3 Pelajaran yang Bisa Diambil dari Pandemi Flu Spanyol 100 Tahun Lalu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
15 April 2020 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warga di California di tahun 1918 memakai masker untuk melindungi diri dari wabah Flu Spanyol. Foto: National Archives
zoom-in-whitePerbesar
Warga di California di tahun 1918 memakai masker untuk melindungi diri dari wabah Flu Spanyol. Foto: National Archives
ADVERTISEMENT
Saat dunia dilanda pandemi COVID-19, beberapa orang teringat dengan Flu Spanyol yang menginfeksi sepertiga penduduk dunia lebih dari 100 tahun lalu. Pandemi ini disebut paling buruk dalam catatan sejarah akhir-akhir ini.
ADVERTISEMENT
Dunia telah menderita banyak pandemi di tahun-tahun setelahnya. Tetapi tidak ada yang sama mematikannya dan begitu jauh jangkauannya seperti Flu Spanyol, termasuk virus Corona saat ini.
Berikut adalah kilas balik tentang Flu Spanyol dan beberapa pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut.

Langkah Cepat dan Berkelanjutan

Dalam sebuah penelitian di Journal of the American Medical Association tahun 2007, langkah sukses penanganan Flu Spanyol mengikuti 3 komponen. Pertama, intervensi cepat, terutama sebelum virus menginfeksi banyak orang dan menyebar dengan cepat. Kedua adalah kebijakan dilakukan secara berkelanjutan sampai virus benar-benar berkurang, bahkan hilang.
Ketiga adalah kebijakan berlapis. Artinya, tidak cukup hanya menganjurkan orang untuk tinggal di rumah. Karena mereka mungkin merasa perlu pergi ke sekolah atau bekerja, atau malah berekreasi dan pergi ke rumah ibadah.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, memberlakukan pembatasan yang berlapis perlu dilakukan. Tidak hanya pembatasan, pembuat kebijakan juga harus memikirkan solusi terkait efek pembatasan ini terhadap warga.
Ilustrasi peringatan virus Corona. Foto: Unsplash/Markus Spiske

Pentingnya Kebijakan Kesehatan Masyarakat

Dikutip dari Vox, flu Spanyol mulai mewabah ketika Perang Dunia I berlangsung. Sumber daya publik yang vital dialihkan ke kepentingan militer.
Di banyak tempat, hanya kelas menengah atau orang kaya yang mampu pergi ke dokter. Flu menewaskan banyak orang di daerah kumuh dan miskin, penduduk dengan gizi dan sanitasi yang buruk, serta orang-orang yang memiliki penyakit bawaan.
Pandemi ini mendorong perkembangan sistem kesehatan masyarakat di seluruh negara maju. Karena merawat kasus per kasus tidak akan cukup. Terlebih dengan pergerakan manusia yang semakin gencar dan mudah dilakukan. Ini menyebabkan penyakit dapat menyebar luas.
ADVERTISEMENT
Untuk menangani pandemi, pemerintah harus memobilisasi sumber daya seolah-olah sedang berperang. Caranya dengan memerhatikan keselamatan masyarakat luas, mengarantina orang yang menunjukkan tanda-tanda penyakit, dan membatasi pergerakan orang.
Langkah-langkah kesehatan masyarakat yang saat ini banyak diberlakukan di seluruh dunia sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus Corona adalah salah satu efek dari flu Spanyol.

Kepemimpinan yang Tegas

Dalam krisis, termasuk pandemi penyakit, kepemimpinan yang kuat sangat diperlukan. Saat flu Spanyol terjadi pada 1918, banyak pejabat pemerintah yang tidak memedulikan wabah tersebut untuk menghindari demoralisasi negara selama Perang Dunia I. Hal ini dapat menghambat respons terhadap krisis pandemi.
Di Philadelphia, Amerika Serikat, pemerintah tidak membatalkan parade Perang Dunia I ketika flu 1918 mulai meningkat. Ini kemungkinan menyebabkan ribuan infeksi setelahnya.
ADVERTISEMENT
Akibat pandemi, banyak orang diminta untuk mengisolasi diri dari orang yang dicintai, meninggalkan berbagai kegiatan, bahkan berisiko kehilangan penghasilan. Pemimpin bertugas untuk membimbing dan memotivasi warganya melewati krisis.
(ERA)