Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Tarian Daerah Sunda yang Populer di Kalangan Masyarakat Indonesia
14 November 2022 16:30 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 7 Desember 2022 18:30 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tarian daerah Sunda merupakan salah satu kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Selain itu, ada pula budaya lain yang dilestarikan di wilayah Jawa Barat di antaranya upacara adat, rumah tradisional, dan pakaian khas.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya karya Pram, suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat Pulau Jawa Indonesia. Wilayah utama suku Sunda saat ini mencakup provinsi Jawa Barat dan Banten.
Salah satu kesenian khas suku Sunda yang sudah mendunia adalah tari Jaipong. Tarian daerah ini bahkan sudah diusulkan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda asal Indonesia .
Selain Jaipong, Sunda juga memiliki beragam jenis tarian lain yang tidak kalah populer di kalangan masyarakat Indonesia. Apa saja tarian daerah Sunda tersebut? Simak informasi lengkapnya dalam ulasan berikut ini.
Tarian Daerah Sunda
Dihimpun dari buku Tata rias dan busana tari Sunda karya Endang Caturwati dan Agus R. Sardjono, berikut adalah beberapa jenis tarian daerah Sunda yang populer.
ADVERTISEMENT
1. Tari Jaipong
Tari Jaipong berasal dari daerah Karawang, Jawa Barat. Jaipong dibuat oleh H. Suwanda dan Gugum Gumbira sekitar tahun 1976 dengan menggabungkan elemen seni tradisi pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu, dan lain-lain.
Dalam pertunjukannya, tari jaipong diiringi dengan musik gamelan dan nyanyian sinden. Tari ini biasa dimainkan untuk acara penyambutan tamu, pentas seni, upacara adat, dan lain-lain.
2. Tari Topeng
Tari Topeng adalah jenis tarian Sunda yang berkembang di daerah Cirebon, Jawa Barat. Seperti namanya, para penari topeng menggunakan penutup wajah sebagai aksesoris saat melakukan pertunjukkan.
Tari Topeng biasa dipentaskan dalam acara perkawinan, khitanan, pentas seni, dan lain-lain. Tarian ini dapat dimainkan secara individu maupun kelompok yang terdiri dari beberapa orang.
ADVERTISEMENT
3. Tari Merak
Tari Merak merupakan jenis tarian Sunda yang berasal dari kota Bandung, Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh Rd. Tjetje Somantri dan ditampilkan pertama kali pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Tari Merak memperlihatkan gerak-gerik burung merak jantan dengan bulu ekor yang indah. Dalam pertunjukannya, tari Merak dimainkan oleh perempuan dengan busana yang sangat glamor, estetis, dan eksotis.
4. Tari Sintren
Tari Sintren adalah jenis tarian daerah yang berkembang di kota Cirebon, Jawa Barat. Tarian ini dikenal sebagai tarian mistis karena saat pertunjukkan, sang penari akan dirasuki oleh roh halus.
Awalnya, tari Sintren hanya dipentaskan pada waktu sunyi di malam bulan purnama. Namun, saat ini pementasan tari Sintren dapat dilakukan pada siang hari dan ditujukan untuk memeriahkan suatu acara.
ADVERTISEMENT
5. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu berkembang di daerah Priangan, Bogor, dan Purwakarta, Jawa barat. Tari Ketuk Tilu mulanya dimainkan dalam rangka menyambut musim panen. Saat ini, tari Ketuk Tilu sudah menjadi hiburan masyarakat luas.
Tari Ketuk Tilu terdiri dari tiga gerakan khas, yaitu gitek, geol, dan goyang. Adapun nama Ketuk Tilu sendiri diambil dari alat musik pengiring yang mengeluarkan tiga suara, yaitu rebab, kendang, dan kuanter.
6. Tari Pati Laras
Mengutip buku Mengenal Seni Tari Indonesia karya Muryanto (2020), tari Pati Laras adalah lambang kegembiraan para pemuda pemudi. Tarian ini sangat rancak gerakannya, sehingga menjadi salah satu jenis tarian yang digemari oleh masyarakat Sunda.
7. Tari Kuda Renggong
Tari kuda renggong biasa terlihat pada acara mengarak pengantin sunat, ajang festival, dan acara-acara besar lainnya. Saat tarian ditampilkan, ada bocah pria dan perempuan yang duduk di punggung kuda. Mereka didandani menyerupai pangeran dan akan menari seraya menggerakan tangannya.
8. Tari Topeng Kelana
ADVERTISEMENT
Tari Topeng Kelana diiringi oleh gamelan yang terdiri atas kendang, saron, bonang, kebluk, jenglong, kemanak, suling, dan gong. Pada beberapa pentas, tarian ini dilengkapi dengan sinden yang mendendangkan tembang-tembang dalam logat Jawareh.
9. Tari Ronggeng Bugis
Tari Ronggeng Bugis dulunya digunakan untuk penyamaran dari Sunan Gunung Jati kepada kerajaan Pajajaran. Penyamaran ini dilakukan oleh beliau untuk menyebarkan agama Islam, khususnya di daerah Cirebon, Jawa Barat.
10. Tari Sampiung
Tari Sampiung merupakan tarian tradisional yang berasal dari Jawa barat. Pada zaman dahulu, tarian ini ditampilkan untuk keperluan berbagai upacara penting seperti Seren Taun, Pesta Panen, Ngaruat, Rebo Wekasan, bahkan pada hari raya kenegaraan seperti pada perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan RI.
11. Tari Topeng Babakan
Tari Topeng Babakan merupakan salah satu tarian yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tarian ini mulanya berawal dari pertunjukan yang dilakukan secara berkeliling pada abad ke-20. Hingga akhirnya, Tari Topeng Babakan pun populer di wilayah Priangan.
ADVERTISEMENT
12. Tari Topeng Kuncaran
Tari Topeng Kuncaran dibawakan oleh penari yang mengenakan topeng di bagian wajahnya. Tari ini cukup terkenal dalam kesenian Sunda. Biasanya, Tari Topeng Kuncaran dibawa dalam pementasan dan acara-acara besar.
13. Tari Rampak Gendang
Tari Rampak Gendang dibawakan secara serempak dan bersama-sama oleh para penari. Tarian Sunda ini biasanya diiringi musik kendang dan gamelan degung. Rampak Gendang dimainkan oleh dua orang yang menggunakan kostum serupa.
14. Tari Buyung
Tari Buyung kurang dikenal oleh masyarakat luas. Tarian tradisional ini berasal dari daerah Cigugur, Kuningan. Dalam pertunjukannya, biasanya penari akan membawa buyung yaitu alat yang mirip seperti wadah air.
15. Tari Keurseus
Tari Keurseus menjadi salah satu tarian Sunda yang memiliki perjalanan cukup panjang. Tarian ini mengandung nilai-nilai masa lampau yang berhubungan langsung dengan ritual. Biasanya, tarian ini dipentaskan dalam acara keagamaan dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri Budaya Sunda
Budaya Sunda memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan budaya lain. Secara umum, masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual.
Kecenderungan ini dicerminkan dalam pameo silih asih, silih asah, dan silih asuh yang artinya saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan).
Selain itu, masyarakat Sunda juga memiliki sejumlah nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Mengutip buku Pemimpin Perubahan Lintas Budaya karya Wustari (2022), pada kebudayaan Sunda, keseimbangan magis dipertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat.
ADVERTISEMENT
Sementara keseimbangan sosialnya dicerminkan melalui perilaku gotong-royong dan tolong menolong antarsesama. Budaya Sunda memiliki ciri khas masyarakatnya yang ramah, santun, lembut, cerdas, kreatif terutama dalam hal seni dan makanan, senang bercanda, dan saling membantu (guyub).
Dalam berkomunikasi dan berbicara, orang Sunda biasa menggunakan bahasa halus untuk orang yang dituakan dan dihormati. Hal ini serupa dengan bahasa krama yang terdapat di daerah Jawa Tengah.
Keunikan Budaya Sunda
Keunikan budaya Sunda dapat dilihat dari ragam tradisinya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa tradisi yang biasa diselenggarakan:
1. Tingkeban
Tradisi Tingkeban biasa dilakukan sebagai syukuran atas kehamilan perempuan yang mencapai usia 7 bulan. Tujuannya tidak lain untuk memohon berkah kepada Tuhan agar bayi dan ibu sehat sampai persalinan. Tingkeban lebih diutamakan untuk anak pertama.
ADVERTISEMENT
2. Ngaruat bumi
Tradisi ngaruat bumi dilakukan pada bulan Dzulhijjah atau menjelang tahun baru Islam. Istilah ngaruat berasal dari kata “ngarawat” yang berarti mengumpulkan atau memelihara. Biasanya, tradisi ini dilangsungkan dengan cara mengumpulkan seluruh hasil bumi, baik yang masih mentah maupun yang sudah matang.
3. Budaya Lengser
Budaya Lengser biasa dimainkan saat upacara adat dan pesta pernikahan. Kesenian ini tokoh utamanya adalah Ki Lengser yang ditemani seorang istri bernama Ambu. Keunikan kesenian ini terletak pada dialognya yang kerap mengundang tawa.
(AAA)