Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
5 Petaka Makan Uang Haram Menurut Dalil
27 Februari 2023 9:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, Allah SWT tidak melarang hambanya untuk mencari harta di dunia. Ini karena Allah mengetahui bahwa harta atau uang adalah salah satu hal yang dapat membuat manusia merasa bahagia.
Sebagaimana yang difirmankan dalam surat Al-Imran ayat 14, yang artinya:
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (Qs. Al-Imran: 14).
Akan tetapi, Allah akan menurunkan hukuman yang perih jika manusia menggunakan cara-cara yang haram dalam mengumpulkan harta. Apalagi, jika harta atau uang haram tersebut sampai termakan oleh dirinya dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
5 Petaka Uang Haram
Mengutip dari jurnal yang berjudul Pengaruh Harta Halal & Haram Pada Umat oleh M. Wildan Fawaid, uang haram akan memberikan petaka terhadap orang yang memakannya.
Petaka tersebut tidak hanya diberikan kepada orang yang mencari hartanya saja namun juga kepada keluarganya apabila mereka ikut memakan uang haram tersebut.
Berikut adalah petaka memakan uang haram yang dijelaskan dalam dalil:
1. Mendapatkan balasan yang perih di akhirat
Rasulullah SAW telah mengatakan dalam haditsnya yang shahih,
"Wahai Ka'ab bin Ujrah, sesungguhnya tidaklah tumbuh setiap daging yang diberi asupan makanan yang haram melainkan nerakalah yang berhak membakarnya.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
2. Menjadi penyebab kehinaan, kemunduran serta kenistaan
Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila kalian berjual beli dengan cara inah (salah satu bentuk transaksi ribawi), sibuk dengan ekor-ekor sapi (harta kekayaan), dengan bercocok tanam, dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kalian dikuasai oleh kehinaan. Tidak akan diangkat kehinaan tersebut sampai kalian kembali kepada syariat agama kalian.”(HR. Abu Dawud)
ADVERTISEMENT
3. Mempercepat datangnya azab
Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila perzinahan dan riba merajalela di suatu negeri, sungguh mereka telah mengundang azab Allah untuk menimpa mereka.”(HR. al-Hakim)
4. Tertolaknya doa
Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim)
ADVERTISEMENT
5. Tindakannya disamakan dengan perbuatan orang Yahudi
Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 62, yang artinya:
"Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan" (Qs. Al-Maidah: 62).
(PHR)