Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
3 Kultum Subuh Singkat yang Bisa Jadi Pengingat bagi Umat Muslim
28 Maret 2024 18:30 WIB
·
waktu baca 10 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbanyak amalan di bulan Ramadan. Salah satunya adalah dengan mendengarkan kultum subuh singkat di masjid.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, kultum bukanlah aktivitas yang merujuk pada waktu setelah sholat subuh saja. Amalan ini juga bisa dikerjakan pada waktu sholat fardhu lainnya di masjid.
Di bulan Ramadan , kegiatan kultum lebih banyak dilakukan dan tidak terbatas di waktu sholat saja. Biasanya aktivitas ceramah singkat ini akan ditemukan menjelang sahur atau setelah berbuka puasa.
Kultum memang dibuat dengan durasi yang singkat, tapi makna yang terkandung harus tetap dalam. Oleh karena itu, orang-orang yang dipercayakan untuk menyampaikan kultum subuh sebaiknya mencari referensi ceramah singkat sebanyak-sebanyaknya agar lebih bagus dalam menyampaikan informasi yang bermanfaat.
Contoh Kultum Subuh Singkat
Berikut sejumlah kultum subuh singkat yang dikutip dari buku Kumpulan Ceramah Ramadhan Singkat dan Praktis oleh Hatta Syamsuddin Lc, 7 Kumpulan Ceramah Singkat oleh Al Bayyinatul Imiyyah, dan Kumpulan Materi Kultum, Ceramah, dan Khutbah oleh Abu Mujahid.
ADVERTISEMENT
1. Siksa Kubur
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.
Barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang (dapat) menyesatkannya. Dan siapa yang (Allah) sesatkan, maka tidak ada yang (dapat) memberikan petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak untuk disembah) selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad a adalah hamba dan utusan-Nya.
Ma'asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah
Seorang muslim haruslah beriman terhadap hal-hal yang ghaib yang telah ditetapkan dalam syariat Islam yang mulia. Dan tidak ada yang mengetahui perkara ghaib selain Allah. Allah SWT berfirman:
ADVERTISEMENT
Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)
Di antara perkara ghaib yang harus diimani oleh seorang muslim adalah tentang adanya siksa kubur. Keberadaan siksa kubur telah ditetapkan di dalam Al-Quranul Karim. Allah SWT berfirman:
“Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah fir'aun dan kaumnya ke dalam siksa yang sangat keras.” (QS. Al-Mu'min: 46)
Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat di atas:
“Ayat ini merupakan pokok yang agung dalam pendalilan Ahlus Sunnah tentang (adanya) siksa barzah di alam kubur, yaitu firman Allah SWT, “Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang.”
ADVERTISEMENT
Adanya siksa kubur ditetapkan pula di dalam hadist. Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah r.a, ketika ia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang siksa kubur. Rasulullah SAW bersabda:
“Ya, siksa kubur itu benar (adanya).” Aisyah berkata, “Tidaklah aku melihat Rasulullah SAW melakukan suatu shalat, keculi setelah(nya) beliau berlidung dari siksa kubur.” (HR. Nasa'i)
Para jama'ah rahimani wa rahimakumullah …
Siksa kubur akan menimpa ruh dan jasad. Hal ini merupakan pendapat Ahlus Sunnah, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Salah satu penyebab siksa kubur adalah tidak membersihkan diri atau tidak bertabir ketika buang air kecil dan suka mengadu domba atau suka menyebar fitnah. Nabi SAW pernah melalui dua kuburan, lalu bersabda:
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa dan keduanya disiksa bukan karena (dosa yang dianggap) besar. Salah satu dari keduanya suka mengadu domba dan yang lainnya tidak bertabir ketika ia buang air kecil.” (HR. Bukhari)
Hendaknya seorang muslim senantiasa berlindung dari siksa kubur, dengan cara berdoa setelah tasyahud akhir sebelum salam. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata Rasulullah bersabda:
“Apabila seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia berlindung kepada Allah dari empat hal (dengan berdoa) “Ya Allah, aku berlindang kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan fitnah Dajjal.” (Muttafaq 'alaih)
Demikian yang dapat kami sampaikan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Dan penutup doa kami, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
ADVERTISEMENT
2. Menyelami Hikmah Puasa
Alhamdulillah, segala puji hanyalah bagi Allah SWT. Setiap tarikan nafas adalah nikmat bagi kita, sekaligus amanah untuk kita pertanggung jawabkan. Apakah setiap detak kehidupan membuahkan amal dan kebaikan, ataukah justru catatan keburukan yang memilukan?
Shalawat serta salam marilah kita kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW nabi Junjungan, yang setiap detak kehidupannya dipenuhi dengan panduan kemuliaan, uswah dan teladan bagi kita semua. Semoga kita diberikan nikmat bertemu dengannya di akhirat nanti. Amin
Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Salah satu yang membuat kita termotivasi untuk beramal adalah ketika kita mengetahui dan meyakini sepenuhnya, manfaat dan hikmah dari sebuah amalan tersebut. Begitu pula dengan ibadah kita di bulan Ramadan, agar tetap bersemangat hingga akhir Ramadan perlu rasanya kita meyakini dan memahami beragam hikmah di bulan yang mulia ini khususnya hikmah puasa Ramadan. Sungguh di luar sana, masih banyak yang mengisi Ramadan tanpa semangat, hanya ikut-ikutan penuh keterpaksaan, salah satunya karena gagal dalam menyelami hikmah Ramadan dan kewajiban puasa di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Untuk itulah, mari sejenak kita bahas dalam kesempatan kali ini, beberapa hikmah dari banyak hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadan, dan semoga ini bisa menjadi penyemangat kita, agar amaliyah Ramadan kita stabil dan bahkan terus meningkat. Di antara hikmah Ramadan adalah sebagai berikut:
Pertama: Ramadan sebagai Training Keikhlasan
Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan. Maka puasa Ramadan selama sebulan adalah training keikhlasan yang sangat efektif. Sejak awal Rasulullah SAW menjelaskan betapa ibadah puasa benar-benar jalur langsung antara seorang dengan Tuhannya.
Puasa menjadi ibadah yang begitu mulia karena langsung dinilai oleh Allah sang Maha Mulia. Beliau meriwayatkan firman Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi: "Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya.“ (HR Ahmad dan Muslim).
ADVERTISEMENT
Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Ibadah Puasa melatih kita untuk ikhlas dalam arti yang paling sederhana, yaitu: beramal hanya karena Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya.
Betapa tidak? Hampir semua ibadah bisa dideteksi dengan mudah oleh semua manusia, kecuali puasa. Orang menjalankan sholat dan zakat bisa dengan mudah terlihat dengan mata telanjang. Apalagi ibadah haji, rasa-rasanya satu kampung pun bisa mengetahui kalau salah satu kita menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan puasa, yang hampir-hampir tidak bisa diketahui oleh orang lain karena kita sekadar menahan tidak makan minum dan berhubungan badan.
Artinya, dalam puasa kita dipaksa untuk ‘ikhlas’ menjalani itu semua hanya karena Allah SWT. Sekiranya bukan karena ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengelabui keluarga atau teman-temannya. Ia bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi di siang hari mungkin saja menyantap lahap makanan di warung langganannya.
ADVERTISEMENT
Kita semua juga bisa berakting puasa dengan mudah, tapi lihatlah, tidak pernah terbesit dalam hati kita untuk menjalani puasa dengan modus semacam itu. Subhanallah, inilah training keikhlasan terbaik yang pernah kita dapati. Sebulan penuh merasa di awasi dan beramal hanya karena Allah SWT.
Mari kita sedikit berangan, seandainya kaum muslimin di Indonesia bisa mengambil sedikit saja oleh-oleh keikhlasan semacam ini untuk bulan-bulan selanjutnya, bisa kita bayangkan angka kejahatan, korupsi dan sebagainya insya Allah akan menurun drastis. Karena mereka semua merasa di awasi oleh Allah SWT, lalu menjalankan ketaatan dengan ikhlas sebagaimana meninggalkan kemaksiatan juga dengan ikhlas. Subhanallah
Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Kedua: Ramadan untuk Training Keistiqomahan
Momentum Ramadan yang penuh dengan berbagai amalan dari pagi hingga malam hari mau tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seorang berlatih untuk istiqomah dalam hari-hari selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kita semua benar-benar menjadi orang yang sibuk dalam bulan Ramadan. Bangun di awal hari untuk sholat malam dan sahur, kemudian siang hari yang dihiasi tilawah dan dakwah, belum lagi malam hari yang bercahayakan tarawih dan tadarus. Semua kita lakukan dalam tempo sebulan penuh terus menerus.
Sebuah kebiasaan tahunan yang nyaris tidak kita percaya bahwa kita bisa menjalaninya. Semangat beribadah kita benar-benar dipacu saat memulai Ramadan. Bahkan Rasulullah SAW memberikan panduan agar menggandakan semangat saat akan melepas bulan mulia tersebut. Dari Aisyah ra, ia berkata:
"Adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Ramadhan), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya (ungkapan kesungguhan dan kesiapan dalam beribadah)." (HR Bukhori dan Muslim)
ADVERTISEMENT
Bila training keistiqomahan ini kita resapi dengan baik, maka kita akan terbiasa beramal secara terus menerus dan berkelanjutan dalam bulan yang lain. Segala halangan dan rintangan akan teratasi dengan sempurna karena semangat istiqomah yang telah tertempa dalam dada kita.
Pada bulan-bulan berikutnya, saat lelah melanda, ada baiknya kita mengingat kembali semangat kita yang menyala-nyala dalam bulan Ramadan. Untuk kemudian bangkit dan melanjutkan amal dengan penuh semangat!
Wallahu a’lam bisshowab.
3. Jika Orang Mati Bisa Hidup Lagi
Semua orang memiliki angan-angan berupa hal-hal yang dapat membahagiakan hatinya. Seorang yang miskin berangan ingin hidup kaya, seorang yang sakit berangan ingin hidup sehat, seorang yang lumpuh berangan ingin berjalan dengan kedua kakinya seperti sebelumnya dan lain sebagainya.
Intinya, semua yang hidup di dunia ini akan berusaha dan bersemangat untuk mencapai apa yang selama ini menjadi angan-angan mereka.
ADVERTISEMENT
Bahkan sebagian manusia, angan-angannya nampak tak berujung. Ketika satu angannya telah tercapai, ia akan berangan untuk mencapai yang lebih dari itu. Setelah tecapai, kembali berangan-angan yang lebih dari sebelumnya. Begitu seterusnya. Inilah tabiat manusia, tabiat yang tidak pernah merasa cukup.
Rasulullah SAW menggambarkan tabiat tersebut dalam sabdanya, “Jika seandainya anak cucu Adam memiliki satu lembah berisi emas, dia akan menginginkan untuk memiliki dua lembah yang berisi emas, padahal tidak akan pernah ada yang dapat memenuhi rongga mulutnya kecuali tanah (kematian), dan Allah mengampuni orang-orang yang bertaubat.” (HR. Bukhari)
Dalam konteks yang lebih jauh, ternyata, sebuah angan-angan tidak hanya ada pada orang-orang yang masih hidup saja. Tetapi juga ada pada orang-orang yang telah meninggal dunia. Benarkah?
ADVERTISEMENT
Ya, hal tersebut telah dijelaskan dalam banyak ayat-ayat-Nya di dalam Al-Qur’an dan pada sabda-sabda nabi-Nya. Angan-angan orang yang telah meninggal dunia tersebut, dimiliki oleh orang-orang beriman yang selama hidupnya mengerjakan amal-amal shalih, orang-orang yang mujrim yang selalu berbuat dosa, bahkan juga oleh orang-orang yang kafir kepada Allah SWT.
Apa angan-angan mereka semua?
Seorang yang beriman, yang semasa hidupnya selalu beramal shalih akan berangan dan berharap agar hari kiamat dapat disegerakan. Sebab ia telah mendengar kabar gembira bahwa ia akan masuk ke dalam surga, tempat duduk dan kediamannya telah ditampakkan padanya. Karena begitu bahagia, ia jadi tidak tenang dan berharap bisa kembali pada keluarganya dan memberitahukan bahwa dirinya akan masuk surga.
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW bersabda, “Jika jenazah telah diletakkan di ataskerandanya, lalu dipikul oleh para lelaki di atas pundakpundak mereka, maka jenazah itu akan berbicara. Jika jenazah itu adalah seorang yang shalih, dia akan berkata, “Segerakanlah aku, segerakanlah aku.” Dan jika dia bukan seorang yang shalih, dia akan berkata, “Celakalah diriku, di manakah mereka akan pergi membawanya.” Semua makhluk dapat mendengar suaranya kecuali manusia. Jika mereka dapat mendengarkannya, niscaya mereka akan pingsan karenanya.” (HR. Bukhari).
Rasulullah SAW juga bersabda, “Apabila seorang mu’min telah melihat apa yang dilapangkan padanya di dalam kuburnya, dia akan berkata, “Biarkanlah diriku, aku ingin memberi kabar gembira pada keluargaku.” Maka Malaikat berkata kepadanya, “Tenanglah” (HR. Ahmad).
Selanjutnya, orang-orang yang yang mujrim, yang gemar berbuat dosa dan lalai dengan perintah-perintah Allah selama di dunia, mereka juga punya angan-angan.
ADVERTISEMENT
Angan-angan mereka ternyata mirip dengan angan-angan golongan yang pertama tadi. Angan mereka adalah juga ingin kembali ke dunia untuk beramal shalih.
Di antara amalan shalih yang ingin mereka kerjakan jika diberi kesempatan kembali ke dunia adalah shalat dua raka’at. Ya, dua raka’at saja, itu angan mereka.
Nabi SAW bersabda, “Siapakah pemilik kuburan ini?” Para sahabat berkata, “Si fulan.” Maka Nabi SAW bersabda, “Shalat dua raka’at lebih dia inginkan dari sisa dunia kalian.” (HR. Thabrani).
Dalam riwayat lain di sebutkan, “Shalat sunnah dua rakaat yang ringan yang kalian remehkan, kemudian ditambahkan pada amalan orang ini lebih dia cintai dari pada dunia kalian.” (Shahihul Jami’, no. 3518).
Terakhir adalah orang-orang kafir, mereka pun berangan-angan. Angan mereka adalah mendapatkan waktu untuk dikembalikan ke dunia untuk menjadi orang yang beriman, sebab kematian telah meyakinkan dan membuka mata hati mereka yang selama ini tertutup. Sayang, semua itu hanyalah angan-angan saja. Wallahul musta’aan.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: 2 Contoh Kultum Lailatul Qadar Penuh Makna
(DEL)