Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
5 Tradisi Hari Raya Waisak di Berbagai Negara, dari Indonesia hingga Korea
26 Mei 2021 8:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sama seperti perayaan hari raya agama lain, setiap tahunnya pemeluk agama Buddha turut meramaikan Hari Raya Waisak dengan berbagai tradisi. Di setiap negara juga memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakannya.
Seperti apa tradisi Hari Raya Waisak di berbagai negara tersebut? Berikut informasi mengenai tradisi Hari Raya Waisak di lima negara, dikutip dari berbagai sumber.
1. Indonesia
Di berbagai daerah Indonesia, tradisi perayaan Hari Raya Waisak juga berbeda-beda. Namun, untuk skala nasional, pusat perayaan Waisak ada di Candi Borobudur dan Candi Mendut.
Mengutip buku 105++ Tradisi Hari Raya di Dunia oleh Redaksi Plus (2012), setelah melakukan upacara puja dan bakti di Candi Mendut, para biksu beserta umat Buddha beriringan melakukan arak-arakan menuju Candi Borobudur.
ADVERTISEMENT
Barisan kirab atau arak-arakan itu terdiri dari barisan pembawa bendera merah putih dan bendera Warubi, kemudian diikuti kendaraan hias yang membawa relief Sang Buddha. Tak hanya itu, arak-arakan ini diiringi pula dengan mobill yang membawa Api Dharma dan Air Suci.
Di Candi Borobudur, perayaan ini dimeriahkan dengan tradisi pelepasan ribuan lampion. Sangha dan umat Buddha berkumpul dan menyalakan lampion, kemudian melepaskannya ke angkasa bersama-sama.
2. Vietnam
Perayaan Waisak di Vietnam dikenal dengan nama Mega Perayaan Waisak. Perayaan ini digelar dengan khidmat di Pagoda Quan Su, Hanoi dan dipimpin oleh Perdana Menteri Vietnam.
Tak hanya di Hanoi, kota lain seperti Da Nang turut mengadakan Mega Perayaan Waisak. Untuk memeriahkan perayaan Waisak, ada berbagai tradisi yang turut dilakukan. Misalnya, melepaskan burung merpati, berdoa bersama, dan mengarak mobil bunga di jalan-jalan utama.
ADVERTISEMENT
3. Sri Lanka
Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha, Sri Lanka merayakan Hari Raya Waisak selama dua hari. Perayaan dilakukan di Mahavira Kelaniya dengan acara puja bakti secara perorangan.
Masyarakat Buddha di setiap daerah merayakannya dengan berbagai cara, misalnya dengan menghias Torana seindah mungkin. Ada yang berisi cerita Buddha, ada pula yang berupa lukisan tubuh Sang Buddha dilengkapi dengan lampu hias yang indah.
Sedangkan dari segi keagamaan, umat Buddha di Sri Lanka memiliki tradisi puja bakti serta mendengarkan dhamma desana di Vihara selama satu hari penuh, sejak pagi hingga sore hari.
4. Thailand
Di Thailand, Hari Raya Waisak lebih dikenal dengan Visakha Bucha. Dilansir dari blogs.trasnparent.com, pada hari penting ini, umat Buddha di Thailand akan menyiapkan diri dengan pakaian rapi serba putih. Kemudian, mereka pergi ke kuil sebelum fajar untuk melakukan pengibaran bendera Buddha.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga memberikan sedekah kepada para biksu serta memberikan persembahan berupa bunga dan membakar dupa. Keduanya memiliki makna simbolis bahwa kehidupan cepat berlalu, seperti bunga yang pada akhirnya layu dan mati serta dupa yang akan terbakar habis.
Tradisi Hari Raya Waisak di Thailand tak berhenti sampai di situ. Banyak burung dan hewan yang juga dilepaskan ke alam liar sebagai simbol kebebasan. Di malam hari, ada tradisi di mana orang-orang berjalan di sekitar kuil untuk menghormati tiga permata agama Buddha dengan diterangi cahaya lilin.
5. Korea Selatan
Melansir theculturetrip.com, Hari Raya Waisak di Korea Selatan ditandai dengan cahaya lentera warna-warni yang menghiasi berbagai jalanan. Secara simbolis, lentera itu bermakna menyampaikan kebijaksanaan dan kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Di Korea Selatan, Hari Raya Waisak juga dikenal sebagai Bucheongnim osin nal yang artinya "hari ketika Buddha datang". Bagi mereka yang pergi ke kuil saat Hari Raya Waisak akan disuguhi makanan gratis seperti sanchae bibimbap dan teh. Mereka juga dapat menyaksikan berbagai pertunjukan tradisional Korea yang diselenggarakan di kuil.
Banyak pula yang menggantung lampion di sekitar kompleks kuil. Di atas lentera tersebut, mereka biasanya menuliskan nama dan keinginan masing-masing.
Sementara itu, puncak perayaan Waisak di Korea dikenal sebagai Yeon Deung Hoe atau Festival Lentera Teratai. Di kota-kota besar seperti Seoul dan Busan, festival ini menampilkan pertunjukan lentera, di mana para biksu bersama masyarakat berparade di kota dengan lentera dan menyalakan lampion.
ADVERTISEMENT
(ADS)