juga yang beranggapan bahwa istilah manajemen diambil dari Bahasa Italia, maneggiare yang artinya mengendalikan.
Apabila menurut pendapat khalayak umum, manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas mengatur atau mengelola sesuatu. Agar manajemen bisa mengatur atau mengelola segala aktivitas, diperlukan teori-teori manajemen. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Mengenal Teori-teori Manajemen
Menurut ahli militer dari Amerika Serikat James. A Lawrence dalam buku Manajemen Kerja, teori manajemen merupakan wadah untuk bertemunya ide-ide yang kemudian dijadikan sebagai kerangka kerja organisasi untuk membangun tim kerja .
ADVERTISEMENT
Ide atau teori yang diterapkan oleh seorang pemimpin biasanya ide yang paling sesuai dengan keadaan mereka, baik secara kepribadian, budaya kerja, lingkungan, kebijakan perusahaan, dan kondisi karyawan.
Penerapan teori manajemen dalam praktiknya dapat dilihat ketika para pemimpin perusahaan memotivasi karyawan mereka agar memberikan kontribusi yang terbaik untuk mencapai tujuan perusahaan.
Adapun teori manajemen terbagi menjadi tujuh jenis. Merangkum dari laman Universitas Medan Area Fakultas Isipol Prodi Administrasi Publik, berikut teori-teori manajemen menurut para ahli:
1. Teori manajemen ilmiah
Dikembangkan oleh Frederick Taylor, teori manajemen ilmiah harus digunakan untuk melakukan tugas di tempat kerja. Teori ini bahkan bisa dijadikan sebagai lawan dari pemimpin yang mengandalkan penilaian mereka atau kebijaksanaan pribadi anggota tim.
Teori manajemen ilmiah menyarankan agar para pemimpin menugaskan anggota tim untuk pekerjaan yang paling sesuai dengan kemampuan mereka, melatih mereka secara menyeluruh, dan mengawasi mereka untuk memastikan mereka efisien dalam peran tersebut.
ADVERTISEMENT
Fokus teori manajemen ilmiah adalah untuk mencapai efisiensi tempat kerja maksimum dengan menemukan cara optimal untuk menyelesaikan tugas bermanfaat, hal itu mengabaikan kemanusiaan individu.
Teori ini tidak banyak dipraktikkan saat ini dalam bentuknya yang paling murni, tetapi teori ini menunjukkan kepada para pemimpin pentingnya efisiensi tempat kerja, nilai memastikan anggota tim menerima pelatihan yang cukup dan perlunya kerja tim dan kerja sama antara supervisor dan karyawan .
2. Teori manajemen administrasi
Teori manajemen administrasi dikembangkan oleh Henri Fayol, seorang eksekutif senior dan insinyur pertambangan, ketika dia memeriksa sebuah organisasi melalui perspektif para manajer dan situasi yang mungkin mereka hadapi.
Henri percaya bahwa para pemimpin memiliki enam fungsi utama dalam perusahaan, yakni untuk meramalkan, merencanakan, mengkoordinasikan, memerintah dan mengendalikan.
ADVERTISEMENT
Dari fungsi tersebut, dia kemudian mengembangkan teori manajemen administrasi yang menguraikan bagaimana para pemimpin harus mengatur dan berinteraksi dengan tim mereka.
Henri kemudian menyarankan bahwa teori manajemen administrasi tersebut tidak boleh kaku, tetapi harus diserahkan kepada manajer untuk menentukan bagaimana mereka menggunakannya untuk mengelola secara efisien dan efektif.
3. Teori manajemen birokrasi
Dikembangkan oleh Max Weber, teori manajemen birokrasi berfokus pada penataan organisasi dalam hierarki, sehingga ada aturan tata kelola yang jelas. Ada beragam prinsip untuk menciptakan teori manajemen birokrasi.
Di antaranya meliputi rantai komando, pembagian kerja yang jelas, pemisahan aset pribadi dan organisasi dari pemilik, aturan dan regulasi yang ketat dan konsisten, pencatatan dan dokumentasi yang cermat, serta pemilihan dan promosi karyawan berdasarkan kinerja dan kualifikasi.
ADVERTISEMENT
4. Teori hubungan manusia
Teori ini dikembangkan oleh Elton Mayo, fokusnya adalah pada perubahan kondisi kerja seperti pencahayaan, waktu istirahat, dan lamanya hari kerja. Dari setiap perubahan yang diuji, Elton terus bertemu dengan peningkatan kinerja.
Pada akhirnya, Elton menyimpulkan bahwa peningkatan itu bukan karena perubahan, tetapi karena karyawan merasa dihargai. Eksperimen ini kemudian memunculkan teori bahwa karyawan lebih termotivasi oleh perhatian pribadi daripada diberikan uang.
5. Teori manajemen sistem
Teori manajemen ini menegaskan bahwa bisnis terdiri dari beberapa komponen yang harus bekerja secara harmonis agar sistem yang lebih besar berfungsi secara optimal.
Teori ini juga menerangkan bahwa karyawan adalah komponen yang paling penting dari sebuah perusahaan dan departemen. Oleh karena itu, manajer harus mengevaluasi pola dan peristiwa karyawan untuk menentukan pendekatan manajemen terbaik.
ADVERTISEMENT
6. Teori manajemen kontingensi
Dikembangkan oleh Fred Fiedler, fokus utama teori ini adalah bahwa tidak ada satu pendekatan manajemen yang berhasil untuk setiap organisasi. Fiedler menegaskan bahwa ada ciri-ciri kepemimpinan yang berlaku untuk setiap jenis situasi dan seorang pemimpin harus fleksibel untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.
7. Teori X dan Y
Psikolog sosial Amerika Douglas McGregor memperkenalkan teori X dan Y dalam bukunya yang berjudul The Human Side of Enterprise, dia menyimpulkan bahwa dua gaya manajemen yang berbeda dipandu oleh persepsi mereka tentang motivasi anggota tim.
Manajer yang menganggap karyawan apatis atau tidak menyukai pekerjaannya menggunakan teori X yang bersifat otoriter. Sementara teori Y digunakan oleh manajer yang percaya bahwa karyawan bertanggung jawab, berkomitmen, dan memiliki motivasi diri.
ADVERTISEMENT
Dari penelitiannya tersebut, McGregor mendapati bahwa organisasi besar dapat mengandalkan teori X untuk membuat semua orang fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Sementara bisnis yang memberi karyawan untuk ikut dalam pengambilan keputusan dapat menggunakan teori Y.
(NDA)