Konten dari Pengguna

3 Pesan Moral Novel Pulang Tere Liye beserta Sinopsisnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 Januari 2025 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca Novel Pulang Tere Liye. Foto: Tato_Torrejon/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca Novel Pulang Tere Liye. Foto: Tato_Torrejon/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Novel bertajuk "Pulang" adalah satu satu karya dari penulis Tere Liye yang sering diperbincangkan pembaca. Terbit pada tahun 2015, novel ini menjadi pembuka dari trilogi yang membahas dunia shadow economy.
ADVERTISEMENT
Shadow economy dalam konteks novel ini merujuk pada bisnis ilegal yang dijalankan jaringan organisasi raksasa. Mereka begitu berkuasa karena bisnisnya menjalar ke seluruh lini ekonomi. Kekuasaan itu pula yang membuat mereka tak tersentuh oleh hukum.
Meski menceritakan dunia yang penuh dengan aktivitas ilegal, tapi novel ini tidak bernuansa negatif. Justru ada banyak pesan moral novel "Pulang" Tere Liye yang bisa dipetik pembaca. Yuk, simak pesan moralnya dalam ulasan di bawah ini.

Sinopsis Pulang Tere Liye

Ilustrasi membaca Novel Pulang Tere Liye. Foto: Shutter Stock
"Pulang" karya Tere Liye menceritakan tentang Bujang, pemuda desa berusia 15 tahun yang digambarkan sangat piawai dalam berburu babi hutan. Keahliannya tersebut membuat ia dipanggil sebagai “Si Babi Hutan”.
Suatu hari, ia bertemu dengan seorang taipan dari kota yang dipanggil Tauke Besar. Taipan tersebut merupakan pemimpin Keluarga Tong yang menguasai bisnis shadow economy.
ADVERTISEMENT
Tauke Besar terkesan dengan keahlian Bujang dalam menangkap babi hutan. Menurutnya, Bujang memiliki potensi besar sehingga ia memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak.
Bujang merupakan anak satu-satunya dari keturunan tukang pukul paling masyhur di desanya, Samad. Sedangkan ibunya adalah guru agama bernama Midah. Meskipun tak memiliki anak lagi, tapi Samad dan Midah merelakan anaknya diadopsi dan dibawa ke kota oleh Tauke Besar.
Di kota, Bujang diberikan fasilitas pendidikan terbaik. Kemampuan bela dirinya juga diasah oleh guru khusus sampai akhirnya memenuhi kualifikasi untuk menjadi bodyguard Tauke Besar.
Seiring berjalannya waktu, kesehatan Tauke Besar menurun. Ia menginginkan Bujang menggantikan posisinya sebagai penguasa shadow economy.
Permintaan tersebut membuat Bujang merasa dilema. Sebab, di satu sisi, ia ingin setia kepada Tauke Besar, tapi di sisi lain ia selalu merasa ingin meninggalkan dunia shadow economy dan pulang ke desanya.
ADVERTISEMENT

Pesan Moral Novel Pulang Tere Liye

Ilustrasi Novel Pulang Tere Liye. Foto: Shutter Stock
Merujuk jurnal bertajuk Analisis Konflik Batin dan Nilai Moral dalam Novel Pulang Karya Tere Liye susunan Anhas Nur Hidayat, ada sejumlah nilai moral yang terkandung dalam novel ini, di antaranya:

1. Taat Pada Tuhan

Meskipun berkecimpung di dunia shadow economy yang penuh tipu muslihat, tapi Bujang digambarkan sebagai manusia yang tetap memegang beberapa prinsip agama.
Ia tidak meminum alkohol, tidak makan daging anjing atau babi, serta menunjukkan sikap berserah pada Tuhan ketika dihadapkan dengan masalah besar dalam hidupnya.

2. Tolong-menolong

Nilai tolong-menolong digambarkan lewat tokoh White yang selalu membantu Bujang dalam menyelesaikan misi atau tugas dari Tauke Besar. Namun, ia tak pernah meminta bayaran dari Bujang karena telah menganggap Si Babi Hutan itu sebagai penolongnya.
ADVERTISEMENT

3. Kerja Keras

Bujang merupakan tokoh yang selalu bekerja keras dan pantang menyerah. Ini terlihat dari semangatnya dalam mempelajari ilmu-ilmu formal di bangku sekolah, meskipun ia sebenarnya lamban dalam mencerna pelajaran. Berkat kerja kerasnya, ia pun berhasil lulus ujian seleksi masuk universitas.
(DEL)