Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
5 Contoh Teks Tausiyah Singkat yang Kaya Akan Ajaran Islam
11 Mei 2023 16:27 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tausiyah merupakan salah satu kegiatan agama Islam dengan menyiarkan pesan yang mengandung makna kepada khalayak umum. Tidak seperti ceramah, orasi, ataupun khotbah, tausiyah sifatnya tidak resmi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Unsyiah, Tausiyah berasal dari bahasa Arab tausiyah yang artinya nasihat. Maknanya mirip dengan tabligh atau ceramah, yakni penyiaran ajaran agama Islam yang berisi pesan-pesan dalam hal kebenaran dan kesabaran.
Allah berfirman dalam surat Al-’Ashr yang isinya tentang perintah menasihati sesama Muslim. Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mengerjakan amal saleh, salah satunya saling menasihati.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."
Allah sangat menyukai hamba-Nya yang saling menasehati agar tetap berada di jalan yang diridhoi-Nya dengan cara bertausiyah. Seperti apa bentuk tausiyah itu?
ADVERTISEMENT
Contoh Tausiyah Singkat
Mengutip buku Kumpulan Kultum Ramadhan (Berkaca pada Jiwa 2), karya Prito Windiarto, S.Pd., Gr. dan Taupiq Hidayat, S.pd.I, Al-Hafizh, 65 Kultum Kamtibnas oleh K.H.D. Syarif Hidayatullah, M.A., dan Kumpulan Kultum, Ceramah, dan Pidato oleh Prito Windiarto, dkk., inilah contoh teks tausiyah singkat yang bisa direnungkan.
1. Menyambut Ramadhan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin. Wassholatu wassalamu ala nabiyyina muhammadin sallallahu ‘alaihi wassalam. Amma ba’du.
Puji beserta syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya, kita masih bisa berkumpul di acara ini. Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, kali ini kita akan menyapa kembali bulan suci Ramadhan. Kedatangannya disambut beragam oleh orang-orang.
ADVERTISEMENT
Pertama, ada yang menyambutnya dengan biasa-biasa saja. Baginya, Ramadhan tidak lebih dari rutinitas tahunan. Dan baginya pula, Ramadhan tidak memberikan pengaruh apa-apa selain kenyataan bahwa harus berpuasa selama satu bulan penuh.
Hanya menahan lapar dan haus tanpa diimbangi dengan ibadah lainnya. Bagi orang seperti ini apa yang dilewatkan selama Ramadhan ini tak akan membekas makna dan pengaruh setitik pun.
Kedua, orang yang menanggapi secara sinis. Orang ini merasa berat hati ketika datangnya bulan suci. Merasa malas ketika melaksanakan ibadah.
Baginya, puasa itu menyebalkan. Mereka menganggap seperti itu karena selama Ramadhan tidak bisa lagi makan-makan secara bebas dan berbuat sesuka hati.
Ketiga, orang yang antusias begitu menyambutnya. Golongan ini merasa sangat senang dan antusias begitu bulan Ramadhan datang dan menjalankannya dengan gembira.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang merasa antusias pun bermacam-macam, ada yang merasa ingin meningkatkan pahalanya dengan cara tadarus atau shalat tarawih, menikmati nuansanya seperti sahur atau berbuka bersama, maupun sebagai ajang pesta petasan.
Termasuk golongan manakah kita? Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang antusias dalam menyambut Ramadhan. Pada gilirannya, semoga kita juga bisa mengisi Ramadhan ini dengan banyak kebajikan. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhiroti hasanah, waqina adzabannar. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Keutamaan Tarawih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin. Wassholatu wassalamu ala nabiyyina muhammadin sallallahu ‘alaihi wassalam. Amma ba’du.
Puji beserta syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya, kita masih bisa berkumpul di acara ini. Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Selain puasa, salah satu ibadah spesial di bulan Ramadhan selain puasa (shaum) adalah shalat tarawih. Shalat sunnah qiyamul lail ini hanya ada di bulan suci Ramadhan.
Ibadah shalat tarawih sangat disayangkan jika dilewatkan begitu saja. Ada banyak sekali keutamaan dan keistimewaan ketika kita menegakkan shalat. Apa saja keistimewaannya?
Pertama, shalat tarawih bisa menjadi ladang mencari pahala. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
Pengampunan dosa dalam hadits tersebut dapat mencakup dosa besar dan dosa kecil berdasarkan tekstual hadits. Namun ada pendapat lain yang mengatakan yang dimaksud pengampunan dosa adalah khusus untuk dosa kecil.
Meski begitu, mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan, semoga shalat tarawih yang kita lakukan bisa menggugurkannya. Membersihkan dosa-dosa kita.
ADVERTISEMENT
Kedua, sunnah muakkad yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Shalat tarawih adalah ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Diriwayatkan dari Ibnu Syihab, Urwah menyampaikan kepadanya bahwa Aisyah telah melaporkan jika pada suatu malam bulan Ramadhan, Rasulullah berangkat ke masjid dan mendirikan shalat di sana.
Setelah itu, beredar cerita mengenai Rasulullah yang menjalankan shalat tarawih. Keesokan harinya, orang-orang pun berbondong-bondong ikut shalat tarawih hingga jamaah semakin banyak. Masjid pun tidak bisa lagi menampung saking banyaknya para jamaah yang hadir.
Lalu, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya aku tahu kemampuan kalian. Akan tetapi aku ragu bila shalat tarawih itu diwajibkan atas kalian,dan kalian tidak mengerjakannya.”
Jadi, meski sunnah, kita jangan sampai melewatkan ibadah yang sangat dianjurkan ini. Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhiroti hasanah, waqina adzabannar.
ADVERTISEMENT
Sekian yang bisa disampaikan, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Menjadi Manusia Terbaik
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin. Wassholatu wassalamu ala nabiyyina muhammadin sallallahu ‘alaihi wassalam. Amma ba’du.
Puji beserta syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya, kita masih bisa berkumpul di acara ini. Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah menurunkan Al-Qur’an melalui malaikat yang terbaik, yaitu Malaikat Jibril dan juga kepada Rasulullah SAW di Lauhul Mahfudz. Lalu di negeri yang terbaik yaitu Mekkah dan Madinah, di bulan terbaik (Ramadhan), dan malam terbaik (Lailatul Qadar).
Tausiyah kali ini akan membahas tentang menjadi manusia terbaik di mata Allah SWT. sebagaimana diriwayatkan Bukhori dan Abu Dawud:
ADVERTISEMENT
“Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar A-Qur’an dan mengajarkannya.”
Menjadi manusia terbaik bukan hanya diukur dengan berapa banyak ilmu yang dimiliki. Akan tetapi, lebih dari itu seberapa bermanfaatkah ilmu yang dia miliki untuk orang lain?
Tentunya, orang yang memiliki sedikit ilmu lalu dia mengamalkannya dan mendakwahkannya akan lebih baik daripada orang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya dan mendakwahnya.
Orang yang telah mengetahui satu huruf Al-Qur’an, lalu dengan pengetahuannya itu dia mengajarkan anak-anaknya, keluarganya, dan masyarakatnya, maka dia adalah manusia terbaik. Karena dia telah memberikan banyak manfaat dari ilmu yang dia dapatkan.
Ilmu tersebut bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang lain juga. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Fussilat ayat 33:
ADVERTISEMENT
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan dia berkata; sungguh aku termasuk orang-orang muslim.”
Oleh karenanya, marilah kita menjadi manusia terbaik, yaitu manusia-manusia yang selalu belajar dan mengajarkan Al-Qur’an tanpa mengenal batas usia. Dimulai dari belajar membaca sesuai kaidah ilmu tajwid, hingga merenungi makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhiroti hasanah, waqina adzabannar. Sekian yang bisa disampaikan, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. Keutamaan Hadir dalam Majelis Ilmu
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin. Wassholatu wassalamu ala nabiyyina muhammadin sallallahu ‘alaihi wassalam. Amma ba’du.
Puji beserta syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya, kita masih bisa berkumpul di acara ini. Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang Muslim, sudah selayaknya kebutuhan akan majelis ilmu Allah SWT menjadi kebutuhan pokok. Laksana asupan makanan yang harus dipenuhi, majelis ilmu adalah makanan utama bagi hati dan pikiran.
Ilmu-ilmu Allah tidak akan didapat jika kita enggan hadir dalam majelis yang menaunginya. Sehingga, keberadaan diri kita dalam majelis ilmu juga merupakan suatu kebutuhan yang mutlak adanya.
Saat ini, banyak sekali fasilitas yang dapat memudahkan kita untuk mempelajari ilmu-ilmu Allah.Baik itu kelompok pengajian, majelis taklim, forum remaja masjid, dan sebagainya.
Selain itu, berbagai media seperti radio, televisi, buku-buku, hingga surat kabar pun sudah banyak ilmu yang diajarkan. Sehingga, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengamalkan apa yang wajib kita imani tentang keutamaan mencari ilmu.
ADVERTISEMENT
Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu yang senantiasa diamalkan. Tidak hanya diendapkan dalam pikiran dengan hati, namun juga ditunjukkan melalui perbuatan yang kita lakukan.
Selain itu, dengan mengikuti majelis ilmu, kita juga bisa mendapatkan banyak nilai positif yang terjadi pada diri kita. Seperti dapat menghindarikan diri dari perbuatan yang sia-sia, terhindar dari maksiat, serta menyembuhkan hati yang sakit dan melunakkan hati yang keras.
Sekian yang bisa disampaikan, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Tipe Manusia
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin. Wassholatu wassalamu ala nabiyyina muhammadin sallallahu ‘alaihi wassalam. Amma ba’du.
Puji beserta syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya, kita masih bisa berkumpul di acara ini. Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Manusia berdasarkan keyakinannya, terbagi dalam tiga tipe, yakni mukmin, kafir, dan munafik. Pembagian golongan tersebut disampaikan secara rinci oleh firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah.
"Berdasarkan keyakinan dan perilakunya, manusia terbagi menjadi tiga: Mukmin, Kafir, dan Munafik. Bersyukurlah menjadi orang Mukmin, tapi tidak perlu menuding orang lain Kafir dan Munafik. Cukuplah kita tahu sifat-sifat kafir dan nifak agar tidak terjerumus ke dalamnya." (Inspirasi dari Surat Al-Baqarah ayat 1-20).
Pertama, orang mukmin. Orang mukmin adalah orang yang beriman kepada segala hal gaib (Allah SWT, malaikat, nabi, hingga hari kiamat). Orang beriman juga tidak akan ragu akan keberadaan semuanya.
Kedua, orang kafir. Kebalikannya dari orang beriman, tipe kafir menolak mentah-mentah adannya gaib. Ia tidak percaya dengan Allah SWT. Sungguh golongan orang-orang yang merugi.
ADVERTISEMENT
Terakhir, munafik. Munafik adalah tipe orang bermuka dua yang tidak jelas hitam putihnya. Orang yang jika memiliki sikap lain di mulut dan lain di hati.
Kaum munafik adalah golongan yang sangat berbahaya di kehidupan kita. Karena itu, sosok orang munafik dirincikan lebih jelas di Al-Qur'an karena keberadaannya harus diwaspadai dan sifat-sifatnya perlu dihindari.
Namun demikian, kita tidak usah menunjuk orang lain dengan kata kafir atau munafik. Cukuplah Allah yang menilai tentang golongan-golongan manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 29:
"Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir."
Sekian yang bisa disampaikan, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
ADVERTISEMENT
(ANF)