5 Ciri Sahabat Sejati Menurut Islam: Cerdas hingga Jujur

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
23 Januari 2023 12:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sahabat sejati menurut Islam. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sahabat sejati menurut Islam. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, memilih sahabat tidak boleh dilakukan dengan sembarang. Pasalnya, sahabat adalah sosok yang mampu memengaruhi perkembangan seorang Muslim ke arah yang positif atau negatif.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Nahdlatul Ulama (NU Online), nilai seorang Muslim akan ditentukan dengan siapa yang menjadi sahabat sejatinya. Karena itu, Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya untuk berhati-hati dalam memilih sahabat sebagaimana hadits berikut.
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Seseorang menurut agama dinilai dari sahabat dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi sahabat dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Seperti apa ciri-ciri sahabat sejati menurut Islam? Bagi Anda yang mencari sahabat sejati sesuai pandangan Islam, simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Ciri Sahabat Sejati Menurut Islam

Ilustrasi ciri sahabat sejati menurut Islam. Foto: Pexels
Mencari sahabat sejati dalam Islam tidak hanya dinilai dari kesetiaannya, tetapi juga beberapa kriteria lain yang berdasarkan ajaran agama. Mengutip kitab Bidayatul Hidayah karangan Imam Al-Ghazali, berikut adalah lima ciri sahabat sejati menurut Islam yang perlu diketahui.
ADVERTISEMENT

1. Berakal cerdas dan tidak bodoh

Ciri utama seorang Muslim yang layak untuk dijadikan sahabat sejati adalah berakal cerdas. Mereka yang bodoh dianggap akan lebih banyak mencelakai karena kebodohannya meskipun maksudnya baik. Dalam kitab Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, Imam Al-Ghazali berkata:
فإذا طلبت رفيقا ليكون شريكك في التعلم، وصاحبك في أمر دينك ودنيا فراع فيه خمس خصال: الأولى: العقل: فلا خير في صحبة الأحمق، فإلى الوحشة والقطيعة يرجع آخرها، وأحسن أحواله أن يضرك وهو يريد أن ينفعك، والعدو العاقل خير من الصديق الأحمق
Artinya: "Bila kau ingin mencari sahabat yang menemanimu dalam belajar, atau mencari sahabat dalam urusan agama dan dunia, maka perhatikanlah lima hal ini. Pertama, akalnya. Tiada mengandung kebaikan persahabatan dengan orang dungu. Biasanya berakhir dengan keengganan dan perpisahan. Perilaku terbaiknya menyebabkan kemudaratan untukmu, padahal dengan perilakunya dia bermaksud agar dirinya berarti untukmu. Peribahasa mengatakan, ‘Musuh yang cerdik lebih baik daripada sahabat yang dungu." (Lihat Imam al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 90)
ADVERTISEMENT

2. Memiliki akhlak terpuji

Memiliki akhlak terpuji adalah kriteria yang harus dimiliki sahabat sejati. Akhlak ini tidak hanya dilihat dalam situasi normal, tetapi juga ketika marah.
Seorang Muslim yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah dianggap sanggup untuk mengedepankan akhlak terpuji sebagaimana dijelaskan Imam Al-Ghazali:
الثانية: حسن الخلق: فلا تصحب من ساء خلقه، وهو الذي لا يملك نفسه عند الغضب والشهوة
Artinya: "Kedua, akhlak yang baik. Jangan bersahabat dengan orang yang berakhlak buruk, yaitu orang yang tidak sanggup menguasai diri ketika sedang marah atau berkeinginan." (Lihat Imam al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 90-91)

3. Berperilaku saleh

Imam Al-Ghazali juga mengajarkan umat Muslim untuk tidak bersahabat dengan orang fasik yang terus menerus melakukan dosa besar. Carilah sahabat yang berperilaku saleh, yaitu mereka yang selalu menjauhkan diri dari dosa besar. Dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 28, Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
وَلا تُطِع مَن أَغفَلنا قَلبَهُ عَن ذِكرِنا وَاتَبَعَ هَواهُ وَكانَ أَمرُه فُرُطا
Artinya: "Jangan kau ikuti orang yang Kami lalaikan hatinya untuk mengingat Kami dan orang yang mengikuti hawa nafsu dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al-Kahfi: 28)

4. Tidak serakah atau gila terhadap dunia

Tidak serakah terhadap dunia adalah ciri lain seseorang yang cocok dijadikan sahabat menurut pandangan Islam. Sifat zuhud atau serakah adalah keburukan yang dapat menular.
Karena itu, setiap Muslim sebaiknya menghindari persahabatan dengan orang-orang yang tergila-gila terhadap dunia. Dalam kitab yang sama, Imam Al-Ghazali berkata:
الرابعة: ألا يكون حريصا على الدنيا: فصحبة الحريص على الدنيا سم قاتل؛ لأن الطباع مجبولة على التشبه والاقتداء، بل الطبع يسرق من الطبع من حيث لا يدري فمجالسة الحريص تزيد في حرصك، ومجالسة الزاهد تزيد في زهدك
ADVERTISEMENT
Artinya: "Keempat, jangan cari sahabat yang gila dunia. Persahabatan dengan orang yang gila dunia (serakah) adalah racun mematikan karena watak tabiat itu meniru dan meneladani. Bahkan tabiat itu mencuri tabiat orang lain dari jalan yang tidak disadari. Pergaulan dengan orang serakah dapat menambah keserakahanmu. Sementara persahabatan dengan orang zuhud dapat menambah kezuhudanmu." (Lihat Imam al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 92).

5. Selalu berkata jujur

Jujur merupakan sifat penting yang perlu dimiliki seorang sahabat. Itu karena Islam memerintahkan umatnya agar berhati-hati dan jangan sampai memilih sahabat pendusta.
Sifat pendusta akan merugikan dan membawa seseorang pada hal-hal yang menyesatkan sebagaimana tercantum dalam kutipan kitab berikut.
الخامسة: الصدق: فلا تصحب كذابا، فإنك منه على غرور، فإنه مثل السراب، يقرب منك البعيد، ويبعد منك القريب.
ADVERTISEMENT
Arinya: "Kelima, jujur. Jangan bersahabat dengan pendusta. Kau dapat tertipu olehnya. Pendusta itu seperti fatamorgana, dapat mendekatkan sesuatu yang jauh dan menjauhkan yang dekat darimu." (Lihat Imam al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Indonesia: Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah, tanpa catatan tahun], halaman 92).
(AAA)