Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
6 Film Sedih Indonesia tentang Keluarga yang Menyentuh Hati
24 April 2025 10:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Film sedih Indonesia tentang keluarga cukup mendominasi industri perfilman Tanah Air. Tidak hanya dekat dengan kehidupan sehari-hari, kisah yang diangkat pun mampu menyampaikan pesan mendalam tentang kasih sayang, pengorbanan, dan arti kebersamaan.
ADVERTISEMENT
Cerita yang disajikan umumnya dibalut dengan pendekatan realistis dan emosional. Sehingga, film lebih mudah dipahami oleh penonton dan mampu memberikan kesan yang mendalam.
Jika sedang mencari rekomendasi film sedih Indonesia tentang keluarga, berikut deretan judul yang bisa masuk dalam daftar tontonan Anda!
Rekomendasi Film Sedih Indonesia tentang Keluarga
Dirangkum dari IMDb, berikut beberapa pilihan film Indonesia tentang keluarga yang menyentuh hati:
1. Jumbo (2025)
Film animasi karya Ryan Adriandhy ini mengangkat kisah Don, seorang anak yatim piatu berusia 10 tahun yang bertubuh besar dan kerap mendapat ejekan dari teman-temannya. Don memiliki warisan berharga dari orang tuanya berupa buku dongeng berjudul Pulau Gelembung.
Buku itu menjadi sumber harapan bagi Don, di mana ia mengikuti pertunjukan bakat untuk membuktikan kemampuannya. Namun impiannya goyah ketika buku dongeng tersebut dicuri.
ADVERTISEMENT
Lalu, ia pun bertemu dengan peri kecil bernama Meri yang membawanya pada petualangan magis penuh makna. Film ini menyampaikan pesan tentang keberanian, persahabatan, dan pentingnya menghargai diri sendiri.
2. 1 Kakak dan 7 Ponakan
Film ini diangkat dari serial TV tahun 1996 dengan judul yang sama dan berfokus pada cerita cinta keluarga. Disutradarai Yandy Laurens, film ini menceritakan perjuangan seorang pemuda bernama Moko yang harus mengasuh tujuh keponakannya setelah kakak dan iparnya meninggal dunia.
Moko, yang semula memiliki impian besar menjadi arsitek dan kuliah ke luar negeri, harus merelakan mimpinya demi mengurus keluarga. Di tengah kesulitan ekonomi dan tanggung jawab besar yang tengah ia emban, Moko dihadapkan pada pilihan sulit antara mengejar karier atau berkorban demi keluarga.
ADVERTISEMENT
3. Rumah untuk Alie (2025)
Film garapan Herwin Novianto ini mengisahkan Alie, satu-satunya anak perempuan dari lima bersaudara yang hidup dalam ketidakadilan setelah kematian ibunya.
Ia dituduh sebagai penyebab kepergian sang ibu. Sejak saat itu, ia pun mendapat perlakuan tidak adil dari ayah dan saudara-saudaranya. Alie mengalami kekerasan fisik dan emosional, bahkan di sekolah ia juga menjadi korban perundungan.
Meski demikian, ia tetap berusaha bertahan dan mencari makna rumah yang sesungguhnya, bukan sekadar tempat tinggal, tapi tempat di mana ia bisa merasa aman dan dicintai. Cerita ini menggambarkan pentingnya penerimaan dan kasih sayang dalam keluarga.
4. Miracle in Cell No. 7 (2022)
Film adaptasi dari versi Korea ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Kisahnya berfokus pada Dodo Rozak, seorang ayah penyandang disabilitas intelektual yang dituduh melakukan kejahatan terhadap seorang anak. Meski tidak bersalah, tekanan dari berbagai pihak membuatnya terpaksa mengaku.
ADVERTISEMENT
Di dalam penjara, ia mendapatkan simpati dari sesama narapidana. Mereka pun membantunya bertemu kembali dengan putrinya, Ika Kartika. Film ini mencerminkan kasih sayang seorang ayah yang tak terbatas oleh kondisi apa pun. Ceritanya pun begitu emosional dan menguras air mata.
5. Home Sweet Loan (2024)
Drama karya Sabrina Rochelle Kalangie ini menceritakan tentang Kaluna, anak bungsu yang tinggal serumah dengan orang tua dan dua kakaknya.
Karena hidup sebagai sandwich generation, Kaluna pun harus membagi penghasilannya untuk mendukung seluruh keluarga. Mimpinya untuk memiliki rumah sendiri menjadi sulit tercapai.
Film ini menggambarkan konflik batin, tekanan ekonomi, dan dilema antara tanggung jawab keluarga dan cita-cita pribadi. Film ini termasuk salah satu film populer di tahun 2024 karena dianggap relevan dengan keadaan generasi muda saat ini.
ADVERTISEMENT
6. Bila Esok Ibu Tiada (2024)
Disutradarai Rudi Soedjarwo, film ini berkisah tentang Rahmi, seorang ibu yang membesarkan empat anaknya seorang diri setelah ditinggal oleh suaminya.
Konflik dari film ini muncul saat anak-anaknya sibuk dengan urusan masing-masing dan mulai terpecah. Rahmi berharap agar mereka bisa rukun, terutama jika suatu saat ia tak lagi bersama mereka.
Film ini memuat pesan bahwa keluarga yang utuh bukan hanya soal selalu bersama secara fisik, tapi tentang saling peduli dan perhatian satu sama lain dengan tulus.
(SAI)