Konten dari Pengguna

3 Skema Penyaluran Makanan Bergizi Gratis sesuai Ketentuan Pemerintah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
7 Januari 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis di SDN Slipi 15, Jakarta Barat, Senin (6/1/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis di SDN Slipi 15, Jakarta Barat, Senin (6/1/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu program unggulan dalam pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Mekanismenya dilakukan dengan memberikan makanan sehat dan bergizi secara gratis kepada 82,9 juta orang, yang mana fokus utamanya adalah 44 juta anak-anak di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tujuan utama dari program ini yakni meningkatkan kesehatan anak-anak, mencegah stunting, dan memastikan setiap anak mendapatkan nutrisi yang cukup setiap harinya. Melalui program ini, setiap anak akan mendapatkan satu kali makan sehat setiap hari yang memenuhi sekitar 30-35% dari kebutuhan gizi harian mereka.
Agar makanan bergizi ini bisa tersalurkan ke seluruh anak di Indonesia dengan lancar dan merata, pemerintah sudah menyiapkan beberapa skema penyaluran yang disesuaikan dengan kondisi setiap daerah. Lantas, apa saja skema penyaluran Makanan Bergizi Gratis yang akan digunakan dalam program ini? Simak informasinya di bawah ini.

Skema Penyaluran Makanan Bergizi Gratis

Program Makanan Bergizi Gratis kini mencakup makan siang dan sarapan. Foto: Pexels.com
Program MBG dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional dan mulai didistribusikan pada 6 Januari 2025. Awalnya, program ini hanya difokuskan pada penyediaan makan siang gratis.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring dengan pengembangan konsepnya, program ini diubah menjadi Makan Bergizi Gratis yang kini mencakup tidak hanya makan siang, tetapi juga sarapan.
Untuk memastikan tercapainya tujuan dari program ini, pemerintah telah merancang tiga skema penyaluran. Mengutip laman Indonesia.go.id, berikut penjelasan dari setiap skemanya:

1.⁠ ⁠Skema Penyaluran Menggunakan Dapur Pusat

Skema ini menggunakan dapur besar yang dibangun di lokasi strategis. Dapur pusat bertugas memasak dan menyiapkan makanan bergizi untuk dikirim ke beberapa sekolah di sekitarnya.
Bahan makanan yang digunakan biasanya berasal dari petani dan peternak di daerah sekitar dapur pusat agar lebih segar dan berkualitas. Setelah makanan siap, tim distribusi akan mengantarkannya langsung ke sekolah-sekolah yang menjadi sasaran program.
ADVERTISEMENT

2.⁠ ⁠Skema Penyaluran Melalui Dapur Sekolah atau Pesantren

Salah satu skema penyaluran Makanan Bergizi Gratis adalah melalui dapur sekolah atau pesantern. Foto: Pexels.com
Pada skema ini, dapur khusus dibangun langsung di sekolah atau pesantren yang memiliki banyak siswa, minimal 2.000 orang. Dengan dapur di lokasi sekolah, makanan bisa dimasak dan disajikan lebih cepat serta dalam keadaan hangat.
Menu makanan akan disusun oleh ahli gizi agar anak-anak mendapatkan nutrisi seimbang setiap harinya. Selain itu, dapur sekolah ini memastikan makanan selalu tersedia tanpa harus menunggu distribusi dari luar.

3.⁠ ⁠Skema Penyaluran di Daerah Terpencil

Untuk daerah yang sulit dijangkau, seperti pegunungan atau daerah terpencil, skema ini menggunakan metode pengiriman khusus. Makanan dikemas dengan teknologi vacuum pack agar tetap awet dan segar meskipun harus menempuh perjalanan jauh.
Pengiriman pun dilakukan secara berkala, bisa setiap minggu atau setiap bulan, tergantung akses ke lokasi tersebut. Menu makanan pun dibuat bervariasi agar anak-anak tetap dapat menikmati dan tidak bosan dengan makanan yang disediakan.
ADVERTISEMENT
Setiap skema penyaluran ini dirancang untuk memastikan program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan dengan baik dan merata di seluruh Indonesia. Dengan adanya pengelolaan yang tepat, diharapkan program ini bisa meningkatkan kualitas gizi anak-anak di seluruh negeri.
(SAI)