Konten dari Pengguna

3 Tenaga Medis di Zaman Rasulullah SAW yang Berperan dalam Dunia Kesehatan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 Agustus 2021 17:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dokter muslimah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dokter muslimah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jika menilik kembali sejarah, akan ditemukan beberapa nama sahabat Rasulullah yang turut andil dalam bidang kesehatan. Mereka dahulu dikenal sebagai tenaga medis bagi umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Meskipun belum fokus pada ilmu kedokteran, tenaga medis ini cukup andal dalam merawat dan menyembuhkan kaum Muslimin. Berbagai metode dan cara pengobatan tradisional dilakukan untuk menanganinya.
Beberapa tenaga medis di zaman Rasulullah yang terkenal di antaranya Aisyah binti Abu Bakar, Ummi Kultsum bin Ali bin Abi Thalib, dan Rufaidah binti Sa’ad. Bagaimana kisahnya? Untuk mengetahuinya simak penjelasan berikut.

Tenaga Medis di Zaman Rasulullah SAW

Tenaga medis di zaman Rasulullah mayoritas adalah perempuan. Para Muslimah ini diberikan haknya untuk turut andil dan berperan serta dalam kehidupan masyarakat.
Berkat jasanya, mereka begitu dihormati dan dimuliakan oleh kaum Muslimin. Agar lebih mengenalnya, berikut beberapa tenaga medis Muslimah yang beperan di zaman Rasulullah:
Ilustrasi dokter. Foto: Shutter Stock
1. Aisyah binti Abu Bakar
ADVERTISEMENT
Aisyah adalah sosok wanita yang cerdas. Kecerdasannya diakui oleh banyak sahabat dan murid-muridnya. Mengutip Kitab Siyar A'lam An-Nubala, dikisahkan bahwa Az-Zuhri berkata, "Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh para wanita lain, maka ilmu Aisyah lebih utama."
Mengutip buku Kisah Keteladan dan Hikmah Terbaik Para Sahabat Rasulullah oleh Muthia Asma, kecerdasan Aisyah radhiallahuanha tercermin dari kepintarannya dalam ilmu kedokteran. Ia mampu menyerap ilmu dengan baik hanya dengan mendengarkannya saja.
Mengutip Kitab Hilmatul Auliya, Hisyam bin Urwah menceritakan dari ayahnya berkata, "Sungguh aku telah ada yang yang bertemu dengan Aisyah, maka aku tidak mendapatkan seorangpun yang lebih pintar darinya tentang Al Qur'an, hal-hal yang fardhu, sunnah, sya'ir, yang paling banyak meriwayatkan, sejarah Arab, ilmu nasab, ilmu ini, ilmu itu dan ilmu qhadi dan ilmu kedokteran." Maka aku bertanya kepada beliau, "Wahai bibi, kepada siapa anda belajar tentang ilmu kedokteran?" Maka beliau menjawab, "Tatkala aku sakit, maka aku perhatikan gejala-gejalanya dan aku mendengar dari orang-orang menceritakan perihal sakitnya, kemudian aku menghafalnya.”
ADVERTISEMENT
Kepintaran Aisyah diturunkan dari ayahnya, Abu Bakar Ash-shidiq, yang sangat mahir dalam ilmu syair dan sejarah Arab. Aisyah menjadi satu-satunya wanita yang memiliki kelebihan di tiga bidang ilmu yaitu fiqih, kedokteran, dan syair.
2. Ummu Kultsum bin Abi Thalib
Ummu Kultsum pernah menjadi bidan, membantu persalinan di masa khalifah suaminya, Umar bin Khatthab. Ketika itu, khalifah Umar sedang melakukan kebiasaan rutinnya yaitu ronda pada malam hari.
Ilustrasi perjalanan Umar dan Ummi Kultsum. Foto: pexels
Beliau melewati suatu desa di Madinah. Tiba-tiba, ia mendengar suara rintihan seorang wanita yang bersumber dari dalam sebuah gubuk.
Di depan pintu, ada seorang laki-laki yang sedang duduk. Umar mengucapkan salam kepadanya dan bertanya tentang apa yang terjadi.
Laki-laki tersebut berkata bahwa dia adalah seorang Badui yang ingin mendapatkan kemurahan Amirul Mukminin. Umar bertanya tentang wanita di dalam gubuk yang beliau dengar rintihannya.
ADVERTISEMENT
Laki-laki tersebut tidak mengetahui bahwa yang berbicara dengannya adalah Amirul Mukminin, maka dia menjawab, "Pergilah Anda! Semoga Allah merahmati Anda sehingga mendapatkan hal yang Anda cari, dan janganlah Anda bertanya tentang sesuatu yang tak ada gunanya bagi Anda.”
Umar kembali mengulang pertanyaan hingga laki-laki tersebut mau menjawabnya. Ia berkata, “Dia adalah istriku yang hendak melahirkan dan tidak ada seorang pun yang bisa membantunya”.
Umar pun bergegas menyuruh Ummi Kultsum untuk membantu persalinan istri laki-laki tadi. Persalinan berjalan lancar berkat bantuan Allah melalui Ummi Kultsum.
Sejak saat itu, perannya sebagai bidan semakin dikenal oleh kaum Muslimin. Namanya tercatat sebagai tenaga medis yang banyak berperan pada zaman Rasulullah.
3. Rufaidah binti Sa’ad
ADVERTISEMENT
Beliau terkenal sebagai perawat muslim pertama di zaman rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Wanita berhati mulia ini bernama lengkap Rufaidah binti Sa'ad Bani Aslam Al-Khazraj.
Beliau lahir di Yastrib dan tinggal di Madinah. Rufaidah termasuk kaum Anshar, yaitu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah.
Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya yang berprofesi sebagai seorang dokter. Rufaidah adalah perawat profesional pertama di masa sejarah islam yang hidup di abad pertama Hijriah atau abad ke-8 Sesudah Masehi.
Rufaidah juga merupakan seorang pemimpin dan organisatoris. Beliau mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain dalam jumlah yang banyak.
Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Mengutip Majalah Kesehatan Muslim edisi I tahun I, Rufaidah adalah public health nurse dan social worker yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.
ADVERTISEMENT
(MSD)