3 Tata Cara Puasa dalam Ajaran Katolik

Ilustrasi Gereja Katolik foto: Unsplash

Berbeda dengan tradisi puasa lainnya, puasa Katolik disertakan dengan pantangan. Puasa ini biasanya dilakukan di hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Namun, ada juga yang melangsungkan puasa setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali jika Jumat jatuh pada hari raya.

Tradisi puasa sebelum Hari Paskah wajib dilakukan oleh semua umat Katolik yang genap berusia 18 hingga awal 60 tahun. Sedangkan berpantang wajib dilangsungkan oleh umat berusia 14 tahun ke atas.

Sejatinya, puasa dan pantangan merupakan tanda pertobatan, penyangkalan diri, tanda empati, dan latihan rohani untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Tradisi ini dilakukan umat Katolik dengan tata cara tertentu.

Lantas, apa saja tata cara dalam puasa Katolik? Simak ulasannya berikut.

Ilustrasi Katolik foto: Unsplash

Berpantang Setiap Jumat Sepanjang Tahun

Puasa Katolik biasanya dilangsukan setiap hari Jumat selama tahun berjalan. Saat berpuasa, umat Katolik akan menerapkan pantangan makan. Misalnya, pantang makan daging dan hanya memakan sayuran dan buah-buahan.

Menentukan Jenis Pantang

Untuk menentukan jenis pantangan, umat Katolik dapat memilih makanan atau kegiatan yang paling digemari. Seperti pantang minum kopi, pantang bermain game, atau pantang merokok.

Tak hanya soal makan dan kebiasaan semata, pantangan ini dilakukan sebagai bentuk pengendalian diri demi nilai-nilai luhur. Puasa ini juga menjadi pengorbanan kesenangan sesaat untuk merasakan sedikit dari penderitaan Yesus.

Jangka Waktu Pelaksanaan Puasa

Umumnya, puasa Katolik dilaksanakan pada hari Jumat. Namun, puasa minimal wajib dilakukan setiap hari Rabu Abu dan Jumat Agung.

Jika ingin lebih, umat juga bisa berpuasa setiap Jumat selama masa Prapaskah (40 hari). Dalam pelaksanaannya, umat Katolik akan makan hingga kenyang satu kali, bisa saat pagi, siang, atau malam.

(GTT)