Konten dari Pengguna

Tujuan Kebijakan Fiskal dan Penjelasan Lengkapnya

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
29 Mei 2021 9:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kebijakan fiskal. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebijakan fiskal. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Kebijakan fiskal diberlakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan tertentu. Dalam Jurnal Al-Intaj Volume 3 Nomor 1 oleh Desi Isnaini, dijelaskan bahwa kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
ADVERTISEMENT
Dalam menetapkan kebijakan fiskal, terdapat tujuan-tujuan ekonomi yang hendak dicapai. Merangkum dari beberapa sumber,berikut ini adalah berbagai tujuan kebijakan fiskal.

Tujuan Kebijakan Fiskal

1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara maksimal karena berpengaruh besar dengan pemasukan atau pendapatan negara, meliputi: bea dan cukai, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, devisa negara, impor, pariwisata, dan lainnya.
2. Memperluas Lapangan Kerja dan Mengurangi Pengangguran
Mencapai tingkat pekerjaan yang tinggi adalah tujuan umum lainnya dari kebijakan fiskal. Pengangguran pekerja cenderung memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan daripada pekerja dengan pekerjaan. Hal ini cenderung menghambat pertumbuhan ekonomi.
Mengurangi pajak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan terjadinya ekspansi bisnis. Secara bersamaan, hal ini dapat mendorong perekrutan dan meningkatkan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
3. Menjaga Stabilitas Harga Barang dan Jasa Agar Terhindar dari Inflasi
Turunnya harga suatu barang membuat hilangnya harapan untuk mendapatkan keuntungan bagi sektor swasta. Akan tetapi, harga yang terus meningkat juga bisa mengakibatkan inflasi.
Di sisi lain, inflasi bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan kesempatan kerja penuh. Akan tetapi, inflasi juga bisa berdampak negatif pada kelompok atau orang yang berpenghasilan rendah karena daya beli jadi menurun.
Masalah inflasi yang tak kunjung stabil berpotensi besar membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah berkurang. Melalui kebijakan fiskal, tingkat pendapatan nasional, kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi nasional, dan distribusi penghasilan nasional pun diharapkan akan berjalan dengan baik.
Ilustrasi kebijakan fiskal. Sumber: Unsplash

Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal terbagi atas berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan ini paling banyak digunakan di banyak negara untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menggunakannya untuk mengakhiri fase kontraksi dari siklus bisnis ketika para pemilih berseru meminta bantuan dari resesi.
Pemerintah akan membelanjakan uang lebih banyak, memotong pajak, atau keduanya. Idenya adalah untuk menaruh lebih banyak uang ke tangan konsumen, sehingga mereka membelanjakan lebih banyak. Meningkatnya permintaan akan memaksa bisnis untuk menambah pekerjaan demi meningkatkan pasokan.
2. Kebijakan Fiskal Kontraktif
Kebijakan lainnya adalah kebijakan fiskal kontraktif, yang jarang digunakan. Tujuannya adalah untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membasmi inflasi. Dampak jangka panjang dari inflasi dapat merusak standar hidup masyarakat akibat resesi.
Alat kebijakan yang digunakan secara terbalik. Pajak dinaikkan dan pengeluaran dipotong. Kamu dapat membayangkan betapa tidak populernya hal ini digunakan oleh pemerintah. Hanya pemerintah buruk yang mampu menerapkan kebijakan jenis ini.
ADVERTISEMENT
(AMP)