Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
3 Nasehat Pernikahan Rasulullah untuk Putrinya, Sayyidah Fatimah
9 Maret 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menikah merupakan salah satu ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah. Bahkan beliau menyebut pernikahan sebagai penyempurna separuh agama.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Merawat Pernikahan oleh Tim Psikolog Menulis, pernikahan adalah pertemuan antara dua individu dengan latar belakang, karakter, dan budaya yang berbeda.
Tidak heran jika di tengah perjalanan mengarungi rumah tangga, terjadi perselisihan antara suami dan istri karena sejatinya mereka memang ‘berbeda’.
Tujuan pernikahan bukan untuk mengubah karakter atau pribadi salah satu menjadi seperti yang lainnya. Akan tetapi, masing-masing dituntut untuk bisa menerima perbedaan yang ada sehingga kebahagiaan dan ketentraman bisa terwujud.
3 Nasehat Pernikahan Rasulullah untuk Putrinya
Dalam pernikahan Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah, Rasulullah SAW memberikan khutbah berisi tuntunan, pandangan, dan wejangan mengenai pernikahan. Disadur dari laman NU Online, setidaknya ada tiga poin yang disampaikan Rasulullah pada kesempatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pertama, pernikahan adalah kuasa Allah. Semua yang ada di alam semesta ini tidak terlepas dari kuasa Allah SWT, termasuk pernikahan.
الذي خلق الخلق بقدرته، ونيرهم بأحكامه
“Dialah yang yang menciptakan makhluk dengan kekuasaan-Nya. Dialah yang menerangi jalan hambanya dengan ketetapan-Nya,” kata Rasulullah saw dalam khutbah pernikahan Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah.
Dalam pernikahan, Allah SWT telah membuat sebuah ketetapan. Jika pasangan suami istri mengikuti yang telah ditetapkan-Nya, pernikahan akan langgeng dan bahagia, begitupun sebaliknya.
Kedua, sarana memperoleh keturunan. Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW menyeru kepada umatnya untuk menikah dengan perempuan yang subur, agar dapat mempunyai keturunan.
Tapi yang terpenting bukan hanya memperoleh keturunan atau anak yang banyak, tetapi juga bisa mendidik dan berusaha membentuk generasi yang beriman, bertakwa, dan berilmu.
ADVERTISEMENT
إن عز وجل جعل المصاهرة نسبا
“Engkaulah yang Maha Tinggi dan Maha Mulia telah menjadikan perkawinan sebagai sarana memperoleh keturunan,” sambung Rasulullah SAW dalam khutbah pernikahan Fatimah.
Ketiga, mempererat tali kekerabatan. Salah satu rukun nikah dalam Islam yakni adanya wali, khususnya bagi mempelai wanita.
Sesungguhnya pernikahan dalam Islam tidak hanya melibatkan dua individu (mempelai laki-laki dan perempuan), tetapi juga keluarga besar kedua belah pihak. Umumnya, setelah sah menikah, dua keluarga besar akan memiliki ikatan yang kuat.
Nasehat Rasulullah SAW mengenai pernikahan adalah petunjuk paling sempurna. Dengan mengikuti atau mengamalkan nasehatnya, kesehatan akan terpelihara, kenikmatan dan kesenangan jiwa menjadi sempurna serta tujuan dari pernikahan bisa tercapai.
(EAR)