Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
5 Cara Terbaik untuk Mengidentifikasi Berita Palsu yang Beredar
17 Maret 2025 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di era digital saat ini, informasi dapat dengan mudah menyebar melalui berbagai platform, termasuk media sosial dan situs berita daring. Namun, tidak semua informasi yang beredar dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
Banyak beredar berita palsu atau hoaks yang sengaja dibuat untuk menyesatkan pembaca. Berita palsu dapat memberikan dampak negatif, mulai dari menciptakan kepanikan, menyebarkan kebencian, hingga memengaruhi opini publik secara luas.
Oleh karena itu, mengetahui cara terbaik untuk mengidentifikasi berita palsu menjadi keterampilan yang sangat penting. Bagaimana caranya?
Cara Terbaik Mengidentifikasi Berita Palsu
Berita palsu sering kali disajikan dengan judul yang sensasional dan mengandung unsur provokasi agar menarik perhatian pembaca. Selain itu, informasi yang disampaikan dalam berita semacam ini biasanya tidak berdasarkan fakta yang valid atau berasal dari sumber yang tidak kredibel.
Kurangnya kesadaran dalam membedakan berita palsu dengan informasi yang benar dapat menyebabkan masyarakat mudah terpengaruh dan turut menyebarkan informasi yang tidak benar.
ADVERTISEMENT
Agar tidak terpengaruh dengan berita palsu yang beredar, masyarakat perlu mengetahui cara mengidentifikasinya. Dikutip dari laman komdigi.go.id, berikut adalah langkah-langkah yang dapa dilakukan untuk mengidentifikasi berita palsu:
1. Waspada terhadap Judul yang Provokatif
Berita hoaks sering menggunakan judul yang sensasional dan bersifat provokatif, misalnya dengan langsung menuding atau menyalahkan pihak tertentu. Kontennya bisa saja diambil dari sumber berita resmi, tetapi telah dimanipulasi agar sesuai dengan kepentingan pembuat hoaks.
Oleh karena itu, jika menemukan berita dengan judul yang provokatif, sebaiknya cari referensi dari sumber berita resmi dan bandingkan isinya. Dengan cara ini, pembaca bisa mendapatkan pemahaman yang lebih objektif dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan.
2. Periksa Alamat Web
Jika berita berasal dari sebuah situs web atau mencantumkan tautan, periksa alamat URL situs tersebut. Jika sumbernya bukan dari media resmi atau menggunakan domain yang tidak terpercaya, seperti blog pribadi, maka informasi tersebut patut diragukan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Dewan Pers, ada sekitar 43.000 situs yang mengklaim sebagai portal berita di Indonesia. Namun, hanya sekitar 300 situs yang telah terverifikasi sebagai media resmi. Artinya, ada ribuan situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet.
3. Verifikasi Fakta
Pastikan untuk mengecek dari mana berita berasal dan siapa sumbernya. Apakah informasinya bersumber dari institusi resmi seperti KPK atau Polri, atau hanya berasal dari individu tertentu seperti aktivis, tokoh politik, atau pengamat?
Keberimbangan informasi juga sangat penting. Jika suatu berita hanya mengutip satu sumber tanpa ada referensi lain yang mendukung, maka kemungkinan besar berita tersebut kurang akurat.
Selain itu, penting untuk membedakan antara fakta dan opini. Fakta didasarkan pada kejadian nyata yang disertai bukti, sedangkan opini bersifat subjektif karena merupakan pandangan pribadi penulis.
ADVERTISEMENT
4. Cek Keaslian Gambar
Di era digital, bukan hanya teks yang dapat dimanipulasi, tetapi juga foto dan video. Beberapa berita palsu bahkan menggunakan gambar yang telah diedit atau diambil dari peristiwa lain untuk menyesatkan pembaca.
Untuk memverifikasi keaslian gambar, Anda bisa menggunakan mesin pencari Google dengan fitur pencarian gambar terbalik (reverse image search).
Caranya cukup dengan mengunggah atau menyeret gambar ke kolom pencarian Google Images, sehingga dapat diketahui apakah gambar tersebut telah digunakan dalam konteks yang berbeda sebelumnya.
5. Bergabung dengan Komunitas Anti-hoaks
Di media sosial, terdapat berbagai forum dan grup diskusi yang secara aktif memeriksa kebenaran informasi, seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Indonesian Hoax Buster, serta grup Sekoci.
Dengan bergabung di komunitas ini, pengguna dapat berdiskusi dan bertanya apakah suatu informasi tergolong hoaks atau bukan. Selain itu, klarifikasi yang telah diberikan oleh anggota lain juga dapat menjadi referensi tambahan untuk membedakan berita asli dari yang menyesatkan.
ADVERTISEMENT
(DR)