Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
4 Hadits tentang Kontrol Diri agar Mendapatkan Kebahagiaan dalam Hidup
13 April 2022 14:11 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kontrol diri adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan serta mengelola perilaku dalam diri, terkait fisik atau pun psikologis seseorang. Dalam Islam, kontrol diri disebut dengan istilah Mujahadah An-Nafs.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Silsilah Keluarga Kiai Ending Zahidi: Suatu Jejak yang Hampir Terlupakan karya Idik Saeful Bahri, Mujahadah An-Nafs terdiri dari dua kata, yakni Mujahadah yang berarti bersungguh-sungguh dan An-Nafs yang artinya diri, nafsu, ego, jiwa, dan sebagainya.
Sehingga Mujahadah An-Nafs dapat dimaknai sebagai usaha melawan hawa nafsu dengan bersungguh-sungguh. Nafsu yang dimaksud di sini adalah seperti rasa marah, berburuk sangka, dan yang lainnya.
Dengan demikian, kontrol diri sangat dianjurkan bagi umat Muslim agar dapat memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Hal ini juga telah dijelaskan di dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari beberapa hadits. Untuk mengetahui apa saja hadist tentang kontrol diri, simak uraiannya di bawah ini.
Hadits tentang Kontrol Diri
Berikut ini adalah beberapa hadits tentang mengontrol diri yang dirangkum melalui sejumlah sumber, di antaranya yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Hadits mengendalikan diri agar selalu santun
Seseorang yang memiliki sopan santun akan mampu bersikap tenang dalam kondisi apapun. Meskipun diperlakukan secara tidak wajar dan terhormat, ia bisa merespon semua itu dengan baik tanpa kehilangan kontrol diri.
Hal ini sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang memiliki sifat santun terhadap siapapun meski beliau kerap dicemooh. Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik yang dikutip melalui buku Metode Rasulullah SAW dalam Mendidik karya Yendri Junaidi, M.A, bahwa ia berkata:
“Aku pernah berjalan bersama Rasulullah. Tiba-tiba datang seorang arab badui (arab kampung). Arab badui itu langsung saja menarik jubah Nabi dengan keras, sampai-sampai aku lihat pundak Nabi SAW memerah karena kuatnya tarikan orang itu.
Arab badui itu berkata, ‘Hai Muhammad, berikan aku sebagian harta miliki Allah yang ada padamu.’ Rasulullah SAW menoleh ke arah Arab badui itu dan tersenyum. Kemudian ia minta beberapa orang sahabat untuk memberi Arab badui itu dari baitul mal.” (HR. Imam Bukhari)
ADVERTISEMENT
2. Hadist mengendalikan amarah
Orang yang sedang marah biasanya akan mudah mengeluarkan kata-kata tidak wajar dari mulutnya bahkan ke orang yang tak dikenal. Ketika kemarahan sudah meledak-ledak, biasanya seseorang cenderung bertindak di luar batas kewajarannya.
Mengutip buku Rahasia Super Dahsyat dalam Sabar & Shalat terbitan Qultum Media, dalam pandangan Islam, sifat marah ini adalah salah satu bentuk atau perbuatan yang buruk dan merupakan tabiat setan. Oleh karena itu, agar kesabaran seseorang tidak ternodai, jauhilah sifat marah.
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam hadits Bukhari dari Abu Hurairah RA menuturkan, “Suatu ketika, datanglah seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Ya Rasul, berikanlah nasihat kepadaku yang bisa menyelamatkanku dari siksa neraka.’ Beliau menjawab, “jangan marah!’ ‘Apa lagi ya Rasul?’ tanya laki-laki itu. Beliau tetap menjawab, ‘jangan marah!’ hingga tiga kali.” (HR. Bukhari)
3. Hadits mengontrol diri untuk memanfaatkan setiap kesempatan
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW mengajarkan kepada setiap umat Muslim agar selalu senantiasa memaksimalkan dan memanfaatkan waktunya untuk berbut kebaikan sebelum datangnya lima perkara.
Dikutip dari buku Mengapa Sulit Bahagia oleh Sigit Priatmoko, Rasulullah SAW menyebutkan lima perkara tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan Ibn Abbas:
“Manfaatkanlah yang lima sebelum datang lima perkara yang lain: Mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Baihaqi)
4. Hadits keempat: Mengontrol diri dari berburuk sangka
Membicarakan aib atau kelemahan orang lain kini seakan sudah lumrah. Padahal perbuatan ini termasuk dosa yang besar yang harus dihindari agar tidak sampai menjadi kebiasaan.
Bahkan dalam hadits yang disadur melalui buku Kejarlah Akhirat, Dunia Pasti Kau Dapat oleh Nor Fadilah, Rasulullah SAW memerintahkan kepada umatnya untuk mengontrol diri agar tidak berburuk sangka kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
Dari Abu Huarairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian buruk sangka, sebab buruk sangka adalah sejelek-jelek perkataan. Jangan saling mencari tahu (aib orang lain) dan jangan saling memata-matai.” (HR. Abu Dawud)
(IMR)