Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
10 Kata-Kata Bijak Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional
9 Juni 2020 10:21 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Selain menjadi inspirasi, kata-kata bijak dari tokoh dinilai mampu memicu motivasi untuk kehidupan. Salah satunya adala kata bijak dari Soewardi Soejaningrat atau yang lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara.
ADVERTISEMENT
Kontribusinya dalam bidang pendidikan Indonesia membuat beliau menyandang gelar Bapak Pendidikan Nasional. Tak hanya itu, Hari Pendidikan Nasional di Indonesia juga ditetapkan pada tanggal lahir beliau, yakni 2 Mei. Itu semua dilakukan untuk mengenang perjuangannya yang besar dalam dunia pendidikan Indonesia.
Untuk mengenang jasanya, berikut adalah kata bijak yang diucapkan oleh Ki Hajar Dewantara.
Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.
(Di depan, seorang Pendidik harus memberi teladan yang baik, di tengah atau di antara Murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide, Dari belakang Seorang Guru harus Memberikan dorongan dan arahan).
Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat Itu.
ADVERTISEMENT
Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.
Dunia pendidikan tak lepas dari para pengajar alias guru, para pejuang tulus tanpa tanda jasa yang mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya.
Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir.
Dalam berbicara seseorang harus tetap berpikiran jernih, hingga dapat mencetuskan ide-ide unggul dan berakhir dengan kemenangan.
Dengan ilmu kita menuju keilmuan. Ilmu tak melulu soal angka, tapi bekal dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Taman siswa menurunkan mutu pengajaran dan membawa kita kembali sepuluh tahun ke belakang! Memang kita harus kembali beberapa puluh tahun, kita amat mengingini untuk menemukan 'titik tolak' agar kita dapat berorientasi kembali: kita telah salah jalan.
Kalau suatu ketika ada orang meminta pendapatmu, apakah Ki Hajar Dewantara itu seorang nasionalis, radikalis, sosialis, demokrat, humanis, ataukah tradisionalis, maka katakanlah bahwaaku hanyalah orang Indonesia biasa saja yang bekerja untuk bangsa Indonesia dengan cara Indonesia.
(GTT)