Bos PSS Marco Paulo Tanggapi soal Tuntutan Suporter

Konten dari Pengguna
13 Oktober 2021 10:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dirut PSS, Marco Garcia Paulo. Foto: Ferry Adi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut PSS, Marco Garcia Paulo. Foto: Ferry Adi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polemik di tubuh PSS Sleman masih belum reda. Desakan suporter kepada manajemen agar mencopot jabatan Dejan Antonic masih belum menemui titik terang.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Marco Gracia Paulo, sejatinya sempat berdialog dengan perwakilan pendukung PSS pada 3 Oktober. Hanya, ada insiden di luar dugaan terjadi yang membuat orang nomor satu di manajemen PSS itu harus dilarikan ke rumah sakit.
Setelah kondisinya stabil, Marco akhirnya memberikan keterangan kepada awak media. Dari beberapa petikan wawancara dengan sejumlah wartawan di Jakarta, 5 Oktober, Marco menjawab sejumlah persoalan yang menjadi tanda tanya.
Salah satunya, komunikasi yang tidak lancar antara PT PSS dengan suporter, yang mengakibatkan terjadinya gejolak.
"Kalau tentang komunikasi saya mesti balik agak ke belakang, waktu sebelum kompetisi dimulai. Terakhir perjalanan saya ke Sleman bertemu Sleman Fans saat berlangsung acara vaksin untuk suporter, kerja sama PSS bersama Sleman fans (29 Agustus 2021 - Red)," kata Marco.
ADVERTISEMENT
"Saya ingat ada 3 hari di sana yang kita lakukan pertemuan. Kebetulan karena ada acara jadi kita tiga hari berturut-turut bertemu."
"Jadi pertama waktu di hotel Grand Keisha (28 Agustus 2021 - Red) saya undang mereka datang. Ada salah satu senior juga, Pak Sismantoro (mantan manajer PSS - Red) hadir di situ. Saya sampaikan bahwa sudah pasti di awal kompetisi ini kita akan berat. Dan bahkan kita sudah bicara detail mengenai strategi, kapan dapat poinnya dan lain-lain. Jadi saya sudah jelaskan akan berat, kenapa? Karena memang kita mulainya terlambat. Dan saya sudah jelaskan kenapa kita mulai terlambat."
"Lalu besoknya (29 Agustus 2021 - Red) kita ada acara vaksin bersama, kita bertemu lagi. Terakhir kita ada doa bersama di Omah (Omah PSS - Red), ada lebih banyak orang lagi dan lebih dalam lagi sampai kita makan malam bersama juga saat itu. Kita ngobrol panjang juga, dari situ saya merasa memang berarti sudah cukup kita jelaskan dan teman-teman sudah mengerti . Teman-teman juga sudah sangat mendukung dan mengerti mengenai situasinya."
Suasana Omah PSS di Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Kamis (30/9). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Berikutnya waktu kejadian temen-temen hadir di Omah PSS. Saat itu saya ingat kalau nggak salah pertandingan melawan Persebaya ya (30 September 2021 - Red). Nah teman-teman masuk ke area Omah. Di depan Omah sudah ramai sampai ribuan orang saat itu."
ADVERTISEMENT
"Saya tidak ada di Sleman tetapi saya sudah berkomunikasi bersama perwakilan Sleman Fans dan juga beberapa teman-teman yang dituakan lah di Sleman. Nah akhirnya saat itu saya ingat kita komunikasi dengan Mas Jenggo, juga mengenai strateginya seperti apa. Kita akan keluarkan statement resmi dari klub. Langsung saya koordinasikan dengan staf kita saat itu juga, dan akhirnya kita bersama-sama menyusun draft untuk statement yang dikeluarkan oleh manajemen."
"Setelah bolak-balik revisi beberapa kali oleh Mas Jenggo dan akhirnya kita mendapat kesepakatannya dan sesuai dengan yang kita posting saat itu (Statement PSS di akun resminya - Red). Saya sudah sampaikan bahwa manajemen akan membuat evaluasi ketat di seri kedua ,dan tidak ada kata-kata apa pun mengenai pemberhentian pelatih atau apa pun itu."
ADVERTISEMENT
"Sebelum kita posting pun finalnya kita sudah meminta persetujuan dan sudah disetujui (oleh perwakilan fans, dalam hal ini Mas Jenggo). Karena waktu itu kalau tidak salah deadlinenya jam 3 kita mundur sampai jam 5 karena sudah disetujui dan kita akhirnya keluarkan statement tersebut. Yang saya bingung, itu kan bentuk komunikasi ya. Dan itu sudah disepakati."
Suasana Omah PSS di Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Kamis (30/9). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Namun, rencana yang sudah disepakati seketika berubah. Sebab, suporter masih menginginkan pelatih Dejan untuk angkat kaki. Ditengarai, suporter sudah habis kesabaran. Terkait kondisi ini, Marco menjelaskan lagi.
"Nah satu jam kemudian tiba-tiba saya ditelepon kembali bahwa mereka tidak terima. Bahwa tetap semua menuntut Dejan out pada hari itu. Nah itu yang saya memang juga jadi emosi. Kenapa? Karena memang buat saya kita sudah bikin komitmen," tutur Marco.
ADVERTISEMENT
"Manajemen sudah rilis resmi di media sosial kita, lalu tiba-tiba diubah kesepakatannya dengan alasan waktu itu kan memang tidak semua bisa menerima. Tetapi perwakilan itu saya anggap sudah cukup sebenarnya."
"Nah itu yang saya bingung. Sekali lagi saya bukan mau menyalahkan atau mau gimana. Sekali lagi, saya ingin cari karena bentuk komunikasinya ini sebenarnya mau seperti apa," jelasnya.
Marco menyatakan bahwa keterangan yang ia buat bukan membela diri dan tak ingin menjatuhkan pihak mana pun. Tujuannya, kata dia lagi, agar tak menjadi benang kusut.