news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

2 Khutbah Idul Fitri Singkat tentang Silaturahmi dan Keutamaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 Maret 2025 13:07 WIB
·
waktu baca 12 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi khutbah Idul Fitri singkat tentang silaturhami. Foto: Unsplash/Arka Roy
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi khutbah Idul Fitri singkat tentang silaturhami. Foto: Unsplash/Arka Roy
ADVERTISEMENT
Usai menunaikan salat Idul Fitri di masjid, jemaah disunnahkan untuk mendengarkan khutbah sampai tuntas. Ceramah singkat yang disampaikan oleh ustaz ini bertujuan untuk mengingatkan nilai-nilai penting dalam kehidupan umat Islam, salah satunya tentang anjuran silaturahmi.
ADVERTISEMENT
Tema ini cocok disampaikan saat Idul Fitri karena relevan dengan suasana di hari raya. Lewat khutbah tersebut, umat muslim dapat memahami bahwa Idul Fitri bukanlah sekadar perayaan, melainkan ajang untuk memperbaiki hubungan, mempererat tali silaturahmi, sekaligus kesempatan untuk saling memaafkan.
Agar pesannya dapat tersampaikan dengan baik, khatib perlu menyusun teks khutbah dengan cermat. Jika butuh referensinya, simak contoh teks khutbah Idul Fitri singkat tentang silaturhami berikut ini.

Contoh Khutbah Idul Fitri Singkat tentang Silaturahmi

Ilustrasi khutbah Idul Fitri singkat tentang silaturhami. Foto: pexels
Sebelum menyimak contoh khutbah tentang silaturahmi, sebaiknya pahami terlebih dahulu definisi silaturahmi dalam Islam. Mengutip 5 Langkah Jitu Munajat Magnet Rezeki oleh el-Bantanie, silaturahmi berasal dari kata "shilat" yang berarti hubungan atau menyambung dan "rahim" yang bermakna kasih sayang. Secara istilah, silaturahmi dapat dimaknai sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menyambung hubungan kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Islam menganjurkan umatnya untuk menjaga tali silaturahmi, khususnya kepada saudara sesama muslim. Anjuran ini ditegaskan dalam hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah:
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka hendaklah dia memuliakan tamunya, siapa yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, hendaklah dia menghubungkan silaturahmi, siapa yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, hendaklah dia berkata baik atau diam." (HR Bukhari Muslim)
Lewat khutbah singkat tentang silaturahmi, umat muslim bisa memahami esensi dan keutamaan silaturahmi dalam Islam. Tema ini juga sangat relevan dengan suasana Idul Fitri yang suci, di mana umat muslim saling memaafkan kekhilafan satu sama lain.
Sebagai referensi, simak contoh teks khutbah tentang silaturahmi berikut ini yang dirangkum dari berbagai sumber:
ADVERTISEMENT

1. Khutbah tentang Hakikat Silaturahmi

Ilustrasi silaturhami. Foto: Pexels/Sami Abdullah
Khutbah 1
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
‎اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ
‎اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى : وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
ADVERTISEMENT
Hadirin jemaah salat Id rahimakumullah.
Manusia diciptakan menyandang dua status, sebagai abdullah dan sebagai khalifah. Pola relasinya harus berimbang antara hablum minallah dan habulm minannas. Hubungan itu tidak boleh timpang.
Dengan Allah SWT baik, rajin salat dan seluruh ibadah mahdlah terlaksananya secara baik, tapi dengan kerabat, tetangga, ataupun sahabat kurang baik, ini tidak dibenarkan. Puasa kita akan sia-sia sungguhpun kita tunaikan secara baik, seluruh syarat rukunnya kita jaga, jika ternyata kita tidak menjaga lisa dan tindakan kita menyakiti sesama. Sabda Nabi SAW:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan kotor, maka Allah SWT tidak butuh dia meninggalkan makan dan minum."
ADVERTISEMENT
Bahkan, dalam hadis lain, orang seperti itu digambarkan sebagai orang yang “muflis” atau rugi besar, sebagaimana sabdanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ" (رواه مسلم والترمذي)
"Untuk itu, menjaga keseimbangan antara hablum minallah dan hablum minannas, menjadi sangat penting. Dalah salah satu instrumen yang sangat penting dalam hubungan antar sesama manusia (hablum minannas) adalah silaturahim."
ADVERTISEMENT
"مَن أحبَّ أنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، ويُنسَأَ لَهُ فِي أثره، فليَصل رحِمه" (متفق عليه)
"Barangsiapa yang ingin rizqinya diperluas dan umurnya ditambah, maka hendaklah ia menyambung silaturahim." (Muttafaq alaih).
Hakikat silaturahim adalah upaya menyambung tali kekerabatan; menyambung yang pernah terputus. Residu pileg dan pilpres bisa jadi merenggangkan tali kekerabatan, bahkan sampai memutus persahabatan.
Saatnya kita sambung kembali dengan komitmen rekonsiliasi, jauh dari egoisme diri, apalagi merasa benar sendiri. Bukan merupakan bentuk silaturrahim jika hanya membalas kunjungan sanak kerabat, atau berkunjung pada handai taulan yang sudah akrab dengan kita.
Atau sekadar berkumpul dengan cyrcle nya semata, tanpa ada upaya membangun silaturrahim dengan pihak-pihak yang berbeda. Menyambung tali persaudaraan baru bermakna jika kita memperdekat saudara yang jauh, meski harus berpeluh, berkorban tenaga dan biaya untuk sekedar berjumpa dan bertatap muka. Sabda nabi:
ADVERTISEMENT
صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَحْسِنْ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ وَقُلِ الْحَقَّ وَلَوْعَلَى نَفْسِكَ
"Sambung tali silaturahim terhadap orang yang memutuskannya, berbuat baiklah terhadap orang yang telah berbuat jahat kepadamu dan berkatalah benar sekalipun akan mengenai dirimu."
“لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا” (رواه البخاري)
"Bukan termasuk orang yang bersilaturahim dengan kunjungan balasan, orang yang bersilaturrahmi adalah yang apabila diputus silaturahim ia menyambungkannya." (HR Al-Bukhari).
Berat memang, jika kita tidak memiliki mental untuk berjuang dan menaklukkan ego kita; namun beratnya silaturrahim seimbang dengan posisi agungnya. Bahkan nabi saw menegaskan bahwa silaturrahmi adalah bagian dari keimanan kita. Sabdanya:
...وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ...(رواه البخاري)
".... Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka dia wajib menjaga silaturahim.... "
ADVERTISEMENT
Kita harus bergerak maju, menatap ke depan, dimulai dengan komitmen merajut kebersamaan. Kita harus meneguhkan komitmen agar hari ini lebih baik dari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini. Salah satu modal utama untuk maju adalah persatuan. Rasululah SAW memberikan panduan kepada kita:
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهَ فَهُوَ مَغْبُوْنَ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنَ (رواه الحاكم)
"Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat."
Indikator kesuksesan kita dalam hidup ini, baik pejabat maupun rakyatnya, penguasaha dan pekerjanya, adalah sejauh mana mendatangkan manfaat untuk sesama.
ADVERTISEMENT
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain."
Ramadan yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan, dapat menjadi motor penggerak untuk menyelesaikan persoalan sosial yang mucul di tengah masyarakat kita.
Puasa Ramadan bukan hanya terbatas pada cermin ketaatan individu yang sifatnya vertika dan persoal (hablum minallah), akan tetapi etos Ramadan dapat menjelma sebagai penegasan hubungan kemanusiaan (hablum minannas), menjadi solusi masalah sosial (al-hall al-ijtima'i), khususnya terkait dengan permasalahan kontemporer kemasyarakatan dan kebangsaan.
Di level keluarga, spirit Ramadan dapat menjadi momen yang tepat untuk membangun harmoni keluarga, menguatkan sendi hubungan keluarga, yang sebelumnya mengalami kelonggaran akibat berbagai kesibukan.
Relasi sosial dalam keluarga kita pasti mengalami dinamika dan pasang surut, kadang dekat kadang jauh, kadang sepaham kadang berselisih paham, kadang bersama kadang juga bersimpang jalan.
ADVERTISEMENT
Momentum Idul Fitri ini, kita bangun kembali hubungan harmonis di lingkungan keluarga; dimulai hubungan anak-ayah-ibu untuk saling memaafkan, berkomunikasi dan menumbuhkan sikap saling berbagi, baik duka maupun suka.
Selanjutnya, kita ajarkan kepada anak-anak untuk mempererat tali silaturrahmi dengan sanak keluarga, dengan memegang etika penghormatan kepada yang lebih tua serta menyayangi kepada yang lebih muda. Pola relasi ini diajarkan Rasulullah SAW melalui sabdanya:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَناَ
Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang yang lebih muda dan tidak menghormati yang lebih tua."
Khutbah II
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ ،(x 7) اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ مَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ، اَللهُ أكْبَرُ مَا حَمِدَهُ الْحَامِدُوْنَ، اَللهُ أكْبَرُ مَا تَقَلَّبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ،اَللهُ أكْبَرُ فِي كُلِّ حَالٍ وَفِي سَائِرِ الظُّرُوْفِ وَالْأَحْوَالِ، اَللهُ أكْبَرُ مَا أَقْبَلَ التَّائِبُوْنَ إِلَى رَبِّهِمْ مُسْتَغْفِرِيْنَ، اَللهُ أكْبَرُ مَا تَجَلَّى اللهُ عَلَى عِبَادِهِ فِي هَذَا الشَّهْرِ الْمُبَارَكِ وَفِي سَائِرِ الشُّهُوْرِ وَالْأَيَّامِ بِالرَّحْمَةِ وَالْغُفْرَانِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَ كَفَرَ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقَ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَ سَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً۰ اَمَّا بَعْدُ ۰ فَيَاعِبَادَ ﷲ ... اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ: ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّٰﻪَ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ، ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ ... ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ سَيِّدِنَا ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁلهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَتَجَاوَزْ عَنْهُمْ السَيِّئَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ. اللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ. اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُبَّكَ وُحُبَّ نَبِيِّكَ، وَحُبَّ مَنْ أَحَبَّكَ وَأَحَبَّ نَبِيَّكَ. اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا مُتَابَعَةَ نَبِيِّكَ وَالتَّمَسُّكَ بِكِتَابِكَ وَبِسُنَّةِ نَبِيِّكَ، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلْ الدُنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَاجْعَلْ الجَنَّةَ هِيَ دَارُنَا وَقَرَارُنَا، وَلَا إِلَى النَّارِ مَصِيْرُنَا. اَللهُ أكْبَرُ، اَللهُ أكْبَرُ،اَللهُ أكْبَرُ، لَا إِلهَ إِِلَّا اللهُ وَاللهُ أكْبَرُ، اَللهُ أكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
ADVERTISEMENT
Sumber: MUI

2. Khutbah tentang Saling Memaafkan

Ilustrasi silaturhami. Foto: Pexels/Thirdman
Khutbah I
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
‎اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ
‎اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ
ADVERTISEMENT
أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى : وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Hadirin jemaah salat Id rahimakumullah.
Setelah sebulan kita melaksanakan ibadah ramadhan, dan setelah melaksanakan takbir sebagai pengagungan asma Allah SWT serta ibadah zakat fitri, maka kita semua hari ini berharap dapat menyempurnakan ibadah dengan berhari raya idul fitri.
Esensi dari Idul Fitri di bulan Syawwal ini adalah semangat saling memaafkan, kerelaan hati untuk mengakui kesalahan untuk kemudian membuka diri untuk saling memberi dan menerima.
Sikap saling memaafkan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ibadah puasa. Ibadah puasa mempunyai tujuan penciptaan pribadi yang taqwa, sementara sifat pemaaf mendekatkan pada ketaqwaan, sebagaimana firman-Nya:
ADVERTISEMENT
"Dan permaafan kamu itu lebih dekat pada taqwa, dan janganlah kau lupakan keutamaan antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas apa yang kamu lakukan."
Dengan demikian, kesempurnaan fitrah yang kita harapkan ini adalah dengan saling memberikan maaf antar sesama, sebesar apapun dosa itu. Penghapusan dosa kepada Allah jauh lebih mudah dari pada dosa kepada manusia.
Hal ini karena manusia mempunyai kecenderungan untuk tidak berbuat baik, akibat nafsunya. Untuk itu, melalui momentum Idul Fitri, kita buka pintu maaf seluas-luasnya, kepada siapapun, dengan tanpa syarat apapun.
Allahu Akbar 3x
Hadirin jemaah salat Id rahimakumullah.
Dalam kehidupan rumah tangga pasti tidak selamanya baik-baik saja. Pasti ada dinamika. Dalam interaksi dan komunikasi antaranggota keluarga, bisa jadi ada kesalahpahaman yang menimbulkan perselisihan dan pertentangan, bahkan pertengkaran.
ADVERTISEMENT
Ada kenakalan anak yang tidak mematuhi perintah orang tua. Ada perselisihan antara kakak dan adik yang memicu pertengkaran. Ada orang tua yang tidak memberi teladan yang baik pada anaknya. Ada anak yang kurang menghormati dan menghargai orang tua.
Ada istri yang tidak taat dan berkata kasar pada suami. Ada juga suami yang tidak memenuhi tanggung jawab pada istri dan anak-anaknya. Ada istri yang merasa kurang diperhatikan. Ada suami yang merasa kerjanya kurang dihargai, dan masalah-masalah lain, yang jika tidak dikelola secara baik bisa menimbulkan masalah dan dosa.
Kesalahpahaman bisa saja terjadi. Ini adalah manusiawi. Karena pada hakekatnya setiap kita sebagai manusia tercipta memiliki potensi salah. Tetapi, sebaik-baik orang yang pernah salah adalah yang bersedia meminta maaf dan mengakui kesalahan. Hadis Nabi:
ADVERTISEMENT
"Semua keturunan Adam pernah berbuat salah. Dan sebaikbaik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat."
Untuk itu, mari, di momentum Idul fitri hari ini, kita saling membuka diri untuk saling memaafkan. Kesiapan kita untuk introspeksi diri, saling menerima kelebihan dan kekurangan, berkomitmen untuk terus belajar lebih baik adalah pelajaran berharga.
Allahu Akbar 3x
Hadirin jemaah salat Id rahimakumullah.
Hari Raya Idul Fitri sangat ditunggu oleh Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Di bulan Syawal itu menjadi ajang silaturahmi, meneguhkan hubungan kekerabatan. Salah satu instrumen yang sangat penting dalam hubungan antar sesama manusia (hablum minannas) adalah silaturahmi.
Dari Anas ra. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang ingin rizqinya diperluas dan umurnya ditambah, maka hendaklah ia silaturrahim (menyambung tali kekerabatan)." (Muttafaq alaih).
ADVERTISEMENT
Khutbah II
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ ،(x 7) اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ مَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ، اَللهُ أكْبَرُ مَا حَمِدَهُ الْحَامِدُوْنَ، اَللهُ أكْبَرُ مَا تَقَلَّبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ،اَللهُ أكْبَرُ فِي كُلِّ حَالٍ وَفِي سَائِرِ الظُّرُوْفِ وَالْأَحْوَالِ، اَللهُ أكْبَرُ مَا أَقْبَلَ التَّائِبُوْنَ إِلَى رَبِّهِمْ مُسْتَغْفِرِيْنَ، اَللهُ أكْبَرُ مَا تَجَلَّى اللهُ عَلَى عِبَادِهِ فِي هَذَا الشَّهْرِ الْمُبَارَكِ وَفِي سَائِرِ الشُّهُوْرِ وَالْأَيَّامِ بِالرَّحْمَةِ وَالْغُفْرَانِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَ كَفَرَ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقَ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَ سَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً۰ اَمَّا بَعْدُ ۰ فَيَاعِبَادَ ﷲ ... اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ الْقُرْآنِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ: ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّٰﻪَ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ، ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ ... ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ سَيِّدِنَا ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁلهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَتَجَاوَزْ عَنْهُمْ السَيِّئَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ. اللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ. اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُبَّكَ وُحُبَّ نَبِيِّكَ، وَحُبَّ مَنْ أَحَبَّكَ وَأَحَبَّ نَبِيَّكَ. اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا مُتَابَعَةَ نَبِيِّكَ وَالتَّمَسُّكَ بِكِتَابِكَ وَبِسُنَّةِ نَبِيِّكَ، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلْ الدُنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَاجْعَلْ الجَنَّةَ هِيَ دَارُنَا وَقَرَارُنَا، وَلَا إِلَى النَّارِ مَصِيْرُنَا. اَللهُ أكْبَرُ، اَللهُ أكْبَرُ،اَللهُ أكْبَرُ، لَا إِلهَ إِِلَّا اللهُ وَاللهُ أكْبَرُ، اَللهُ أكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
ADVERTISEMENT
Sumber: Panduan Praktis Shalat dan Khutbah Idul Fitri Saat Wabah COVID 19
(NSF)