3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

2 Contoh Ceramah Ramadhan yang Menyentuh Hati

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 Februari 2023 10:20 WIB
·
waktu baca 11 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ceramah Ramadhan yang menyentuh hati (Unsplash).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ceramah Ramadhan yang menyentuh hati (Unsplash).
ADVERTISEMENT
Menyampaikan ceramah Ramadhan yang menyentuh hati bisa dengan memilih beragam tema. Dengan tema dan cara penyampaian yang tepat, hati para jemaah yang mendengarkannya tentu akan tersentuh.
ADVERTISEMENT
Tentunya ada banyak sekali pelajaran dalam agama Islam yang bisa diambil sebagai bahan ceramah. Bisa dengan tema hubungan antara manusia, kisah Nabi dan Rasul, atau hal lain yang berhubungan dengan bulan Ramadhan.
Seperti apa contohnya? Berikut dua teks untuk dijadikan sebagai rekomendasi materi ceramah Ramadhan yang dikutip dari berbagai sumber:

Ceramah Bertema Rindunya Hati Akan Kedatangan Bulan Ramadhan

Ilustrasi ceramah Ramadhan yang menyentuh hati (Unsplash).
Ceramah bertema ‘Rindunya Hati Akan Kedatangan Bulan Ramadhan’ ini dikutip dari laman Mahkamah Agung. Ceramah yang ditulis oleh Al Fitri S.Ag.SH. MHI., ini mengajak orang-orang Islam untuk kembali mengingat penting dan manfaat Ramadhan.
Diantara perkataan ulama terdahulu yang menunjukkan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan adalah apa yang diungkapkan oleh Yahya bin Abi Katsirra. Beliau mengatakan bahwa salah satu do’a yang dipanjatkan para salaf adalah do’a berikut:
ADVERTISEMENT
ا اللهم سلمني إلى رمضان وسلم لي رمضان وتسلمه مني متقبل
“YaAllah, pertemukan diriku dengan bulan Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku, dan terimalah seluruh amalku di bulan Ramadhan.”
Terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berisikan redaksi do’a berikut,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikan kami kebulan Ramadan.”
Rindu Ramadhan memuat isyarat bahwa kita mencintai Ramadhan dan berharap segera bisa berjumpa dengan Ramadhan. Jika kemudian kita bisa bercengkerama dengan Ramadhan sesuai syariat Islam, maka mendambakan pintu Ar-Rayyan di Syurga kelak membuka untuk kita bukanlah sebuah sekedar mimpi.
ADVERTISEMENT
Penyejuk di tengah gersangnya kehidupan, sebelas bulan lamanya kita merasa larut oleh hiruk pikuk rutinitas duniawi. Tak jarang kita pergi pagi pulang sore hanya untuk mengais rezeki. Ibadah terkadang dilakukan hanya yang wajib saja bahkan terkadang sekedar melepas kewajiban saja.
Tak pelak, raga pun jadi lesu dan letih. Begitu juga spiritual, kering kerontang. Jika ini tidak segera diobati, bisa jadi lambat laun akan rusak bahkan akan mati. Bulan Ramadhan datang bagai terapi, kehadirannya penghapus dahaga sekaligus penyejuk.
Orang yang sakit akan terobati. Sesuai kata Nabi, barang siapa yang puasa, maka akan sehat,
صُومُوا تَصِحُّوا
“Berpuasalah agar kalian sehat.”
Berbeda dengan bulan-bulan lainnya, Allah swt, memanjakan hamba-Nya sebab di bulan itu pahala dilipatgandakan. Karena itu, satu biji kurma kita sedekahkan, akan bernilai pahala yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Bahkan bisa jadi wasilan atau jalan masuk syurga. Belum lagi misalnya dengan pahala amal saleh lainnya, seperti sedekah, shalat, tilawah al-Quran, qiyamul lail (shalat malam), dan ibadah lainnya.
Maka, barangsiapa yang mengerjakannya, niscaya panen pahala. Siapapun dijamin bakal terpikat oleh Ramadhan. Oleh karena itu, bergembiralah dengan datangnya Ramadhan.
Nabi Muhammad saw pun mengibaratkan Ramadhan laksana sajian atau jamuan ilahi. Dan, umat Islam adalah tamu istimewa yang akan menyantap sajian itu. Ketika itu, nafas orang berpuasa ibarat tasbih, tidurnya laksana ibadah, doa-doa yang dipanjatkan akan terkabul. Betapa agungnya bulan Ramadhan disaguhkan bagi kita umat Islam.
Andai seluruh bulan adalah Ramadhan, betapa banyaknya pahala yang dapat. Karena itu, tak heran jika Nabi Muhammad saw bersabda:
ADVERTISEMENT
لو يعلمُ العبادُ ما رمضانُ لتمنَّت أمَّتي أن تكونَ السَّنةُ كلُّها رمضانَ إنَّ الجنَّةَ لتُزيَّنَ لرمضانَ من رأسِ الحوْلِ إلى الحوْلِ
“Seandainya umatku mengetahui apa yang terdapat dalam bulan Ramadhan, maka sungguh mereka akan berharap satu tahun itu Ramadhan penuh. Sesungguhnya surga berhias menyambut Ramadhan setiap tahunnya”
Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak bergembira dengan datangnya bulan suci. Pasalnya di bulan ini, pintu syurga dibuka, pintu neraka ditutup, setan dibelenggu, dan disediakannya malam lailatul qadr.
Tidak dipungkiri lagi, bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Karena itu, momen itu sangatlah berharga. Terlebih, Allah swt masih memberi kesempatan umur untuk bersua lagi dengannya. Sebab, ada banyak orang lain, yang dulu berjumpa, tapi kini telah pergi.
ADVERTISEMENT
Karena itu, mari kita siapkan diri kita, baik hati dan fisik untuk menyongsong datangnya tamu Allah itu. Mulai sejak dari sekarang, memperbanyak amal saleh dan menjauhi larangannya.
Jangan sampai, bulan itu telah hadir, tetapi diri kita masih penuh dilumuri noda dan dosa. Akan lebih eloknya, jika Ramadhan datang, kita sambut dengan penuh suka cita dan bersih dari segala noda dan dosa sehingga kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan penuh khusuk dan khidmat
Allah swt memuliakan kita di bulan Ramadhan dengan membelenggu syetan, dengan membuka pintu-pintu syurga, menutup pintu-pintu neraka, dan melipat gandakan pahala. Allah pun menyampaikan bahwa puasa dapat memberikan syafa’at kepada orang yang berpuasa, melindunginya dari neraka, dan dapat memasukkannya ke dalam surga melalui pintu ar-Rayyan.
ADVERTISEMENT
Hari-hari dalam Ramadhan seluruhnya dipenuhi rahmat, ampunan, dan pembebasan. Salah satu riwayah dikatakan sebagai berikut,
أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
“Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan,dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.”
Setiap hari pada bulan Ramadhan pintu-pintu rahmat akan dibuka dan di setiap malam Allah swt akan membebaskan orang-orang dari neraka. Maka di sepanjang bulan Ramadhan akan dipenuhi rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka, tidak terbatas pada beberapa fase.
Ramadhan itu bak seorang kekasih. Lihatlah, kehadiran Ramadhan selalu ditunggu-tunggu dan kebersamaan dengannya diharapkan berlangsung lama.
Maka tidak mengherankan jika pada saatnya harus berpisah dengan Ramadhan, para sahabat Nabi yang bersedih. Rindu bertemu Ramadhan akan segera tertunaikan.
ADVERTISEMENT
Kita sambut dengan bergembira. Ramadhan dirindukan, Ramadhan yang dinantikan, semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan ampunan serta limpahan rahmat Allah swt. Suasana bulan Ramadan memiliki ciri khas yang tidak bisa didapatkan pada bulan-bulan lainnya.
Bahkan bukan hanya beribadah saja. Tidur di bulan puasa saja terasa begitu nikmat. Istirahat selepas shalat dzuhur benar-benar terasa nikmat meskipun hanya tidur sekelebat memanfaatkan jam istirahat yang biasanya digunakan untuk mencari makan siang.
Kita semua juga bisa berkumpul dan dipersatukan oleh malam Ramadhan dengan taraweh dan tadarus tanpa mengindahkan cebong dan kampret di bulan Ramadhan. Kita semua bisa menyambung kembali tali silaturahim dan saling bermaaf-maafan melupakan sejenak segala permasalahan yang telah terjadi dan kita buka lembaran baru.
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadhan merupakan salah satu nikmat sangat agung yang diberikan kepada umat Islam untuk mendapat ampunan dan rahmat Allah swt. Di bulan Ramadhan seseorang membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup untuk bisa menjadi orang yang bershaum sesungguhnya agar bukan sekadar menahan lapar dan haus.
Ramadhan Mubarak, Selamat Datang Bulan Suci Ramadhan yang Penuh Barokah.. Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban yaa Ramadhan.. Saatnya memperbaiki diri dan hati serta membuka lembaran baru yang putih bersih lagi bersinar.. Ramadhan Bulan Kemenangan.
Ya Allah, pertemukan kami dengan Ramadhan. Bantulah kami Ya Allah untuk menunaikan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan melakukan Qiyamullail pada malamnya. Ya Allah, terimalah segala amalan kami ini.

Ceramah Bertema Ramadhan dan Keteladanan

Ilustrasi ceramah Ramadhan yang menyentuh hati (Unsplash).
Ada salah satu ceramah dari buku Kumpulan Khotbah Jumat Terbaik oleh Drs. St. Mukhlis Denros yang mengingatkan Muslim akan pentingnya memberikan teladan bagi orang di sekitar selama Ramadan. Berikut adalah teks lengkap ceramah Ramadan bertema ‘Ramadhan dan Keteladanan’:
ADVERTISEMENT
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Pertama sekali kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata'ala, yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, semoga ibadah puasa yang kita lakukan sekian hari akan dibalas pahala disisi-Nya, dan kita juga diberi kemampuan untuk menyelesaikan ibadah puasa selanjutnya. Semoga kita dapat menjadikan Ramadhan ini manjadi tahun terakhir bagi kita agar kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, yang telah mengorbankan segala potensi hidupnya untuk menyelamatkan umat manusia di dunia ini, kita dituntut untuk meneladani beliau dalam seluruh aspek kehidupan karena beliaulah teladan abadi sepanjang sejarah kehidupan ini.
ADVERTISEMENT
Kemudian dengan kerendahan hati khatib mengajak kita semua, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui amaliyah ibadah yang kita lakukan sebagai bekal memasuki kehidupan kekal abadi yaitu kampung akhirat.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Rasanya sudah sekian kali kita memasuki bulan suci Ramadhan yang diakhiri dengan hari Raya Idul Fitri, kini pun bulan itu sedang kita jalani, sahur, Tarawih, dan berbuka puasa.
Agenda rutin seremonial orang yang sedang ibadah dengan tidak melupakan tilawah al-Qurʼan minimal khatam tiga puluh juz di akhir Ramadhan. Shalat malam walaupun dua rakaat di kala sebelum sahur, shalat Dhuha pun tidak dilupakan untuk membuka pintu-pintu rezeki Allah.
ADVERTISEMENT
Terlalu merugi orang yang berpuasa tidak menggunakan peluang bulan ini untuk menumpuk pahala sebanyak-banyaknya, apalagi imbalannya berkali lipat dibanding hari lain. Pada bulan ini sediki sekali godaan yang mengajak untuk berbuat maksiat, sebab masing-masing figur memberikan contoh dan keteladanan kepada masyarakat, apalagi mereka yang terbilang pejabat dan orang yang terkemuka yang selama ini tidak pernah tampil ke masjid, tiba-tiba nampak wajahnya dengan kalem menyandang sajadah, berpeci hitam dan seakan-akan mereka adalah orang yang paling alim di dunia.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. al-Ahzab: 21)
ADVERTISEMENT
Momen yang tepat bagi semua pihak untuk menampilkan figur terbaik kepada masyarakat melalui akhlaqul karimah atau keteladanan melalui wujud pergaulan sehari-hari: "Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari orang yang bergaul dengan manusia dan tidak sabar menghadapi gangguan mereka." (HR. Ahmad)
Seorang mukmin harus bersosialisasi diri dengan masyarakat di sekitarnya apalagi di bulan Ramadhan ini banyak sekali amal-amal yang merupakan wujud kepedulian terhadap sesama seperti memperbanyak infak, sedekah, mengundang berbuka bersama, shalat Tarawih dan aktivitas lainnya.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Seorang ayah dan ibu bagaimana dia mampu menampilkan dirinya kepada anak dan keluarganya sebagai figur yang dapat diteladani, bagus kita menyuruh anak untuk shalat Tarawih ke masjid, membaca al-Qur'an, dan berinfak, akan tetapi didikan tadi akan membekas bila langsung orang tua mencontohkannya dengan mengajak anak-anak ke masjid menyemarakkan ibadah Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Tidak layak kiranya, bila orang tua melarang anaknya merokok sementara dia sendiri menghabiskan rokok berbatang-batang sehari, terlepas dari rokok itu makruh ataupun haram. Sementara asap rokok membubung tinggi ke udara, nikotinnya meresap ke paru-paru, abunya, bertebaran ke bumi, dan kerugiannya untuk Anda.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. at-Tahrim: 6)
Suatu ketika Hasan al-Bisyri didatangi oleh para budak, mereka mengharapkan agar beliau besok Jumat berkenan menyampaikan khotbah tentang pembebasan budak dan keutamaannya. Mereka sangat antusias sekali akan merdeka bila mendengar fatwa sang ulama sekaliber Hasan al-Bisyri.
ADVERTISEMENT
Dua dan tiga minggu, dua dan tiga bulan hingga mendekati setahun belum juga terdengar fatwa itu, walaupun sang ulama sudah sering pula menyampaikan khotbah dengan tema lain. Tepat satu tahun permohonan pada budak itu dikabulkan oleh Hasan al-Bisyri dengan berapi-api disambut dengan kesadaran oleh para tuan untuk memerdekakan budaknya.
Tentu saja para budak bertanya, kenapa sekarang mereka bisa merdeka? Tidak setahun yang lalu? Sang ulama kharismatik itu menjawab: "Ketika kalian datang kepadaku pertama kali tentang itu, aku tidak berdaya dan tidak mampu menyampaikannya, sekaranglah baru saya punya uang, tadi pagi saya sudah memerdekakan seorang budak."
Itulah sebuah keteladanan yang dicontohkan oleh ulama kita dahulu, masih adakah ulama yang demikian? Kita berhadap di antara kebodohan umat dan kelemahan ulama masih ada ulama yang mampu tampil dengan uswatun hasanah yaitu keteladanan yang baik.
ADVERTISEMENT
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Sekarang sangat sulit mencari orang yang dapat diteladani, baik orang tua, guru, ulama, politisi, atau siapa sajalah, nampaknya keteladanan termasuk barang yang langka.
Walaupun satu ketika dia menampakkan keteladanan, tapi semu nampaknya, hanya sebatas mencari simpati dari masyarakat. Inilah keteladanan yang menipu.
Seorang sahabat menyatakan bahwa dia mengenal seseorang, maka Rasulullah menyatakan bahwa jangan mudah mengatakan kita kenal dengan seseorang sebelum nampak kepribadiannya dalam kehidupan sehari-hari: “Pernahkah engkau jalan bersama dengannya, makan bersama dengannya, dan tidur bersama dengannya?" Sahabat itu menggelengkan kepala, "Berarti kamu tidaklah mengenalnya." Lanjut Rasulullah.
Penampilan seseorang yang sekilas simpatik jangan terpesona dahulu, lihatlah ketika dia sedang makan, sedang dalam perjalanan atau sedang tidur, saat itulah nampak siapa sebenarnya orang yang kita kenal itu. Ada atau tidak ada keteladanan akan nampak pada tiga momen itu, sehingga layak atau malah banyak sekali hal-hal menyimpang dari syariat yang dia lakukan.
ADVERTISEMENT
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menampilkan keteladanan kepada orang di sekitar kita apalagi anda seorang mubaligh, di samping itu banyak pula kesempatan kita untuk mencari keteladanan di sekitar kita melalui anak dan istri kita, tetangga, teman sekerja atau siapa saja yang layak untuk itu, terimalah kebenaran dari siapapun, meskipun dari tong sampah, tapi tolaklah kebatilan meskipun datangnya dari istana yang megah, keteladanan yang komplit hanya ada pada Rasulullah, kenapa cari yang lain, yuk kita tapaki jejak sang idola.
(NSA)