Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
5 Contoh Teks Pidato Islami Pendek tentang Kehidupan
26 Januari 2023 12:44 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pidato merupakan salah satu media penyampaian pesan yang sering dijumpai dalam berbagai jenis kegiatan, termasuk yang bersifat keagamaan. Di kalangan masyarakat Muslim sendiri, dakwah ke-Islaman juga kerap disampaikan dalam bentuk pidato singkat.
ADVERTISEMENT
Tujuan pidato dalam Islam adalah memberikan informasi sekaligus memengaruhi pendengar untuk memercayai atau melakukan sesuatu yang dianjurkan oleh pembicara. Agar tujuan tercapai, pidato harus dilakukan dengan baik dan benar.
Selain memerhatikan materi dan gaya bahasa, orang yang hendak berpidato juga harus melihat latar belakang pendengarnya. Dalam bahasa Arab, prinsip ini dikenal dengan istilah khataban naasa 'alaa qadara 'uqulihim, yang artinya “berbicaralah kepada orang sesuai kapasitasnya.”
Bagi Anda yang sedang mencari referensi, simak beberapa contoh teks pidato Islami pendek tentang berbagai tema dalam ulasan berikut ini.
Contoh Teks Pidato Islami Pendek
Dihimpun dari Buku Panduan Kegiatan Pendidikan Subuh karangan Muhamad Yahya dan Materi-Materi Kultum (Kuliah 7 Menit) karya Drs. Budianta, berikut adalah beberapa contoh teks pidato Islami pendek yang penuh makna.
ADVERTISEMENT
1. Pidato Menuntut Ilmu dalam Islam
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat….
Yang sama-sama kita hormati….
Dan teman-teman seperjuangan yang saya banggakan
Pertama sekali, mari kita ucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT.
Shalawat dan salam senantiasa kita ucapkan kepada junjungan umat, Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaat beliau kelak di padang mahsyar.
Teman-teman sekalian yang berbahagia!
Pada pagi ini, saya akan menyampaikan pidato singkat dengan tema keutamaan menuntut ilmu dalam Islam . Menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah yang sangat penting menurut ajaran Islam. Dalam sabdanya, Rasulullah SAW mengatakan:
“Menuntut ilmu itu wajib bagi tiap-tiap Muslim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist shahih di atas memberi arahan pada kita akan wajibnya menuntut ilmu. Kewajiban ini akan sangat berkaitan dengan kepentingan kita sebagai manusia dan derajatnya nanti di hadapan Allah SWT. Setelah mengetahui hadist ini, jangan sampai kita masih malas dan mencari-cari alasan dalam menuntut ilmu.
ADVERTISEMENT
Pernah dengar cerita khalifah Umar bin Khattab ketika bertemu sekumpulan pemuda yang hanya duduk tanpa melakukan apapun? Ketika itu, Khalifah Umar bin Khattab datang menghampiri para pemuda itu. Beliau menegur dan memerintahkan mereka untuk segera melakukan sesuatu, jangan hanya duduk-duduk saja dan membuang waktu.
Dari kisah tersebut, pelajaran yang bisa kita ambil adalah jangan sampai kita memiliki waktu luang yang tidak diisi dengan kegiatan bermanfaat. Sebagai Muslim, hendaknya kita selalu mengisi waktu kita dengan sebaik-baiknya, salah satunya dengan menuntut ilmu. Hal ini tidak harus dilakukan di bangku sekolah, tetapi juga di luar, di lingkungan sekitar, di kehidupan nyata sehari-hari.
Teman-teman yang berbahagia, demikianlah pidato singkat dari saya. Semoga ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil agar kita sama-sama berkembang menjadi seorang Muslim yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Pidato Etos Kerja Islami
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat….
Yang sama-sama kita hormati….
Dan teman-teman seperjuangan yang saya banggakan
Pertama-tama, mari kita ucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam senantiasa kita ucapkan kepada junjungan umat, Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaat beliau kelak di padang mahsyar.
Teman-teman sekalian yang berbahagia!
Pada pagi ini, saya akan menyampaikan pidato singkat dengan tema etos kerja Islami.
Sebagai seorang Muslim, kita dituntut untuk selalu menanamkan etos kerja Islami. Bagaimana etos kerja Islami yang diperlukan untuk mencapai hasil yang baik, mulia, terhormat, dan berkah? Jawabannya kembali pada status manusia itu sendiri sebagai makhluk dan hamba Allah.
Manusia diciptakan dengan berbagai kelengkapan potensi yang ada pada dirinya untuk bekerja sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran, surat al-Qashash ayat 77.
ADVERTISEMENT
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Artinya: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
Oleh sebab itu, bekerja bagi umat Muslim adalah upaya yang sungguh-sungguh dengan menggerakan seluruh aset, pikiran, dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menempatkan dirinya sebagai hamba Allah sekaligus bagian dari masyarakat (manusia) yang baik. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
“Tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Allah, Daud AS, makan dari hasil keringatnya sendiri.” (HR. Bukhari)
Terakhir yang dapat saya sampaikan, manusia diciptakan Allah lengkap dengan anggota tubuh yang memang praktis untuk bekerja, mulai dari tangan, kaki, panca indra, dan lain-lain.
Tidak hanya itu, Allah SWT juga menciptakan alam dan segala sumber daya yang memungkinkan manusia untuk bekerja menghasilkan sesuatu yang berguna dalam hidup ini.
Allah bahkan menganugerahkan akal pikiran, serta petunjuk-petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Manfaatkan semua itu dengan baik dan maksimal agar kita bisa menjadi Muslim yang sempurna dan berguna bagi sesama.
ADVERTISEMENT
Demikian pidato singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil agar kita sama-sama berkembang menjadi seorang Muslim yang lebih baik. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Pidato Selalu dalam Pengawasan Allah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’iin.
Teman-teman yang berbahagia!
Kita percaya bahwa Allah itu Maha Mengetahui. Namun sering kali kita lupa bahwa setiap detik kita berada dalam pengawasannya. Sehingga dalam kesendirian, manakala tidak ada orang yang melihat, kita dapat melakukan kemaksiatan dengan leluasa. Padahal Allah melihat semua perbuatan kita. Inilah yang sering kita lupakan.
Oleh karena lupa bahwa Allah itu selalu mengawasi, maka akan merasa aman apabila secara diam-diam nelakukan kejahatan, me- manipualasi, korupsi, mencuri, berzinah dan sebagainya. Seandainya setiap saat manusia merasa diawasi oleh Allah, maka ia tak akan berani melakukan perbuatan tercela, kecuali orang-orang yang memang durhaka kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang Muslim yang beriman, kita harus benar-benar percaya bahwa Allah adalah Dzar yang memiliki kemampuan untuk mengetahui gerak-gerik makhluknya, baik dilakukan secara terang-terangan maupun tersembunyi. Diterangkan dalam Al-Quran,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16)
Teman-teman yang saya hormati!
Merasa selalu dalam pengawasan Allah dapat menimbulkan dampak yang positif bagi kepentingan kita kelak di akhirat. Dengan begitu, perbuatan kita akan terkontrol dan cenderung untuk melakukan sesuatu yang bark-baik saja. Yakni perbuatan yang dapat mendatangkan keuntungan di dunia maupun di akhirat.
ADVERTISEMENT
Kebaikan-kebaikan yang senantiasa kita kerjakan akan nwngantarkannya pada akhir kehidupan dalam keadaan khusnul hatimah orang yang selalu hidupnya berbuat baik, beramal taat, dan menghindari perbuatan maksiat, insyaAllah ia akan mati dalam keadaan yang nenyenangkan.
Demikian pidato singkat ini. Hendaklah kita selalu merasa bahwa Allah selalu mengawasi diri kita dalam setiap kesempatan.
Bilahit taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. Pidato Pentingnya Bersyukur
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Pada kesempatan kali ini saya akan berpidato singkat mengenai pentingnya bersyukur. Syukur dalam penerapannya mempunyai banyak dimensi dan warna yang berbeda. Syukur dalam agama Islam mempunyai peranan yang penting dalam mengatur tindakan yang berangkat dari hati.
Kalau kita melihat fenomena kekacauan yang terjadi pada akhir zaman ini, kita akan mendapati bahwa salah satu akar masalah dari kekacauan tadi adalah kurangnya rasa syukur yang dimiliki oleh manusia dan jauh dari mengingat kematian. Syukur yang benar pasti akan melahirkan perilaku yang baik dan tepat. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
ADVERTISEMENT
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al-Baqarah: 172)
Dari ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk bersyukur atas apa yang telah Ia berikan kepada kita.
Tidak ada ruginya seseorang yang selalu bersyukur kepada Allah. Bahkan Allah akan menambah nikmatnya bagi orang-orang yang bersyukur. Seperti pada Surat Ibrahim yang berbunyi.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim:7)
ADVERTISEMENT
Saya kira cukup sampai di sini pidato singkat ini mengenai keutaamaan bersyukur. Semoga kita bisa mengamalkannya di setiap sendi kehidupan kita. Amiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
5. Pidato Kejujuran dalam Islam
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’iin.
Pertama, mari kita ucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam senantiasa kita ucapkan kepada junjungan umat, Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaat beliau kelak di padang mahsyar.
Ciri seorang muslim sejati adalah jujur. Bukanlah dikatakan Muslim sejati jika seseorang suka berbohong dan menipu. Rasulullah Muhammad Saw. dalam kehidupannya sehari-hari dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya. Karena itu jujur nerupakan akhlak yang sangat baik dan indah menurut pandangan Allah.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya jika kita hidup di dunia ini memelihara kejujuran, maka kedamaian akan dapat dirasakan oleh seluruh manusia. Orang-orang yang selalu jujur dalam setiap tindakan dan ucapan, maka ia termasuk golongan yang beruntung. Allah berfirman:
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
Artinya: “Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
Demikianlah kemuliaan sikap jujur. Semoga pidato singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Bilahit taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(AAA)