Konten dari Pengguna

5 Virus Kucing yang Kerap Menyerang, Ini Gejala dan Cara Perawatannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 Oktober 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virus kucing. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus kucing. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak digemari masyarakat. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, tak sedikit orang yang menjadikan kucing sebagai teman dalam menjalani keseharian.
ADVERTISEMENT
Meski terlihat mudah, memelihara kucing membutuhkan komitmen dan usaha ekstra. Tak hanya soal asupan dan kebersihan, tapi juga perlu memberikan perhatian penuh agar kucing tidak mudah stres.
Sama seperti manusia, kucing juga dapat terkena berbagai macam penyakit, termasuk yang diakibatkan oleh virus. Itu mengapa pemeriksaan kesehatan kucing perlu dilakukan secara rutin.
Apa saja macam-macam virus kucing? Inilah beberapa virus yang dapat menyerang kucing seperti yang dikutip dari buku Hidup Sehat Bersama Kucing Kesayangan oleh Nurheti Yuliarti, situs web Petcarerx, dan beberapa sumber lainnya.

Macam-Macam Virus Kucing

Ilustrasi virus kucing. Foto: Pexels

1. Feline Panleukopenia (FPV)

Virus ini perlu diwaspadai karena cepat menular dan menekan respons imun kucing. Penurunan imun akan membuat kucing mudah terserang penyakit, termasuk penyakit yang bersifat zoonosis.
ADVERTISEMENT
Virus FLP akan menyerang saluran pencernaan, sumsum tulang, dan jaringan limpa.
Gejala:
Kucing yang terserang virus ini biasanya akan menunjukkan gejala seperti muntah, diare, hingga kejang. Kucing berumur 3-5 bulan yang tidak divaksin mungkin memiliki gejala lebih parah seperti tidak mau makan, muntah-muntah, serta penurunan sel darah putih. Dalam rentang 3-5 hari, kucing akan mengalami dehidrasi disertai diare.
Penyebab:
Virus ini mampu bertahan di lingkungan yang kotor dan di dalam suhu ruangan. Cara penularan FLP terjadi melalui kontak langsung dengan urine maupun tinja dan kontak tidak langsung dengan peralatan yang telah tercemar, seperti tempat makan dan minum, kasur, mainan, dan lainnya.
Perawatan:
Setelah tertular, sebagian besar kucing harus menjalani rawat inap. Namun, antibiotik terbukti dapat memerangi virus dan sebagian besar infeksi sekunder di dalam usus. Pemberian antibiotik dapat mencegah perkembangan virus. Jika sudah pulih, kucing tersebut akan kebal terhadap virus FPV seumur hidup.
ADVERTISEMENT

2. Feline Immunodeficiency Virus (FIV)

Feline Immunodeficiency Virus atau FIV adalah virus yang merusak dan melemahkan sistem kekebalan kucing. Kucing yang terinfeksi virus FIV berisiko tertular infeksi lain yang berisiko lebih fatal.
Gejala:
Gejala umum yang terlihat adalah demam, kelelahan, penurunan berat badan, infeksi kulit dan pernapasan. Tanda lainnya adalah muntah, diare, infeksi mulut, dan kerontokan rambut atau bulu.
Penyebab:
FIV biasanya ditularkan melalui luka gigitan yang dalam, air liur, dan darah. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat ditularkan dari induk ke anak kucing.
Perawatan:
Virus ini tidak dapat disembuhkan, sehingga Anda harus fokus pada penguatan sistem kekebalan tubuh. Caranya dengan rutin melakukan pengecekan kesehatan setiap enam bulan sekali dan memberikan suplemen.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi risiko penularan, pemilik dapat mengebiri dan mensteril kucing jantan, menjaga kebersihan, dan menjaga kesehatan kucing dengan melakukan vaksin secara teratur beserta asupan nutrisi yang baik.

3. Feline Herpes (FVR)

Virus ini paling sering ditemui dan menjadi salah satu penyebab utama dari infeksi saluran pernapasan pada kucing.
Gejala:
Gejala umum yang kerap ditemui adalah bersin, hidung tersumbat, mata berair, demam, dan kelelahan. Semua gejala ini dapat berlangsung hingga dua minggu.
Penyebab:
Penularan herpes kucing sering terjadi melalui sekresi tubuh seperti cairan dari mata, hidung, dan mulut. Tingkat penularan lebih tinggi terjadi pada kucing yang berbagi kotak kotoran atau litter box, mangkuk minuman dan makanan, mainan, dan alat perawatan. Virus ini juga dapat menyebar dari induk ke anak kucing selama kehamilan.
ADVERTISEMENT
Perawatan:
Seperti FIV, herpes kucing tidak dapat disembuhkan. Mintalah bantuan dokter hewan terdekat. Lalu, dokter akan meresepkan antibiotik atau obat antivirus untuk mencegah virus berkembang. Obat tambahan akan direkomendasikan untuk mengatasi gejala keputihan dan mengurangi rasa tidak nyaman pada kucing.

4. Feline Leukemia (FeLV)

Ilustrasi virus kucing. Foto: Pexels
Leukemia pada kucing sering dikira sebagai kanker karena menyerang sumsum tulang.
Gejala:
Gejala yang umum adalah penurunan berat badan, kerusakan bulu, diare kronis, pembesaran kelenjar getah bening, dan kejang. Namun, gejala ini tidak bertahan sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi awal.
Penyebab:
Risiko penularan leukemia kucing sangat besar, dapat melalui sekresi tubuh seperti air liur, urine, dan kotoran. Anak kucing yang terlahir dari induk yang terinfeksi sangat mungkin ikut tertular, terutama selama masa menyusui.
ADVERTISEMENT
Perawatan:
Leukemia kucing adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Jadi, yang bisa dilakukan adalah memberi perawatan dengan membuat kucing merasa nyaman.
Beberapa dokter mungkin akan meresepkan obat untuk memperpanjang usia kucing meskipun efektivitasnya tidak begitu tinggi.

5. Feline Calicivirus (FCV)

Virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, mulut, dan mata pada kucing.
Gejala:
Gejala umum yang ditemukan adalah bersin, hidung tersumbat, keluarnya cairan dari mata serta hidung, luka pada lidah, gusi, bibir atau hidung, dan air liur yang berlebihan. Gejala lainnya yang kerap ditemui adalah demam, kelelahan, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Penyebab:
Seperti virus sebelumnya, FCV sangat menular melalui sekresi tubuh seperti air liur serta cairan dari mata dan hidung yang bercampur dengan udara saat bersin. Selain itu, virus ini dapat menyebar melalui kontak dengan urine dan feses.
ADVERTISEMENT
Virus FCV dapat bertahan pada permukaan benda seperti mainan, mangkuk makanan, dan tempat tidur hingga satu minggu. Bahkan, penularannya dapat terjadi melalui sentuhan manusia pada benda-benda tersebut, lalu menularkannya ke kucing yang sehat.
Perawatan:
Jika dibawa ke dokter hewan terdekat, dokter akan meresepkan antibiotik dan anti-peradangan. Dokter juga akan merekomendasikan suplemen untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Penggunaan pelembab udara di rumah dapat mengurangi penyumbatan pada saluran pernapasan serta menghindari kemungkinan dehidrasi pada kucing.
(ANS)